Belanja Lain-lain Pendapatan Daerah

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009 61 III Realisasi belanja daerah pada tahun 2009 mencapai 79,64 persen dari rencana anggaran belanja daerah. Realiasi Belanja Langsung mencapai 74,59 persen dari rencana anggaran Belanja Langsung, sementara realisasi Belanja Tidak Langsung mencapai 92,52 persen dari rencana anggaran Belanja Tidak Langsung. Struktur belanja daerah yang menunjukkan persentase Belanja Modal dengan nilai tertinggi dan realisasi sebesar 82,10 persen, lebih tinggi dibanding belanja Barang dan Jasa sebesar 64,35 persen dan berikut belanja Pegawai sebesar 59,07. Komponen Belanja Tidak Langsung realisasi yang tertinggi adalah Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa sebesar 97,75 dan Belanja Hibah 94,40. Berikutnya Belanja Pegawai sebesar 89,98, Belanja Bantuan Sosial realisasinya sebesar 87,98, dan terakhir Belanja Tidak Terduga sebesar 53,08. Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan Belanja Daerah antara lain adalah: a. Belum semua Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD menggunakan anggaran berbasis kinerja sebagai dasar penyusunan anggaran. Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam menetapkan indikator kinerja program dan kegiatan setiap SKPD dan ketidaktepatan dalam mengalokasikan belanja daerah untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan. b. Terbatasnya pemahaman aparatur terhadap teknis penyusunan anggaran dan pengalokasian dana terutama dalam penentuan prioritas belanja dengan mengacu pada prinsip anggaran berbasis kinerja. c. Belum digunakannya standar pelayanan minimal sebagai acuan dalam mengalokasikan anggaran belanja daerah. Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009 62 III

C. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH

Kebijakan pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, kebijakan pembiayaan daerah diarahkan : a. Mengalokasikan pembiayaan penerimaan dari SiLPA tahun yang lalu untuk menutupi defisit. b. Penyertaan modal investasi pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang pada tahun anggaran 2009, sebagai berikut :  Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan melaksanakan investasi jangka pendek berupa deposito berjangka pendek dengan memperhitungkan kemampuan dan likuiditas keuangan daerah.  Kebijakan umum dalam penganggaran investasi jangka panjang, bahwa penyertaan modal kepada BUMD mempertimbangkan kebutuhan, kualitas manajemen dan kemampuan dalam menghasilkan laba.  Kebijakan umum dalam penganggaran investasi non-permanen diarahkan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat seperti pinjaman modal bergulir revolving.  Merevitalisasi dan merestrukturisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD. Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009 63 III Pembiayaan Daerah tahun 2009 adalah sebesar Rp. 1.317 trilyun, dalam Perubahan APBD mengalami kenaikan sebesar Rp. 38.747 milyar, sehingga pembiayaan daerah menjadi Rp. 1.355 trilyun. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penerimaan Pembiayaan semula berjumlah Rp. 1,378 trilyun berubah menjadi Rp. 1,433 trilyun. b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. 61,302 milyar berubah menjadi Rp. 158,061 milyar. Berkaitan dengan rincian tersebut di atas, untuk pembiayaan penerimaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 54.960 Milyar yang berasal dari komponen SiLPA. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan mengalami penambahan sebesar Rp. 96,759 milyar yang dialokasikan untuk Penyertaan Modal sebesar Rp. 50 milyar, Pembayaran Pokok Utang sebesar Rp. 29.615 milyar dan Pembentukan Dana Cadangan sebesar Rp. 78,445 milyar. Tabel 3.3. Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2009 Kode Uraian Anggaran Rp. Realisasi Rp. 1 2 3 4 5

6.1. Penerimaan Pembiayaan Daerah

1.433.320.030.794,30 1.378.359.944.111,09 96,17 6.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 1.433.320.030.794,30 1.378.359.944.111,09 96,17

6.2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

158.061.065.224,27 61.000.000.000,00 38,59 6.2.1. Pembentukan Dana Cadangan 78.445.838.234,00 0,00 - 6.2.2. Penyertaan Modal Investasi Pemerintah Daerah 50.000.000.000,00 50.000.000.000,00 100 6.2.3. Pembayaran Pokok Utang 29.615.226.990,27 11.000.000.000,00 37,14 Pembiayaan Netto 1.275.258.965.570,03 1.317.359.944.111,09 - Sisa Lebih Kurang Pembiayaan Tahun Berkenaan 0,00 559.778.058.450,46 - Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009 64 III Berdasarkan data-data realisasi baik itu Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah, maka realisasi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara pada akhir TA. 2009 adalah sebagai berikut : a. Realisasi Pendapatan Daerah adalah sebesar Rp. 3.242.718.252.697,98. Realisasi Belanja Daerah adalah sebesar Rp. 4.000.300.138.358,61. Terdapat Belanja Daerah sebesar Rp. 757.581.885.660,63 yang tidak dapat dibiayai oleh Pendapatan Daerah. b. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah yaitu komponen SiLPA Sisa