Kesejahteraan rutin karyawan dipandang perlu tetap terpelihara dan bahkan ditingkatkan, di samping penjagaan terhadap resiko kecelakaaan kerja.
Untuk memelihara sedapat mungkin kesejahteraan hidup yang stabil dan langgeng, tentunya diperlukan suatu dana khusus untuk mengejawantahkannya
secara praktis. Sumber dana yang teraplikasi dalam bentuk tabungan merupakan langkah
tepat sebagai jaminan bagi setiap karyawan setelah ianya tidak produktif lagi dalam arti memasuki masa pensiun, meninggal dunia atau cacat total dan tetap.
Hal inilah yang dimaksudkan dengan dana tabungan bagi karyawan yang dikenal dengan program hari tua. Namun demikian perlu kiranya dibatasi bahwa
tabungan hari tua tidaklah sama dengan pensiun. Tabungan hari tua merupakan dana tersendiri bagi karyawan dalam bentuk iuran yang mereka setorkan selama
melaksanakan hubungan kerja ditambah iuran dari perusahaan, dihitung sejak karyawan tersebut bekerja dan tentu saja terdaftar sebagai peserta tabungan hari
tua menurut ketentuan yang berlaku. Dana tabungan hari tua merupakan suatu program yang dicanangkan oleh
perusahaan sebagai jaminan masa depan dan kehidupan sosial yang memadai bagi setiap karyawan yang tidak produktif lagi.
Dari uraian tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan tabungan hari tua adalah bentuk tabungan wajib yang mempunyai tujuan untuk memberi bekal uang
pada hari tua dan yang pembayaran kembalinya hanya dapat dilakukan apabila tenaga kerja berhenti bekerja karena telah mencapai usia 55 lima puluh lima
tahun, meninggal dunia, atau cacat total dan tetap sehingga tidak dapat berpenghasilan.
34
B. Ketentuan Perjanjian Jaminan Hari Tua
Sesuai dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan hajat hidup rakyat banyak, seperti yang tertuang dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD NRI
Tahun 1945 bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, maka karyawan sebagai pendukung hak dan
kewajiban di dalam hubungan kerja juga harus dipikirkan kesejahteraan sosial ekonominya.
35
34
Imam Soepomo, Ibid, hal. 146.
35
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2011, hal. 27.
Hari tua adalah suatu peristiwa yang tidak bisa dihindari oleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setiap manusia, demikian pula halnya dengan karyawan. Memasuki hari tua seringkali menimbulkan keresahan pada karyawan, hal ini disebabkan memasuki
masa pensiun dimana pendapatanpenghasilan cenderung berkurang. Di sisi lain produktivitas karyawan memasuki usia tua juga menurun. Hal
ini disebabkan berbagai faktor, diantaranya: Kemampuan manusia bekerja terbatas, baik dalam berpikir maupun daya
bekerja secara fisik. Oleh sebab itu didalam masyarakat dikenal istilah pensiun. Artinya berhenti bekerja pada perusahaan. Akibatnya upah yang
diterima menjadi berkurang, bahkan sering menjadi kehilangan penghasilan. Timbullah keluhan jaminan hari tua. Sesungguhnya keluhan
seperti itu tidak akan terjadi sekiranya sejak usia muda telah membuat perencanaan.
36
“Adapun yang dimaksud dengan asuransi jaminan hari tua adalah suatu asuransi atau pertanggungan resiko yang diadakan khusus dalam bidang
ketenagakerjaan atau perburuhan dengan maksud untuk memberikan jaminan bagi kedua belah pihak, baik yakni bagi pengusaha atau perusahaan maupun bagi
karyawan”. Untuk hal tersebut perusahaan bersama-sama dengan tenaga kerja turut
mempersiapkan pertanggungan dalam bentuk dana hari tua yang dapat diterima oleh tenaga kerja memasuki usia pensiun untuk menjamin kesejahteraan karyawan
setelah tidak bekerja lagi. Latar belakang timbulnya ketentuan jaminan hari tua ini erat kaitannya
denagn keberadaan AIA Financial sehingga resmi menjadi perusahaan yang mengelola kepentingan kesejahteraan karyawan P.T. BANK CIMB NIAGA Tbk.
Ketentuan ini mengisyaratkan bahwa tenaga kerja dalam menjalankan produktivitasnya harus dilindungi dari segala kemungkinan yang merugikan, baik
yang diakibatkan karena kecelakaan kerja, maupun hilangnya pendapatan diakibatkan cacat, memasuki usia 55 tahun yang erat kaitannya dengan tenaga
kerja tersebut.
37
36
Rience G. Widyaningsih, Himpunan Materi-materi Penting dalam Menunjang Keberhasilan Studi Hukum Kerja
, Armico, Bandung, 1983, hal. 94.
37
A. Ridwan Halim dan Sri Subiandini, Sari Hukum Perburuhan Aktual, Pradnya Paramita, Jakarta, 1987, hal. 65.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Merujuk pada pengertian jaminan hari tua sebagai pertanggungan atas setiap resiko sosial yang dapat menimpa karyawan, maka tujuan dari keberadaan
AIA Financial itu sendiri adalah: Salah satu usaha yang lebih nyata untuk memelihara dan meningkatkan
lesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya, peningkatan kesejahteraan tersebut terutama ditujukan pada kesejahteraan kini dan hari tua, yaitu
pada saat mereka tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidupnya, penghasilan tenaga kerja secara langsung akan terhenti ataupun berkurang
apabila mereka mengalami kecelakaan, menderita sakit atau mencapai usia lanjut dan setiap orang pasti mengalaminya, dan begitu juga apabila
mereka tidak berstatus sebagai karyawan. Untuk inilah cara yang paling tepat mengadakan pertanggungan sosial yang dipikul oleh semua pihak.
Di dalam kenyataan sehari-hari dapat dikatakan masih banyak perusahaan yang belum memanfaatkan atau mengikuti program asuransi ini, padahal apabila
ditelusuri lebih jauh, program ini demikian besar manfaatnya, baik bagi pengusaha itu sendiri maupun bagi buruh atau karyawan. Untuk pembiayaan
program jaminan hari tua ditanggung secara bersama-sama oleh perusahaan dengan karyawan. Untuk hal tersebut pihak perusahaan diberikan wewenang
untuk melakukan pemotongan tiap-tiap bulan dari upah tenaga kerja untuk kemudian disetorkan kepada AIA Financial sepanjang hal tersebut adalah
kewajiban dari karyawan, dan perusahaan wajib membayarkannya bersama-sama dengan iuran perusahaan.
Sedangkan untuk asuransi kematian iuran dalam program ini ditanggung oleh perusahaan sebesar 0,5 setengah persen upah karyawan. Uang jaminan
kematian diberikan kepada ahli waris tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 tahun dan bukan karena kecelakaan kerja. Di samping itu anak yang
berhak menerima jaminan kematian dari tenaga kerja sebagai penerima jaminan pensiun yatim piatu adalah:
a. Anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah dengan isteri atau suami yang
terdaftar sebagai yang berhak menerima jaminan pensiun janda atau duda. Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan yang sah adalah selain anak yang
dilahirkan selama perkawinan, juga anak yang lahir selambat-lambatnya 300 tiga ratus hari setelah perkawinan itu terputus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Anak angkat yang disahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan terdaftar di perusahaan.. Dari beberapa uraian tersebut di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa latar belakang dikeluarkannya ketentuan tunjangan tabungan hari tua adalah merupakan wujud kepedulian perusahaan untuk turut memikirkan
kesejahteraan social karyawan setelah memasuki usia tua dan tidak mampu lagi untuk bekerja.
C. Syarat-syarat Penerimaan Jaminan Hari Tua Bagi Karyawan