- PENDAHULUAN 5 Naskah Akademis Perda Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah

Penyusunan Naskah Akademis Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah 2015

BAB 1 - PENDAHULUAN 6

apresiasi bagi sineas film lokal berbentuk festival di tingkat nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah. Banyak sekali film-film dari sineas lokal yang tidak punya panggung di tingkat lokal dan nasional, justru memperoleh penghargaan di tingkat internasional. Beberapa kegiatan pengembangan dan pengelolaan perfilman, meliputi: Pameran Film Dokumenter Semarang; Bhaksos Insan Film Semarang; Roadshow Film Pekalongan, Kab. Sukoharjo, Kab. Jepara; Bengkel Seni Film I Kab. Klaten; Bengkel Seni Film II Kab. Blora; Bengkel Seni Film III Tegal; Festival Film Dokumenter Tingkat Jateng Kab. Sukoharjo. Sementara, perkembangan Perfilman di Jateng sudah merebak ke kalangan pelajar, terbukti beberapa film dokumenter telah di produksi oleh pelajar di beberapa sekolah, yaitu: SMKN 8 Surakarta Repertoar Dalam Sakit, Jatuh Cinta Pada Pertiwi, Cumi, SMKN 3 Jepara 17 Yang Terlupakan, SMKN 1 Kendal Kreasi Lipatan Jiwa, Dibalik Topeng Barong, SMK Nawa Bhakti Kebumen Cintailah Batik Indonesia, SMAN Rembang Kado Suket, SMKN 1 Klaten Merapi Naungan Hidup Kami, Maluku di Ambon, Nafas Lurik Pedan,SMK Tunas Harapan The Girl and the Flowers, SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara Sabrina Pembatik Cilik http:www.filmpelajar. comcategorywilayahjawa-tengah. Kondisi ini masih sangat minim, mengingat jumlah Sekolah Menengah Atas di Jateng sangatlah besar, artinya pembangunan perfilman dikalangan pelajar pun belumlah Penyusunan Naskah Akademik Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah 2015

BAB 1 - PENDAHULUAN 7

maksimal. Apalagi, jika mengingat dukungan Kemendiknas sangat besar dalam pembentukan Fasilitasi Laboratorium seni budaya dan film, dalam bentuk fasilitasi berupa bangunan fisik dan sarana pendukung laboratorium seni budaya dan film kepada satuan pendidikan tingkat SMA pada provinsi di Indonesia dalam rangka apresiasi masyarakat dan pelajar terhadap seni budaya dan film yang memiliki kelebihan dimana dapat dipertunjukkan seni dan budaya sekaligus dapat berfungsi sebagai bioskop mini mini teater. Selain itu, dikalangan insan perfilman dan masyarakat perfilman bahwa perkembangan dunia perfilman sangat pesat dengan tumbuhnya pembuat film, kegiatan dan usaha perfilman yang luas di kalangan masyarakat dan pelajar. Kondisi ini belum berbanding lurus dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perfilman dan kemandirian perekonomian masyarakat di Jateng. Pembangunan dan pemberdayaan untuk meningkatkan kreativitas insan perfilman dan masyarakat perfilman belumlah maksimal, apalagi jika patokan yang digunakan adalah film sebagai identitas kepribadian masyarakat dan kearifan lokal Jateng. Pada sisi yang lain, masih lemahnya kualitas produksi film dan kualitas sumber daya manusia insan perfilman dan masyarakat perfilman di Jateng. Sementara persaingan dalam kegiatan dan usaha perfilman semakin kompetitif, bahkan di Jateng mulai berkembangnya agen-agentalent yang tidak berijin, dan bahkan