Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009
54 III
Berikutnya adalah komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dengan nilai sebesar Rp. 120.920.137.000,- atau sebesar 3,34.
Sedangkan komponen Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi sebesar Rp. 92.507.075.000,- atau 2,56. Pada Perubahan APBD
Kabupaten Kutai Kartanegara Pendapatan Daerah mengalami peningkatan
sebesar 3,53
yaitu menjadi
sebesar Rp.
3.747.536.224.465,03. Peningkatan pendapatan daerah ini ditargetkan melalui komponen
Pendapatan Asli Daerah dari nilai sebesar Rp. 92.507.075.000,- menjadi Rp. 168.109.223.595,03 atau mengalami peningkatan sebesar
181,73. Komponen lain yang ditingkatkan targetnya adalah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami peningkatan 190,80 atau
sebesar Rp. 230.718.962.692,- dari nilai Rp. 120.920.137.000,-. Peningkatan target Pendapatan Asli Daerah disumbang dari komponen
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yaitu dari peningkatan pendapatan penerimaan Jasa Giro, Pendapatan Bunga Deposito serta
Penerimaan Lain-lain. Sedangkan komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah peningkatan target disumbangkan oleh Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Bantuan Keuangan Provinsi. Realisasi pengelolaan pendapatan daerah tahun 2009 menunjukkan
bahwa pendapatan daerah belum memenuhi target yang telah ditetapkan Tabel 3.1., disebabkan komponen Dana Perimbangan
yang tidak mencapai target yang ditetapkan pada APBD Perubahan Kabupaten Kutai Kartanegara TA. 2009. Pendapatan Asli Daerah PAD
mencakup pajak daerah dan retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta penerimaan lain-lain PAD yang sah
realisasi mencapai Rp. 196,56 milyar melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 116,93.
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009
55 III
Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2009
Kode Uraian
Anggaran Rp. Realisasi Rp.
1 2
3 4
5
4. Pendapatan
3.747.536.224.465,03 3.242.718.252.697,78 86,53
4.1. Pendapatan Asli Daerah
168.109.223.595,03 196.567.389.225,78
116,93 4.1.1.
Pendapatan Pajak Daerah 7.077.500.000,00
13.589.546.867,25 192,01
4.1.2. Hasil Retribusi Daerah
39.255.575.000,00 25.360.868.099,17
64,60 4.1.3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
11.484.210.057,67 11.464.210057,67
99,83 4.1.4.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
110.291.938.537,36 146.152.764.201,89
132,51 4.2.
Dana Perimbangan 3.348.708.038.178,00 2.768.412.790.730,00
82,67 4.2.1.
Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak
3.310.333.038.178,00 2.730.037.790.730,00
82,47 4.2.2.
Dana Alokasi Umum 0,00
0,00 0,00
4.2.3. Dana Alokasi Khusus
38.375.000.000,00 38.375.000.000,00
100
4.3. Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah
230.718.962.692,00 277.738.072.742,00
120,38 4.3.1.
Pendapatan Hibah 0,00
0,00 0,00
4.1.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
73.650.000.000,00 107.048.199.990,00
145,35 4.1.4.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
709.880.692,00 14.330.590.752,00 2.018,73
4.1.5. Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
156.359.082.000,00 156.359.282.000,00
100
Dana Perimbangan mencakup pos Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak dan Dana Alokasi Khusus DAK belum mencapai target
yang ditetapkan dari nilai Rp. 3,34 trilyun atau hanya mencapai Rp. 2,76 trilyun 82,67. Sementara untuk pos penerimaan dari sumber
pendapatan Lain-lain Pendapatan Yang Sah dari target Rp. 230,72 miliar realisasi telah melampaui target sebesar Rp. 277,74 milyar
atau 120,38. Dengan demikian target Pendapatan Daerah sebesar Rp.3,74 Triliun hanya dapat terealisasi sebesar Rp. 3,24 trilyun atau
mencapai 86,53.
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009
56 III
Struktur pendapatan tersebut menegaskan perlunya optimalisasi PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap dana perimbangan. Dengan demikian, pengelolaan pendapatan daerah 2010 adalah perlunya optimalisasi
PAD sebagai
sumber utama
pendapatan daerah
dengan memperhatikan keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Kebijakan pengelolaan PAD tahun mendatang antara lain adalah
perlunya percepatan pengembangan ekonomi daerah, pembenahan administrasi perpajakan dan perbaikan pelayanan perpajakan untuk
meningkatkan pajak daerah. Selain itu, tantangan yang perlu dihadapi untuk meningkatkan PAD adalah meningkatkan pelayanan publik,
mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha.
B. BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Komponen Belanja Daerah terdiri dari Belanja Langsung dan Tidak
Langsung. Belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kebijakan untuk belanja langsung ini adalah:
a. Mengalokasikan belanja untuk pencapaian 8 prioritas pembanguan common goals pembangunan daerah tahun 2009 yang terdiri :
Penanggulangan kemiskinan Percepatan pembangunan perdesaan
Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan Meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan
pendidikan