tetapi mean pada kelompok konseling lebih besar 14,13 dibanding tanpa konseling 10,88 Tabel 4.8 ini berarti dengan pemberian konseling terjadi
penurunan HbA1c lebih besar di banding dengan tanpa konseling hal ini kemungkinan setelah pemberian konseling, pasien patuh dalam terapi dan
meningkatnya pengetahuan tentang DM sehingga mampu melakuakan self care tentang penyakit DM.
Tabel 4.8 Perbandingan nilai statistik antara dua kelompok diuji dengan
Mann- Whitney Test
Mean
Tanpa konseling 10,88
Konseling 14,13
Asymp. Sig. 2-tailed 0,260
4.7 Gambaran Biaya Terapi Penderita DM dengan Konseling
Berdasarkan data yang didapat tampak bahwa biaya terapi penderita DM setelah diberikan konseling terjadi penurunan. Pada pasien no.9 sebelum
konseling biaya terapi Rp.49.650 dan setelah diberi konseling biaya turun menjadi Rp.17.400, disusul pasien no.2 sebelum konseling biaya terapi Rp.42.900
setelah diberi konseling biaya turun menjadi Rp.14.300. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai kebermaknaan = 0,03, ini berarti dengan adanya konseling biaya
Universitas Sumatera Utara
terapi pada penderita DM menurun dengan signifikan p 0,05 Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.
Kemudian biaya terapi penderita DM tiap pertemuan konseling mengalami penurunan rata-rata biaya Gambar 4.1.
Tabel 4.9 Biaya terapi penderita DM dengan konseling
Pertemuan konselingdua minggu
No
Nama Penderita
1 2 3 4 5 6 7 Total
Rp Rata-rata
Biaya
1
Tn. M 40.200 26.800 26.800 26.800 13.400 13.400 13.400 160.800
22.971
2
Ny. T 42.900 28.600 28.600 14.300 14.300 14.300 14.300 157.300
22.471
3
Tn. Y 10.140
10.140 10.140
5.070 5.070 5.070 5.070 50.700 7.243
4
Ny. S 6.115 6.115 6.115 6.115 6.115 6.115 6.115 42.805
6.115
5
Ny. Ms 15.210 15.210 15.210 10.140 10140 10.140 10.140 86.190
12.313
6
Ny. I 16.200
10.800 10.800
5.390 5.390 5.390 5.390 59.360 8.480
7
Ny. Z 36.550 36.550 36.550 36.550 16.400 16.400 16.400 195.400
27.914
8
Ny. M 15.210
10.140 10.140
5.070 5.070 5.070 5.070 55.770 7.967
9
Ny. Sr 49.650 49.650 35.600 17.400 17.400 17.400 17.400 204.500
29.214
10
Ny. Ml 10.600 10.600 10.600 10.600 14.350 5.300 5.300 67.350
9.621
11
Ny. P 16.200 12.450 10.800 10.800 10.800 10.800 10.800 82.650
11.807
12
Ny. St 15.210 15.210 15.210 15.210 10.140 10.140 10.140 91.260
13.037 Rata-rata
22.849 19.355 18.047 13.620 10.715 9.960 9.960
Keterangan : Pertemuan 1 = sebelum konseling Pertemuan 7 = sesudah konseling
Harga obat dihitung tablet =
rata-rata biaya
tiap pasien
= rata-rata
biaya tiap
pertemuan konseling
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Grafik rata-rata biaya penderita DM tiap pertemuan konseling
Tabel 4.10 Analisis biaya terapi penderita DM dengan konseling menggunakan
uji wilcoxon signed ranks test Biaya post konseling- biaya pre konseling
Z -2,940 Asymp. Sig. 2-
tailed 0,003
Hal ini disebabkan konseling yang diberikan memberi pengaruh terhadap biaya terapi penyakit DM dalam hal ini antidiabetik. Konseling yang diberikan
selain obat hipoglikemik oral OHO, juga disampaikan tentang penyakit DM dan edukasi terhadap perubahan gaya hidup sehingga pengontrolan kadar gula darah
tercapai dengan demikian akan mempengaruhi dosis obat yang diberi dan biaya obat menurun. Sedangkan pada pasien tanpa konseling kontrol biaya terapi
tetap artinya dosis obat yang diresepkan tidak ada perubahan.
5 10
15 20
25
1 2
3 4
5 6
7 ra
ta -r
at a
b ia
y a
R p
r ib
u an
pertemuan konseling
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data American Diabetes Association tahun 2008 menyebutkan biaya langsung yang dibelanjakan untuk perawatan diabetes mencapai 10 persen
dari total belanja kesehatan nasional atau sekitar USD 4.000-7.000 per pasien per tahun. Berdasarkan penelitian Oliver Schnell 2008, persentase terbesar adalah
biaya tindakan dan perawatan komplikasi, yakni mencapai 49. Biaya lainnya adalah kunjungan dokter 25 dan obat-obatan untuk terapi tambahan
nondiabetes 9. Di sisi lain, biaya untuk obat antidiabetes sendiri hanya berkisar 4 dan swamonitor gula darah menggunakan alat hanya 2. Ini
menunjukkan bahwa dampak terbesar diabetes dari segi ekonomi adalah manakala timbul komplikasi. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan Ramsay
et.al.,1999 menyebutkan biaya yang dikeluarkan diabetesi yang mengalami gagal ginjal 3-4 kali lebih besar dibanding diabetesi tanpa komplikasi.
Studi UKPDS yang dilakukan oleh Clarke et.al., 2003 juga merinci biaya komplikasi diabetes pada kejadian tahun pertama. Antara lain amputasi
Rp131juta, serangan jantung Rp 63juta, stroke Rp36,6juta, dan kebutaan Rp13,5 juta per satu mata. Biaya ini akan terus membengkak karena terapi harus
dilakukan seumur hidup. Oleh karena itu fokus utama pengendalian biaya perawatan diabetes adalah berupaya semaksimal mungkin untuk menunda
terjadinya komplikasi, bahkan dicegah agar jangan sampai timbul komplikasi, salah satu caranya adalah dengan melibatkan farmasis dalam asuhan kefarmasian
berupa konseling. Pada penelitian ini perhitungan biaya dibatasi hanya mencakup biaya
langsung direct cost yaitu biaya yang melibatkan proses petukaran uang untuk penggunaan sumber daya contohnya biaya obat
Kier, et.al., 2007, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
biaya lain seperti biaya laboratorium tidak dihitung sebab penderita DM adalah peserta Jamkesmas dan ASKES kemudian penelitian ini tidak berhubungan
dengan metode evaluasi farmakoekonomi. Penggunaan antidiabetik pada penderita DM tipe 2 merupakan suatu hal
yang cukup penting ketika pengaturan pola hidup tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk mencapai kadar glukosa darah pada rentang normal untuk
mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat DM. Antidiabetik yang digunakan adalah golongan biguanid, sulfonylurea, dan
α-glukosidase inhibitor.
4.8 Gambaran Biaya Terapi Penderita DM Tanpa Konseling