- PENDAHULUAN 6 Naskah Akademis Perda Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah

Penyusunan Naskah Akademik Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah 2015

BAB 1 - PENDAHULUAN 7

maksimal. Apalagi, jika mengingat dukungan Kemendiknas sangat besar dalam pembentukan Fasilitasi Laboratorium seni budaya dan film, dalam bentuk fasilitasi berupa bangunan fisik dan sarana pendukung laboratorium seni budaya dan film kepada satuan pendidikan tingkat SMA pada provinsi di Indonesia dalam rangka apresiasi masyarakat dan pelajar terhadap seni budaya dan film yang memiliki kelebihan dimana dapat dipertunjukkan seni dan budaya sekaligus dapat berfungsi sebagai bioskop mini mini teater. Selain itu, dikalangan insan perfilman dan masyarakat perfilman bahwa perkembangan dunia perfilman sangat pesat dengan tumbuhnya pembuat film, kegiatan dan usaha perfilman yang luas di kalangan masyarakat dan pelajar. Kondisi ini belum berbanding lurus dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perfilman dan kemandirian perekonomian masyarakat di Jateng. Pembangunan dan pemberdayaan untuk meningkatkan kreativitas insan perfilman dan masyarakat perfilman belumlah maksimal, apalagi jika patokan yang digunakan adalah film sebagai identitas kepribadian masyarakat dan kearifan lokal Jateng. Pada sisi yang lain, masih lemahnya kualitas produksi film dan kualitas sumber daya manusia insan perfilman dan masyarakat perfilman di Jateng. Sementara persaingan dalam kegiatan dan usaha perfilman semakin kompetitif, bahkan di Jateng mulai berkembangnya agen-agentalent yang tidak berijin, dan bahkan Penyusunan Naskah Akademis Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah 2015

BAB 1 - PENDAHULUAN 8

tidak bertanggungjawab. Masuknya perusahaan perfilman dari luar Jateng namun tidak memberikan kemanfaatan bagi peningkatan kualitas produksi film maupun kualitas insan perfilman di Jateng. Perusahaan Perfilman dari luar Jateng terutama dari Jakarta memperoleh manfaat yang besar dari Jateng, mengingat lokasi yang dijadikan latar produksi film adalah keindahan alam – kemenarikan kearifan lokal Jateng, dan keunikan serta kekhasan dari Jateng. Beberapa permasalahan di atas tentu disebabkan belum adanya kebijakan perfilman daerah yang secara terpadu dan menyeluruh yang melibatkan komponen pemerintah daerah - insan perfilman dan masyarakat perfilman. Selain itu, lebih detail bahwa hal ini disebabkan oleh belum adanya peraturan daerah yang mengatur mengenai Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman di daerah Jateng. Dengan belum adanya perda tersebut, tentunya menyebabkan kewajiban dan tugas pemerintah Provinsi dan KabupatenKota menjadi kurang maksimal. Hak dan kewajiban masyarakat perfilman, insan perfilman, pelaku kegiatan dan usaha perfilman menjadi tidaklah jelas. Diharapkan, dengan adanya Perda Perfilman di Jateng yang berpijak pada “film sebagai kepribadian masyarakat dan kearifan lokal Jateng ”, diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi film untuk dapat bersaing di kancah daerah, nasional dan internasional. Terpenting adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia