BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan tidak luput dari berbagai resiko yang dapat mengganggu hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian disebutkan bahwa pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah yang memadai yang
pelaksanaannya berdasarkan kemampuan sendiri dan oleh karena itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengerahkan dana investasi, khususnya yang
bersumber dari tabungan masyarakat. Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan menjadi penting peranannya, karena dari kegiatan usaha ini
diharapkan dapat semakin meningkat lagi pengerahan dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan.
Sehubungan dengan itu dibutuhkan hadirnya usaha perasuransian yang tangguh, yang dapat menampung kerugian yang dapat timbul oleh adanya
berbagai resiko. Kebutuhan akan jasa usaha perasuransian juga merupakan salah satu sarana finansial dalam tata kehidupan ekonomi rumah tangga, baik dalam
menghadapi resiko finansial yang timbul sebagai akibat dari resiko yang paling mendasar, yaitu resiko alamiah datangnya kematian, maupun dalam menghadapi
berbagai resiko yang secara dasar dan rasional dirasakan dapat mengganggu kesinambungan kegiatan usahanya, di lain pihak dunia usaha sering kali tidak
dapat menghindarkan diri dari suatu sistem yang memaksanya untuk menggunakan jasa usaha perasuransian.
Untuk menghindari resiko itulah lahir lembaga asuransi dimana asuransi merupakan tuntutan masa depan karena mengandung manfaat-manfaat sebagai
berikut: 1.
Membuat masyarakat atau perusahaan menjadi lebih aman dari resiko kerugian yang mungkin timbul.
2. Menciptakan efisiensi perusahaan business efficiency.
3. Sebagai alat penabung saving yang aman dari gejolak ekonomi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Sebagai sumber pendapatan earning power yang didasarkan pada
financing the business .
4
Seiring dengan usaha pemerintah untuk ikut serta menjamin sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial, peran serta karyawan dalam pembangunan
nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya, baik selama karyawan melakukan hubungan kerja dengan pihak
pengusaha maupun setelah berakhirnya hubungan kerja. Oleh karena itu kepada karyawan perlu diberikan peningkatan kesejahteraannya sehingga pada gilirannya
akan dapat meningkatkan produktivitas nasional. Bentuk peningkatan kesejahteraan diselenggarakan dalam bentuk program
jaminan hari tua yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong sebagaimana dimaksud dalam jiwa dan
semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pada dasarnya program ini menekankan pada perlindungan bagi karyawan yang relatif mempunyai
kedudukan yang lebih lemah. Oleh karena itu pengusaha memikul tanggung jawab utama, kesejahteraan bagi karyawan. Disamping itu sudah sewajarnya apabila
karyawan juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab pelaksanaan jaminan hari tua bagi karyawan demi terwujudnya perlindungan karyawan dan
keluarganya dengan baik. Berkenaan dengan berakhirnya hubungan kerja yang akan dialami oleh
setiap karyawan, maka pengadaan program dana jaminan hari tua adalah merupakan salah satu upaya yang dicanangkan oleh pemerintah dalam ruang
lingkup hukum perburuhan dan hukum asuransi untuk memberikan jaminan masa depan kepada karyawan setelah tidak bekerja lagi. Secara dasar maupun tidak
setiap karyawan pasti akan memasuki usia tua, dimana produktivitas dan kemampuan untuk bekerja cenderung berkurang.
Pada saat karyawan memasuki usia tua maka ia akan dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut kesejahteraan sosial ekonominya beserta
keluarganya. Untuk menjaga kemungkinan tersebut bersama-sama dengan perusahaan harus sudah memikirkan masalah hari tua ini jauh-jauh hari selama
karyawan masih produktif bekerja.
4
A. Abbas Salim, Dasar-Dasar Asuransi Principle of Insurance, Jakarta, Rajawali Pers, 1989, hal. 12-13.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Wujud daripada program jaminan hari tua ini adalah kewajiban dari Bank CIMB NIAGA untuk mengadakan sekaligus merealisasikannya dalam praktek
pada badan penyelenggara yang mengelolanya, yaitu perusahaan asuransi AIA Financial
. Di sisi lain bagi karyawan sendiri program jaminan hari tua ini adalah hak sekaligus kewajiban sebagian dari upah untuk program jaminan hari tua
bersama-sama dengan iuran dari perusahaan setiap bulannya. Di lain pihak, hak karyawan yang seharusnya diterima tersebut seringkali
dilupakan oleh karyawan, baik mulai dari ketidaktahuan mengenai jumlah potongan dari gaji untuk program hari tua tersebut, bagaimana sistem pembayaran
premi asuransi, bahkan jumlah santunan asuransi yang dapat mereka terima nantinya. Hal ini dapat terjadi karena kekurangtahuan karyawan ataupun karena
kekurangan informasi dari perusahaan mengenai hal tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis terdorong untuk meneliti dan
menulis skripsi dengan judul ASPEK HUKUM PERTANGGUNGAN JAMINAN HARI TUA BAGI KARYAWAN PT. BANK CIMB NIAGA Tbk
CABANG BUKIT BARISAN MEDAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI AIA FINANCIAL
.
B. Permasalahan