Teknik Pengumpulan Data Analisis Data Persetujuan Komite Etik Penelitian

Maka besar sampel yang dibutuhkan adalah: N= 40,5 2 1,960+1,645 2 1 2 N= 12

3.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Pemilihan Pasien i. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh dengan menelusuri data rekam medik ii. Pasien dibagi dua kelompok yaitu kelompok konseling dan non konseling iii. Pasien diberi keterangan mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian iv. Pasien yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian akan mendapat pengarahan dan menandatangani informed consent. b. Pengambilan data awal penelitian Pada pertemuan berikutnya, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pengisian kuesioner sebagai data awal penelitian. Pada kedua kelompok dilakukan pemeriksaan laboratorium, meliputi: i. Glucosilated hemoglobin HbA1c ii. Kadar glukosa darah KGD sewaktu c. Konseling Farmasis Lampiran. 2 i. Penyakit DM ii. Perubahan gaya hidup iii. Obat Hipoglikemik Oral OHO iv. Strategi meningkatkan kepatuhan pasien Universitas Sumatera Utara d. Pengambilan data akhir penelitian Setelah dilaksanakan penelitian selama 3 bulan, maka pasien akan dilakukan pemeriksaan laboratorium HbA 1c kembali. Data ini akan dibandingkan dengan data awal penelitian. 3.6 Alat dan Bahan 3.6.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah : a. HPLC penukar ion merek D-10 untuk mengukur HbA 1c b. Easy touch pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

3.6.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan HbA 1c adalah : a. Sampel: EDTA sebanyak 300-500 µL berasal dari 3 ml darah. b. Reagen: 220-0101, D-10 Hemoglobin A1c reorder pack untuk 400 tes. i. Elution buffer 1. Dua botol mengandung 2000 ml dapar Bis-TrisFosfat, pH 6,0. Juga berisi 0,05 Natrium azida sebagai pengawet. ii. Elution buffer 2. Satu botol mengandung 1000 ml dapar Bis-TrisFosfat, pH 6,7. Juga berisi 0,05 Natrium azida sebagai pengawet. iii. WashDiluent solution. Satu botol mengandung 00 ml aquadest sebagai pengawet. Universitas Sumatera Utara iv. Analytical cartridge. Satu cartridge penukar kation 4,0 mm ID x 30 mm. Dua elemen filter masing-masing 500 tes termasuk dalam cartridge. v. Floopy diskette dengan parameter program D-10 Hemoglobin A 1c. vi. CalibratorDilluent set. Volume pelarutan adalah 7 ml per vial. CalibratorDilluent set berbentuk liofilisat untuk meningkatkan stabilitas. vii. Whole blood primer. Empat vial berisi hemolisat sel darah merah manusia berbentuk liofilisat dengan gentamisin, tobramisin dan EDTA sebagai pengawet. Volume pelarutan adalah 1,0 ml per vial. viii. Sampel vial 100 poliprotein vial dengan tutup berpenusuk 1,5 ml.

3.6.3 Subjek Penelitian

Manusia penderita DM tipe 2.

3.7 Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu untuk : a. menguji nilai sebelum dan sesudah konseling dilakukan dengan metode non parametric wilcoxon sign rank test. b. menguji nilai sesudah konseling pada sampel kontrol dan treatment dilakukan dengan metode mann whitney utest. Universitas Sumatera Utara

3.8 Persetujuan Komite Etik Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu diminta persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Lampiran. 3. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap panderita DM tipe 2 di RSUD dr.Djoelham Binjai maka didapatkan hasil sebagai berikut.

4.1 Gambaran Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penderita DM pada penelitian ini paling banyak adalah perempuan sebanyak 22 orang 91,67 dan penderita laki-laki sebanyak 2 orang 8,33 Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi jenis kelamin penderita DM Jenis kelamin Frekwensi Persentase Laki-laki 2 8,33 Perempuan 22 91,67 Total 24 100

4.2 Gambaran Penderita DM Berdasarkan Umur

Pada penelitian ini pasien dikelompokkan berdasarkan umur, penderita DM terbanyak dialami pada umur antara 51-60 tahun yaitu 6 orang 50,00 pada DM dengan konseling, kemudian disusul 5 orang 41,67 pada kelompok umur antara 61-70 tahun pada DM tanpa konseling Tabel 4.2. Pengelompokkan pasien berdasarkan umur untuk mengetahui pada rentang berapa kasus DM tipe 2 banyak terjadi. Penderita DM mengalami peningkatan jumlah kasusnya paling banyak terjadi pada umur di atas 40 tahun. Data yang Universitas Sumatera Utara