digantikan oleh pemeriksaan HbA
1c
, tetapi kedua pemeriksaan ini saling menunjang untuk mencapai kualitas pengendalian DM.
HbA
1c
sangat stabil di dalam darah, sehingga pengukuran kadar HbA
1c
dapat mencerminkan kadar gula di dalam darah, pengukuran HbA
1c
mencerminkan kadar gula darah hingga kurang lebih tiga bulan sebelum pemeriksaan Darmono, 1996.
Beberapa obat hipoglikemik oral OHO dapat menurunkan kadar HbA
1c
sebesar 0,5-2 bergantung cara kerja obat, yang sebagian besar akan meningkatkan sekresi dan sensitivitas terhadap insulin. Terapi dengan
farmakologis saja tidak akan berhasil dalam pengontrolan DM karena yang terpenting adalah merubah pola hidup seseorang. Namun perlu diperhatikan pula
berbagai efek samping yang ditimbulkan, seperti hipoglikemia dan penderita perlu tahu bagaimana mengatasi keadaan hipoglikemia tersebut, tingkat HbA
1c
yang buruk, mencerminkan ketidakpatuhan pasien dalam menjalani terapi diabetik Suyono dkk., 2007.
4.5 Gambaran nilai HbA
1c
pada Penderita DM Tanpa Konselling
Berdasarkan persentase nilai HbA
1c
pada penderita DM tanpa koseling juga terjadi persentase penurunan dan kenaikan. Kenaikan tertinggi terdapat pada
pasien no. 4 31,70 dengan nilai HbA
1c
awal 8,2 dan nilai HbA
1c
akhir 10,8. Kemudian penurunan terbesar pada pasien no. 6 29,36 dengan nilai HbA
1c
12,6 dan nilai HbA
1c
akhir 8,9. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai kebermaknaan = 0,126, ini berarti tanpa konseling tidak memberikan penurunan
nilai HbA
1c
yang signifikan p 005, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Kenaikan nilai
Universitas Sumatera Utara
HbA
1c
yang terjadi kemungkinan disebabkan ketidakpatuhan pasien dalam terapi, dan faktor latar belakang pendidikan pasien sehingga tidak mengetahui dan tidak
mampu melakuakn self care tentang penyakit DM, sedangkan penurunan nilai HbA
1c
yang terjadi kemungkinan pasien patuh dalam terapi, dan mampu melakukan self care.
Tabel 4.6 Persentase nilai HbA
1c
pada penderita DM tanpa konseling Nilai HbA
1c
No Nama
Penderita Awal Akhir
Persentase PenurunanKenaikan
1 Ny. Z
8,7 7,6
12,64
2 Tn. Ar
13,1 11,4
12,98
3 Ny. E
9,8 7,9
19,38
4 Ny. Az
8,2 10,8
31,70
5 Ny. As
9,1 8,9
2,19
6 Ny. R
12,6 8,9
29,36
7 Ny. H
9,3 7,7
17,20
8 Ny. Rh
7,9 8,4
6,33
Universitas Sumatera Utara
9 Ny. Am
6,7 6,1
8,95
10 Ny. Ru
11,5 11,4
0,87
11 Ny. Sr
6,2 5,9
4,84
12 Ny. Rs
6,7 7,0
4,48 Keterangan
= Persentase penurunan nilai HbA
1c
= Persentase kenaikan nilai HbA
1c
Tabel 4.7 Analisis nilai HbA
1c
pada penderita DM tanpa konseling menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test
Nilai HbA
1c
awal – nilai HbA
1c
akhir
Z -1,530
Asymp. Sig. 2-tailed 0,126
4.6 Gambaran Perbandingan Nilai HbA
1c
Pasien DM dengan Konseling dan Tanpa Konseling
Berdasarkan nilai HbA
1c
dari dua kelompok, dilakukan perbandingan antara dua kelompok dengan menggunakan uji statistik Mann-Whitney Test,
diperoleh data tidak signifikan dengan nilai kebermaknaan = 0,260 Tabel 4.8,
Universitas Sumatera Utara
tetapi mean pada kelompok konseling lebih besar 14,13 dibanding tanpa konseling 10,88 Tabel 4.8 ini berarti dengan pemberian konseling terjadi
penurunan HbA1c lebih besar di banding dengan tanpa konseling hal ini kemungkinan setelah pemberian konseling, pasien patuh dalam terapi dan
meningkatnya pengetahuan tentang DM sehingga mampu melakuakan self care tentang penyakit DM.
Tabel 4.8 Perbandingan nilai statistik antara dua kelompok diuji dengan
Mann- Whitney Test
Mean
Tanpa konseling 10,88
Konseling 14,13
Asymp. Sig. 2-tailed 0,260
4.7 Gambaran Biaya Terapi Penderita DM dengan Konseling