Ka j ia n Te or it is

Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS budaya bangsa, film yang dit ayangk an m encer m inkan kar akt er budaya anak bangsa. Film sebagai kar ya seni budaya yang t er w uj ud ber dasar kan kaidah sinem at ogr afi m er upakan fenom ena kebudayaan. Hal it u ber m akna bahw a film m er upakan hasil proses kr eat if w ar ga negar a yang dilakukan dengan m em adukan keindahan, kecanggihan t ek nologi, ser t a sist em nilai, gagasan, nor m a, dan t indakan m anusia dalam ber m asyar akat , ber bangsa, dan ber negar a. Dengan dem ikian film t idak bebas nilai kar ena m em iliki seunt ai gagasan vit al dan pesan y ang dikem bangkan sebagai kar ya k olekt if dari banyak or ang yang t er or ganisasi. I t ulah sebabnya, film m er upakan pr anat a sosial social inst it ut ion yang m em iliki kepr ibadian, visi dan m isi yang akan m enent ukan m ut u dan kelayakanny a. Hal it u sangat dipengaruhi oleh kom pet ensi dan dedikasi orang- orang yang beker j a secar a kolekt if, kem aj uan t eknologi, dan sum ber daya lainnya. Film sebagai kar y a seni budaya yang dapat dipert unj ukkan dengan at au t anpa suara j uga berm akna bahw a film m erupakan m edia kom unikasi m assa yang m em baw a pesan yang ber isi gagasan vit al kepada publik k halayak dengan daya pengar uh yang besar . I t ulah sebabnya film m em punyai fungsi pendidikan, hibur an, inform asi, dan pendor ong k arya kreat if. Film j uga dapat ber fungsi ekonom i yang m am pu m em aj ukan kesej aht er aan m asyar akat Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS dengan m em per hat ik an pr insip per saingan usaha y ang sehat . Dengan dem ikian film m enyent uh ber bagai segi kehidupan m anusia dalam ber m asy ar ak at , ber bangsa, dan ber negar a. Film m er upakan m edia dem okrasi, sebuah m edia y ang dapat dim anfaat kan banyak or ang dengan kat a lain film m enj adi eksist ensi dar i hak asasi. Hak ber ekspresi dan ber pendapat yang m er upakan hak yang paling m endasar hak asasi m anusia har us dij am in dalam undang- undang. Selain it u, film j uga m enj adi pr anat a sosial, dalam ar t i bahw a film adalah hasil pr oses kr eat if par a sineas yang m em adukan ber bagai unsur , seper t i gagasan, sist em , nilai, pandangan hidup, keindahan, nor m a, t ingkah laku, dan kecanggihan t eknologi. Dengan dem ik ian film t idak bebas nilai di dalam nya t er dapat pesan yang ber isi gagasan- gagasan pent ing yang dik em bangk an sebagai karya kolek t if. Film sebagai inst it usi sosial m em iliki kepr ibadian, m engusung kar akt er t er t ent u dengan visi dan m isi y ang akan m enent ukan kualit as. I ni sangat dipengar uhi oleh kom pet ensi dan kualifikasi, dedikasi par a sineas, kecanggihan t eknologi yang digunakan, ser t a sum ber daya lainny a Teguh Tr aint on, 2 013: x - x i . Sebagai indust r i an indust r y , film adalah sesuat u y ang m erupakan bagian dari pr oduksi ekonom i suat u m asyarakat dan m est i dipandang dalam hubungannya dengan produk - produk lainnya. Sebagai kom unikasi com m unicat ion , film m er upak an Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 9 bagian pent ing dar i sist em yang digunakan oleh par a individu dan kelom pok unt uk m engirim dan m ener im a pesan send and r eceive m essages . Film adalah sek edar gam bar yang bergerak, adapun per ger akannya disebut sebagai int er m it t en m ovem ent , ger akan yang m uncul hanya kar ena ket er bat asan kem am puan m at a dan ot ak m anusia m enangkap sej um lah per gant ian gam bar dalam seper sekian det ik. Film m enj adi m edia yang sangat ber pengar uh, m elebihi m edia- m edia yang lain, karena secar a audio dan visual dia beker j a sam a dengan baik dalam m em buat penont onnya t idak bosan dan lebih m udah m engingat , kar ena for m at nya yang m enar ik . Film adalah gam bar hidup dar i seonggok seluloid dan diper t ont onk an m elalui pr oy ek t or . Di m ana sekar ang pr oduksi film t idak hanya m enggunakan pit a seluloid pr oses k im ia t et api m em anfaat kan t ekhnologi video pr oses elekt onik nam un keduanya t et ap sam a yait u m erupak an gam bar hidup. Pada saat film dim ulai, suasana di bioskop m isalnya akan diat ur sedem ikian r upa sehingga em osi penont on akan t er cur ah habis di t em pat t ersebut . Adegan- adegan y ang dit im bulkan oleh or ang- or ang film dibuat seny at a m ungkin. Alhasil, m enur ut Effendy 2003: 208 bahw a “ apabila penont on sudah t ahu m aksud pesan y ang disam paikan, m aka penont on biasanya m engeluar kan apr esiasi dengan m enangis dan t er t aw a” . Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Film m em iliki beberapa kar akt erist ik Elv inaro Ardiant o, dk k., 2004: 145- 147 , m eliput i: a. Layar yang luas lebar . Film m enggunakan layar lebar , k elebihan m edia film adalah layar nya yang ber ukur an luas, layar film yang luas t elah m em berik an k eleluasaan penont onny a unt uk m elihat adegan- adegan yang disaj ikan dalam film . Apalagi dengan adanya k em aj uan t eknologi, layar film di Bioskop pada um um nya sudah t iga dim ensi, sehingga penont on seolah- olah m elihat kej adian nyat a dan t idak ber j ar ak. Nam un per kem bangan selanj ut ny a sudah banyak film - film yang t elah di t am pilkan dalam beber apa t elevisi. b. Pengam bilan gam bar. Sebagai konsekuensi layar lebar, m aka pengam bilan gam bar at au shot dalam film biosk op m em ungkinkan j ar ak j auh at au ext r em e long shot dan panor am ic shot , yakni pengam bilan pem andangan m enyelur uh. c. Konsent r asi penuh, konsent r asi penuh t er j adi pada saat kit a m enont on film dim ana sem ua t er bebas dar i hir uk pik uk suar a di luar dan sem ua m at a t er t uj u pada film yang dit am pilkan di layar . d. I dent ifikasi psikologis. Film m em baw a penont on unt uk m enghay at i sesuat u pesan y ang am at m endalam dan pik iran k it a lar ut dalam alur film t er sebut dan secara t idak sadar k it a m enyam akan m engident ifikasikan pr ibadi k it a dengan salah seorang pem eran dalam film t ersebut . Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Selain it u, t erdapat pula pengert ian per film an. Perfilm an adalah ber bagai hal yang ber hubungan dengan film , yang m encakup kegiat an dan usaha per film an. Kegiat an dan usaha per film an m er upakan segala bent uk kegiat an yang ber hubungan dengan produksi, dist r ibusi, apresiasi, dan eksibisi film . Sebagai m edia m assa audio visual yang at r akt if, film di I ndonesia sebenar nya sudah ada pada m asa kolonial Belanda yang diat ur dengan Film Or donnant ie 1940 St aat sblad 1940 No.507 , selanj ut nya pasca kem er dekaan diat ur dengan Undang- Undang Nom or 1 Pnps Tahun 1964 t ent ang Pem binaan Per film an Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1964 Nom or 11, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 2622 , pada m asa or de baru diat ur dengan Undang- Undang Nom or 8 Yahun 1992 t ent ang Per film an Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1992 Nom or 32, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 3473 , dan t er akhir diat ur dalam Undang- Undang Nom or 33 Tahun 2009 t ent ang Per film an UU Per film an Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2009 Nom or 141, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 5060 . Saat ini, I ndonesia t elah m em ilik i Undang- undang Perfilm an yang dilat ar belak angi oleh alasan filosofis, sosiologis, y ur idis, yait u: Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS a. film sebagai kar ya seni budaya m em iliki per an st r at egis dalam peningkat an ket ahanan budaya bangsa dan kesej aht er aan m asy ar akat lahir bat in unt uk m em per kuat ket ahanan nasional dan kar ena it u negar a ber t anggung j aw ab m em aj ukan per film an; b. film sebagai m edia kom unikasi m assa m er upakan sar ana pencer dasan kehidupan bangsa, pengem bangan pot ensi dir i, pem binaan akhlak m ulia, pem aj uan kesej aht er aan m asyar akat , sert a w ahana prom osi I ndonesia di dunia int er nasional, sehingga film dan per film an I ndonesia per lu dikem bangkan dan dilindungi; c. film dalam er a globalisasi dapat m enj adi alat penet rasi kebudayaan sehingga perlu dij aga dari pengaruh negat if yang t idak sesuai dengan ideologi Pancasila dan j at i dir i bangsa I ndonesia; d. upaya m em aj ukan per film an I ndonesia har us sej alan dengan dinam ika m asyar akat dan kem aj uan ilm u penget ahuan dan t eknologi; Menur ut Undang- undang Per film an bahw a t uj uan film dibuat di dalam neger i dan dapat diim por dar i luar neger i dengan segala pengar uhnya. Film yang dibuat di dalam neger i dan film im por dari luar negeri yang beredar dan dipert unj uk kan di I ndonesia dit uj ukan unt uk t er binanya akhlak m ulia, t er w uj udnya kecer dasan kehidupan bangsa, t er pelihar anya per sat uan dan kesat uan bangsa, m eningkat nya har kat dan m ar t abat bangsa, ber kem bangnya dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS lest ar inya nilai budaya bangsa, m eningkat nya kesej aht er aan m asy arakat , dan ber kem bangnya film ber basis budaya bangsa yang hidup dan ber kelanj ut an. Film I ndonesia yang diekspor t er ut am a dim aksudkan agar budaya bangsa I ndonesia dikenal oleh dunia int ernasional. 2 . Fu n gsi Film Undang- Undang Republik I ndonesia Nom or 33 Tahun 2009 Tent ang Per film an Pasal 4 m enyebut kan bahw a fungsi film yait u: a. Budaya b. Pendidikan. c. Hibur an d. I nfor m asi e. Pendorong karya k reat if f. Ek onom i Pandangan lain m enyebut kan bahw a film it u m erupakan karya sinem at ografi yang dapat berfungsi sebagai cult ur al educat ion at au pendidikan budaya, m eskipun pada aw alnya difungsikan sebagai m edia hibur an, nam un kem udian dalam per kem banganny a difungsik an sebagai m edia propaganda, alat penerangan bahk an pendidikan, dem ikian j uga efekt if unt uk m eny am paikan nilai- nilai budaya. Sebagai m edia edukasi difungsikan unt uk pem binaan gener asi m uda dalam r angka nat ion and char act er building, fungsi Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS edukasi akan t ercapai apabila film nasional m em produk si film - film sej arah y ang obyekt if at au film dokum ent er dan film y ang diangkat dar i kehidupan sehar i- har i. Dalam k ont eks pendidikan kult ural, m aka basis per film an daerah adalah penguat an nilai- nilai k epr ibadian dan kearifan lok al yang m enj adi pedom an hidup m asyarakat . Secar a lebih seder hana diur aik an dalam t uj uan t uj uan filosofis Undang- undang No.33 Tahun 2009 “ bahw a film sebagai kar y a seni budaya m em iliki per an st rat egis dalam peningk at an ket ahanan budaya bangsa dan kesej aht er aan m asyar akat lahir bat in unt uk m em per kuat ket ahanan nasional dan kar ena it u negar a ber t anggung j aw ab m em aj ukan per film an” . Selain it u, dalam penj elasan Undang- Undang No.33 Tahun 2009 Tent ang Per film an, bahw a Film sebagai kar ya seni budaya yang t er w uj ud ber dasar kan kaidah sinem at ogr afi m er upakan fenom ena kebudayaan. Hal it u ber m akna bahw a film m er upakan hasil pr oses kr eat if w ar ga negar a yang dilakukan dengan m em adukan keindahan, kecanggihan t eknologi, ser t a sist em nilai, gagasan, nor m a, dan t indakan m anusia dalam ber m asyar akat , ber bangsa, dan ber negar a. Dengan dem ikian film t idak bebas nilai kar ena m em iliki seunt ai gagasan vit al dan pesan yang dik em bangkan sebagai kar ya kolekt if dar i banyak orang yang t er or ganisasi. I t ulah sebabnya, film m er upakan pr anat a sosial social inst it ut ion yang m em ilik i kepr ibadian, visi dan m isi yang Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS akan m enent uk an m ut u dan kelayakanny a. Dalam kont eks buday a, bahw a film m em iliki fungsi penguat an kepr ibadian dan pem ber dayaan kear ifan lokal. 3 . Pe n ga r u h Film I ndonesia m em ilik i k ondisi y ang ber beda dengan negara- negar a yang m enj adi pelaku ut am a indust r i per film an global. Kondisi I ndonesia yang m em iliki ket er bat asan aspek pr oduksi film nasional m enj adikan negar a ini lebih banyak m engak ses k om odit i film dar i luar m engim por film . Hal ini t ent u saj a sangat ber pengar uh pada per kem bangan dan pengelolaan kegiat an dan usaha per film an. Pengaruh yang dibaw a oleh film dar i luar t idak hanya ber upa pengar uh dalam m akna sist em dan t eknis sem at a, nam un j uga pengaruh dalam m akna ideologis. Bent uk ideologis it u bisa ber upa nilai dan nor m a yang ber beda dengan ket et apan hukum di I ndonesia. Per bedaan ini baik secar a langsung m aupun t ak langsung akan berim bas pada dekonst ruksi dan per ubahan nilai dan nor m a yang belum t ent u ber m akna posit if bagi m asyar akat , bangsa, dan negar a. Film sebagai sebuah k om odit as infor m asi hiburan t idak dapat dipisahkan dar i nilai- nilai, nor m a, dan budaya yang dibaw anya. Per kem bangan per film an sedikit banyak t ent u saj a akan m em pengar uhi pola dan gaya hidup m asyarakat yang Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS m engaksesnya. Hadir nya nilai dan norm a bar u ini m erupakan aspek - aspek yang m em punyai pot ensi m em bent uk budaya bar u at au m er ubah buday a y ang sudah ada. Beber apa aspek t er sebut m ungkin t idak sesuai dengan nilai dan nor m a luhur yang sudah ada di I ndonesia dan t elah t erw ariskan dar i generasi ke gener asi. Nilai yang dibaw a dalam film t idak selalu berasal dar i ideologi barat , t idak selalu berasal dar i film im por saj a. Nilai dan norm a yang t idak sesuai dengan budaya I ndonesia j uga sangat m ungk in berasal dar i film produk si dalam neger i. Kondisi ini j elas m em berikan pengaruh yang sangat luar biasa, art inya bahw a pengar uh film yang sangat besar t er sebut biasanya ak an ber langsung sam pai w akt u yang cukup lam a. Pengar uhnya akan t im bul t idak hanya digedung bioskop saj a, m elainkan ke luar gedung bioskop, bahkan sam pai pada akt ifit as kesehar iannya. Biasanya anak - anak dan pem uda yang r elat if lebih m udah t er pengar uh. Mer eka ser ing m enir ukan gaya at au t ingkah laku par a bint ang film . Dengan dem ikian kit a dapat m er asakan bahw a film m em puny ai “ pow er of influence” yang sangat besar , sum ber nya t er let ak pada per asaan em osi penont onnya. Ber ikut ini ada beberapa fakt or yang m enyebabkan film m enj adi “ pow er of influence” , diant ar anya Ar ifin, Anw ar . 1984: 84 : Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS a. Fakt or dengan adanya film it u sendir i, m aka kit a m em peroleh t anggapan- t anggapan secar a langsung dan m em berikan keadaan yang sebenar nya. b. Fakt or pem egang peranan t okoh ut am a dalam film it u sendir i. Fakt or ini seakan- akan m enyuruh penont on unt uk m em ikir kan dan m er asak an sem ua adegan y ang dilihat ny a. c. Fakt or cahaya yang t er dapat dalam film . Secar a psikologi cahaya yang berbeda- beda m enim bulkan perasaan lain t erhadap penont on. d. Fakt or m usik yang m engiringi film it u, sehingga m em berikan sugest i pada penont on. e. Ger akan- ger akan yang har m onis ant ar a gam bar dan cahaya. Di sini adanya ker j asam a ant ar a gam bar yang visual dan audit if dalam m em bent uk per asaan hat i penont on. f. Fakt or penem pat an kam er a dapat m em per lihat kan sugest i pada penont on. Dengan adany a penem pat an k am er a sudut pengam bilan adegan akan m enim bulkan gej ala dir i dengan obj ek yang sedang dilalui di dalam suat u sit uasi. 4 . Je n is Film Film m em ilik i klasifikasi, m enurut isi subst ansi nya yait u: a. Film Cer it a Fik si Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Film cer it a st or y film adalah j enis film yang m engandung suat u cer it a yang lazim dipert unj ukkan di gedung- gedung Bioskop dengan bint ang film t enar dan film ini di dist ribusikan sebagai bar ang dagangan Elv inar o Ar diant o, dkk., 2004: 148 . Film cer it a j uga dibuat at au dipr oduksi ber dasar k an cer it a y ang dik ar ang dan dim ainkan oleh akt or dan akt r is Mar seli Sum ar no, 1996 . b. Film dok um ent er . Film dokum ent er di defenisikan oleh Rober t Flaher t y sebagai kar ya cipt aan m engenai kenyat aan creat iv e t reat m ent of act ualit y . Film docum ent er ini m er upakan hasil int erpret asi seseorang pem buat any a m engenai kenyat aan t er sebut , banyak kebiasaan or ang I ndonesia yang diangk at dalam film dokum ent er , seper t i upacar a Ngabean di Bali, dan lainnya. c. Film Anim asi. Film anim asi car t oons film dibuat sebagian besar dikonsum si anak- anak, nam un t er dapat film anim asi yang diper unt ukkan bagi or ang dew asa seper t i Donal Bebek, Mickey Mouse, Tom Jer r y , dan lainnya. 5 . Ke gia t a n da n Usa h a Pe r film a n Dalam Undang- undang Per film an diat ur ket ent uan bahw a kegiat an dan usaha perfilm an adalah penyelenggaraan perfilm an yang langsung ber hubungan dengan film pr oduksi, dist r ibusi, apr esiasi, dan eksibisi film . Kegiat an dan usaha per film an dilakukan ber dasar kan kebebasan ber kr easi, ber inovasi, dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 9 ber kar ya dengan m enj unj ung t inggi nilai- nilai agam a, et ika, m or al, kesusilaan, dan budaya bangsa. Yang dim aksud dengan “ m enj unj ung t inggi nilai- nilai agam a, et ika, m or al, kesusilaan, dan budaya bangsa” adalah bahw a kebebasan ber kr easi, ber inovasi, dan berk arya dalam kegiat an perfilm an harus sej alan dan t idak boleh ber t ent angan dengan nilai- nilai agam a, et ika, m or al, kesusilaan, dan budaya bangsa. Pasal 6 UU Per film an m eny ebut kan bahw a film yang m enj adi unsur pokok kegiat an dan usaha per film an dilar ang m engandung isi y ang: a. m endorong khalayak um um m elakukan kekerasan dan perj udian ser t a penyalahgunaan nar kot ika, psikot r opika, dan zat adikt if lainnya, y ang dim aksud dengan “ dilar ang m engandung isi yang m endor ong khalayak m elakukan keker asan dan per j udian ser t a penyalahgunaan narkot ika, psikot ropika, dan zat adikt if lainnya” adalah bahw a isi film dilar ang m em pert ont onkan per ilaku yang dapat m enyebabk an k halayak um um t er ger ak unt uk m enir u t indakan k ek er asan dan perj udian ser t a peny alahgunaan nark ot ika, psik ot ropika, dan zat adikt if lainny a. b. m enonj olkan por nogr afi, yang dim aksud dengan “ m enonj olkan por nografi” adalah bahw a isi film m em pert ont onkan k ecabulan, at au eksploit asi sek sual yang m elanggar norm a kesusilaan dalam m asy arak at ; Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS c. m em pr ovokasi t er j adinya per t ent angan ant ar kelom pok, ant arsuk u, ant ar - r as, dan at au ant ar golongan, yang dim aksud dengan “ m em provokasi adalah bahw a film ber isi hasut an yang m enyebabkan t er j adinya konflik hor izont al dan per t ent angan ant ar kelom pok, ant ar suku, ant ar - r as, dan at au ant ar golongan d. m enist ak an, m elecehkan, dan at au m enodai nilai- nilai agam a, yang dim aksud dengan “ m enist akan, m elecehkan, dan at au m enodai nilai- nilai agam a” adalah bahw a isi film ber isi penist aan, pelecehan, penghinaan, dan penodaan aj aran agam a; e. m endor ong khalay ak um um m elakukan t indakan m elaw an hukum ; dan at au f. m er endahkan har kat dan m ar t abat m anusia. Pasal 7 UU Perfilm an j uga m enyebut kan bahw a film yang m enj adi unsur pok ok k egiat an per film an dan usaha perfilm an diser t ai pencant um an penggolongan usia penont on film yang m eliput i film : a. unt uk penont on sem ua um ur ; b. unt uk penont on usia 13 t iga belas t ahun at au lebih c. unt uk penont on usia 17 t uj uh belas t ahun at au lebih; dan d. unt uk penont on usia 21 dua puluh sat u t ahun at au lebih. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 6 . Or ga n isa si Pe n du k u n g Pe m ba n gu n a n Pe r film a n Perfilm an nasional t um buh dan berkem bang di ir ingi oleh sem akin banyaknya Or ganisasi per film an di I ndonesia yang m em punyai per annya m asing- m asing, diant ar anya adalah: a. Badan Per t im bangan Per film an Nasional BP2N . Dalam r angka pem binaan per film an dan unt uk m engem bangkan ser t a m ew uj udkan int er aksi posit if ant ar a m asyar akat per film an, Pem er int ah dan m asyar akat pada um um nya, Pem er int ah m em bent uk badan pert im bangan perfilm an nasional, yang ber fungsi m em ber ikan per t im bangan dalam m asalah per film an. b. Per sat uan Ar t is Film I ndonesia PARFI . Sebagai sebuah or ganisasi per film an PARFI j uga m em punyai sebuah t uj uan yait u m enj adi perekat sert a pem ersat u keluar ga besar film , m enj adi r um ah yang nyam an bagi insan per film an nasional dan m encer m inkan bagi per t um buhan dan per kem bangan insan film yang kr eat if dan ber budaya, ber j uang unt uk m eningkat kan pr ofesionalism e insan film agar t er pandang, ber w ibaw a, dan ber m ar t abat , m endor ong t um buhny a indust r i per film an naional yang dapat ber m anfaat bagi upaya pem er int ah dalam m engat asi m asalah kem isk inan dan pengangur an dengan m em per luas lapangan ker j a. c. Gabungan Pengusaha per usahaan Bioskop Selur uh indonesia GPBSI . Akt ivit as dar i GPBSI yait u m em bina dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS m engem bangkan kem am puan, kegiat an dan kepent ingan per usahaan bioskop dalam usaha m em per t unj ukkan film , m encipt akan dan m engem bangkan ik lim usaha per bioskopan yang m em ungkink an keik ut sert aan perusahaan biosk op unt uk ber per an ser t a dalam pem bangunan nasional, m enj adi w adah kom unikasi dan konsult asi baik ant ara sesam a perusahaan bioskop m enj adi pem er int ah at au sebaliknya. d. Gabungan St udio Film I ndonesia GASFI . GASFI ber t uj uan m engem bangkan usaha di bidang j asa t eknik perfilm an nasional pada um um nya dan pem bangunan bidang per film an pada khususny a ber upaya m elepaskan dir i dar i k et ergant ungan pada r ekayasa dan t ekhnologi asing. Ser t a ber usaha m ew uj udkan agar sem ua film nasional dapat dikerj akan di dalam neger i sebagai kar ya ut uh bangsa. e. Asosiasi im por t Rek am an Video ASI REVI . Or ganisasi ini ber upaya dan ber usaha m em ber ant as pem baj akan dan penegakkan hukum di bidang Hak Cipt a khususnya perfilm an. sebagai sebuah or ganisasi yang m ew adahi per usahaan- per usahaan yang ber ger ak di bidang pr oduksi dan dist r ibusi r ek am an v ideo Pr ogr am k erj a ASI REVI didasar k an at as kepent ingan anggot anya. Dalam kait annya dengan pem baj akan rekam an video dengan kepent ingan m elindungi anggot anya dar i ker ugian akibat pem baj akan r ekam an video. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

B. Ka j ia n t e r h a da p Asa s Pr in sip Ya n g Te r k a it D e n ga n

Pe n y u su n a n N or m a Pr oses pem bent ukan Per da yang dim ulai dar i pr akar sa hingga pengesahan t er sebut j uga har us m er uj uk pada asas- asas hukum pem bent ukan undang- undang, dalam Pasal 5 Undang- undang No.12 Tahun 2011 m engat ur ket ent uan Per at ur an Per undang- undangan har us dilakukan ber dasar kan pada asas Pem bent ukan Perat uran Perundang- undangan yang baik , yang m eliput i: asas kej elasan t uj uan; asas kelem bagaan at au pej abat pem bent uk yang t epat ; asas kesesuaian ant ara j enis, hierar k i, dan m at eri m uat an; asas dapat dilaksanakan; asas kedayagunaan dan kehasilgunaan; asas kej elasan r um usan, asas ket er bukaan. Dengan adanya Undang- undang No.12 Tahun 2011 yang m enggant ikan Undang- undang No.10 Tahun 2004, m aka asas- asas Pem bent ukan Perundang- Undangan yang baik t ert uang dalam Pasal 5 Undang- Undang No.12 Tahun 2011. Pasal 5 m engenai asas- asas pem bent ukan per at uran daerah di baw ah ini: a. Asas Kej elasan Tuj uan, art inya bahw a Per da Pem bangunan Perfilm an Daerah har us m em puny ai t uj uan y ang j elas yang hendak dicapai. b. Asas kelem bagaan at au pej abat pem bent uk yang t epat , ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us dibuat oleh Dew an Perw akilan Rak yat Daerah dengan Pem erint ah Daerah Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Pr ovinsi Jat eng Gubernur yang diw akili oleh Dinas Kebudayaan dan Par iw isat a . Per at ur an daer ah t er sebut dapat dibat alkan at au bat al dem i hukum apabila dibuat oleh lem baga negar a at au pej abat yang t idak ber w enang t er sebut , nam un dapat diusulkan oleh salah sat u lem baga t er sebut . c. Kesesuaian ant ar a j enis, hier ar ki, dan m at er i m uat an, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us benar - benar m em per hat ikan m at er i m uat an yang t epat sesuai dengan j enis dan hierark i Perda; d. Dapat dilaksanak an, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m em per hit ungkan efekt ivit as Per at ur an daer ah t er sebut di dalam m asyar akat , baik secar a filosofis, sosiologis, m aupun yuridis. e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah dibuat kar ena m em ang benar - benar dibut uhkan dan ber m anfaat dalam m engat ur kehidupan ber m asyar akat , ber bangsa, dan ber negar a; f. Kej elasan r um usan, art inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m em enuhi per syar at an t eknis penyusunan Per at ur an Per undang- undangan, sist em at ika, pilihan kat a at au ist ilah, ser t a bahasa hukum yang j elas dan m udah dim enger t i sehingga t idak m enim bulkan ber bagai m acam int er pr et asi dalam pelaksanaannya;