- PENDAHULUAN 14 – RUANG LINGKUP PENGATURAN

Penyusunan Naskah Akademik Pengembangan dan Pengelolaan Perfilman Jawa Tengah 2015

BAB 1 - PENDAHULUAN 15

data faktor nonhukum yang berpengaruh terhadap peraturan daerah. Secara sistematis penyusunan naskah akademik dilakukan melalui tahapan-tahapan yang runtut dan teratur. Tahapan yang dilakukan melalui: 1. Identifikasi permasalahan terhadap perfilman di Propinsi Jateng penelitian normatif dan empiris 2. Inventarisasi data primer dan data sekunder bahan-bahan hukum yang terkait dengan perfilman. 3. Sistematika data primer dan sekunder 4. Analisis data primer dan sekunder bahan hukum. 5. Perancangan dan penulisan Naskah Akademik 6. Perancangan dan penulisan Rancangan Peraturan Daerah. Melalui rangkaian tahapan ini diharapkan mampu memberi rekomendasi yang mendukung perlunya reinterpretasi dan reorientasi pemahaman terhadap perfilman di Propinsi Jateng, sehingga penting untuk dibuat kebijakan hukum melalui Peraturan Daerah yang bekualitas dan partisipatif. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS KAJI AN TEORI TI S D AN PRAKTI K EM PI RI S

A. Ka j ia n Te or it is

Kaj ian t eor it is yang digunakan adalah kaj ian- kaj ian t ent ang film dan per film an, m eliput i kaj ian: 1 . Film Menur ut Undang- Undang Republik I ndonesia Nom or 33 Tahun 2009 Tent ang Per film an Pasal 1 angka 1 film adalah kar ya seni budaya yang m er upakan pr anat a sosial dan m edia kom unikasi m assa yang dibuat ber dasar kan kaidah sinem at ografi dengan at au t anpa suara dan dapat dipert unj uk k an. Film j uga disebut sebagai BAB II Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS budaya bangsa, film yang dit ayangk an m encer m inkan kar akt er budaya anak bangsa. Film sebagai kar ya seni budaya yang t er w uj ud ber dasar kan kaidah sinem at ogr afi m er upakan fenom ena kebudayaan. Hal it u ber m akna bahw a film m er upakan hasil proses kr eat if w ar ga negar a yang dilakukan dengan m em adukan keindahan, kecanggihan t ek nologi, ser t a sist em nilai, gagasan, nor m a, dan t indakan m anusia dalam ber m asyar akat , ber bangsa, dan ber negar a. Dengan dem ikian film t idak bebas nilai kar ena m em iliki seunt ai gagasan vit al dan pesan y ang dikem bangkan sebagai kar ya k olekt if dari banyak or ang yang t er or ganisasi. I t ulah sebabnya, film m er upakan pr anat a sosial social inst it ut ion yang m em iliki kepr ibadian, visi dan m isi yang akan m enent ukan m ut u dan kelayakanny a. Hal it u sangat dipengaruhi oleh kom pet ensi dan dedikasi orang- orang yang beker j a secar a kolekt if, kem aj uan t eknologi, dan sum ber daya lainnya. Film sebagai kar y a seni budaya yang dapat dipert unj ukkan dengan at au t anpa suara j uga berm akna bahw a film m erupakan m edia kom unikasi m assa yang m em baw a pesan yang ber isi gagasan vit al kepada publik k halayak dengan daya pengar uh yang besar . I t ulah sebabnya film m em punyai fungsi pendidikan, hibur an, inform asi, dan pendor ong k arya kreat if. Film j uga dapat ber fungsi ekonom i yang m am pu m em aj ukan kesej aht er aan m asyar akat Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS dengan m em per hat ik an pr insip per saingan usaha y ang sehat . Dengan dem ikian film m enyent uh ber bagai segi kehidupan m anusia dalam ber m asy ar ak at , ber bangsa, dan ber negar a. Film m er upakan m edia dem okrasi, sebuah m edia y ang dapat dim anfaat kan banyak or ang dengan kat a lain film m enj adi eksist ensi dar i hak asasi. Hak ber ekspresi dan ber pendapat yang m er upakan hak yang paling m endasar hak asasi m anusia har us dij am in dalam undang- undang. Selain it u, film j uga m enj adi pr anat a sosial, dalam ar t i bahw a film adalah hasil pr oses kr eat if par a sineas yang m em adukan ber bagai unsur , seper t i gagasan, sist em , nilai, pandangan hidup, keindahan, nor m a, t ingkah laku, dan kecanggihan t eknologi. Dengan dem ik ian film t idak bebas nilai di dalam nya t er dapat pesan yang ber isi gagasan- gagasan pent ing yang dik em bangk an sebagai karya kolek t if. Film sebagai inst it usi sosial m em iliki kepr ibadian, m engusung kar akt er t er t ent u dengan visi dan m isi y ang akan m enent ukan kualit as. I ni sangat dipengar uhi oleh kom pet ensi dan kualifikasi, dedikasi par a sineas, kecanggihan t eknologi yang digunakan, ser t a sum ber daya lainny a Teguh Tr aint on, 2 013: x - x i . Sebagai indust r i an indust r y , film adalah sesuat u y ang m erupakan bagian dari pr oduksi ekonom i suat u m asyarakat dan m est i dipandang dalam hubungannya dengan produk - produk lainnya. Sebagai kom unikasi com m unicat ion , film m er upak an Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 9 bagian pent ing dar i sist em yang digunakan oleh par a individu dan kelom pok unt uk m engirim dan m ener im a pesan send and r eceive m essages . Film adalah sek edar gam bar yang bergerak, adapun per ger akannya disebut sebagai int er m it t en m ovem ent , ger akan yang m uncul hanya kar ena ket er bat asan kem am puan m at a dan ot ak m anusia m enangkap sej um lah per gant ian gam bar dalam seper sekian det ik. Film m enj adi m edia yang sangat ber pengar uh, m elebihi m edia- m edia yang lain, karena secar a audio dan visual dia beker j a sam a dengan baik dalam m em buat penont onnya t idak bosan dan lebih m udah m engingat , kar ena for m at nya yang m enar ik . Film adalah gam bar hidup dar i seonggok seluloid dan diper t ont onk an m elalui pr oy ek t or . Di m ana sekar ang pr oduksi film t idak hanya m enggunakan pit a seluloid pr oses k im ia t et api m em anfaat kan t ekhnologi video pr oses elekt onik nam un keduanya t et ap sam a yait u m erupak an gam bar hidup. Pada saat film dim ulai, suasana di bioskop m isalnya akan diat ur sedem ikian r upa sehingga em osi penont on akan t er cur ah habis di t em pat t ersebut . Adegan- adegan y ang dit im bulkan oleh or ang- or ang film dibuat seny at a m ungkin. Alhasil, m enur ut Effendy 2003: 208 bahw a “ apabila penont on sudah t ahu m aksud pesan y ang disam paikan, m aka penont on biasanya m engeluar kan apr esiasi dengan m enangis dan t er t aw a” . Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Film m em iliki beberapa kar akt erist ik Elv inaro Ardiant o, dk k., 2004: 145- 147 , m eliput i: a. Layar yang luas lebar . Film m enggunakan layar lebar , k elebihan m edia film adalah layar nya yang ber ukur an luas, layar film yang luas t elah m em berik an k eleluasaan penont onny a unt uk m elihat adegan- adegan yang disaj ikan dalam film . Apalagi dengan adanya k em aj uan t eknologi, layar film di Bioskop pada um um nya sudah t iga dim ensi, sehingga penont on seolah- olah m elihat kej adian nyat a dan t idak ber j ar ak. Nam un per kem bangan selanj ut ny a sudah banyak film - film yang t elah di t am pilkan dalam beber apa t elevisi. b. Pengam bilan gam bar. Sebagai konsekuensi layar lebar, m aka pengam bilan gam bar at au shot dalam film biosk op m em ungkinkan j ar ak j auh at au ext r em e long shot dan panor am ic shot , yakni pengam bilan pem andangan m enyelur uh. c. Konsent r asi penuh, konsent r asi penuh t er j adi pada saat kit a m enont on film dim ana sem ua t er bebas dar i hir uk pik uk suar a di luar dan sem ua m at a t er t uj u pada film yang dit am pilkan di layar . d. I dent ifikasi psikologis. Film m em baw a penont on unt uk m enghay at i sesuat u pesan y ang am at m endalam dan pik iran k it a lar ut dalam alur film t er sebut dan secara t idak sadar k it a m enyam akan m engident ifikasikan pr ibadi k it a dengan salah seorang pem eran dalam film t ersebut . Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Selain it u, t erdapat pula pengert ian per film an. Perfilm an adalah ber bagai hal yang ber hubungan dengan film , yang m encakup kegiat an dan usaha per film an. Kegiat an dan usaha per film an m er upakan segala bent uk kegiat an yang ber hubungan dengan produksi, dist r ibusi, apresiasi, dan eksibisi film . Sebagai m edia m assa audio visual yang at r akt if, film di I ndonesia sebenar nya sudah ada pada m asa kolonial Belanda yang diat ur dengan Film Or donnant ie 1940 St aat sblad 1940 No.507 , selanj ut nya pasca kem er dekaan diat ur dengan Undang- Undang Nom or 1 Pnps Tahun 1964 t ent ang Pem binaan Per film an Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1964 Nom or 11, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 2622 , pada m asa or de baru diat ur dengan Undang- Undang Nom or 8 Yahun 1992 t ent ang Per film an Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1992 Nom or 32, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 3473 , dan t er akhir diat ur dalam Undang- Undang Nom or 33 Tahun 2009 t ent ang Per film an UU Per film an Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2009 Nom or 141, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 5060 . Saat ini, I ndonesia t elah m em ilik i Undang- undang Perfilm an yang dilat ar belak angi oleh alasan filosofis, sosiologis, y ur idis, yait u: Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS a. film sebagai kar ya seni budaya m em iliki per an st r at egis dalam peningkat an ket ahanan budaya bangsa dan kesej aht er aan m asy ar akat lahir bat in unt uk m em per kuat ket ahanan nasional dan kar ena it u negar a ber t anggung j aw ab m em aj ukan per film an; b. film sebagai m edia kom unikasi m assa m er upakan sar ana pencer dasan kehidupan bangsa, pengem bangan pot ensi dir i, pem binaan akhlak m ulia, pem aj uan kesej aht er aan m asyar akat , sert a w ahana prom osi I ndonesia di dunia int er nasional, sehingga film dan per film an I ndonesia per lu dikem bangkan dan dilindungi; c. film dalam er a globalisasi dapat m enj adi alat penet rasi kebudayaan sehingga perlu dij aga dari pengaruh negat if yang t idak sesuai dengan ideologi Pancasila dan j at i dir i bangsa I ndonesia; d. upaya m em aj ukan per film an I ndonesia har us sej alan dengan dinam ika m asyar akat dan kem aj uan ilm u penget ahuan dan t eknologi; Menur ut Undang- undang Per film an bahw a t uj uan film dibuat di dalam neger i dan dapat diim por dar i luar neger i dengan segala pengar uhnya. Film yang dibuat di dalam neger i dan film im por dari luar negeri yang beredar dan dipert unj uk kan di I ndonesia dit uj ukan unt uk t er binanya akhlak m ulia, t er w uj udnya kecer dasan kehidupan bangsa, t er pelihar anya per sat uan dan kesat uan bangsa, m eningkat nya har kat dan m ar t abat bangsa, ber kem bangnya dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS lest ar inya nilai budaya bangsa, m eningkat nya kesej aht er aan m asy arakat , dan ber kem bangnya film ber basis budaya bangsa yang hidup dan ber kelanj ut an. Film I ndonesia yang diekspor t er ut am a dim aksudkan agar budaya bangsa I ndonesia dikenal oleh dunia int ernasional. 2 . Fu n gsi Film Undang- Undang Republik I ndonesia Nom or 33 Tahun 2009 Tent ang Per film an Pasal 4 m enyebut kan bahw a fungsi film yait u: a. Budaya b. Pendidikan. c. Hibur an d. I nfor m asi e. Pendorong karya k reat if f. Ek onom i Pandangan lain m enyebut kan bahw a film it u m erupakan karya sinem at ografi yang dapat berfungsi sebagai cult ur al educat ion at au pendidikan budaya, m eskipun pada aw alnya difungsikan sebagai m edia hibur an, nam un kem udian dalam per kem banganny a difungsik an sebagai m edia propaganda, alat penerangan bahk an pendidikan, dem ikian j uga efekt if unt uk m eny am paikan nilai- nilai budaya. Sebagai m edia edukasi difungsikan unt uk pem binaan gener asi m uda dalam r angka nat ion and char act er building, fungsi Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS edukasi akan t ercapai apabila film nasional m em produk si film - film sej arah y ang obyekt if at au film dokum ent er dan film y ang diangkat dar i kehidupan sehar i- har i. Dalam k ont eks pendidikan kult ural, m aka basis per film an daerah adalah penguat an nilai- nilai k epr ibadian dan kearifan lok al yang m enj adi pedom an hidup m asyarakat . Secar a lebih seder hana diur aik an dalam t uj uan t uj uan filosofis Undang- undang No.33 Tahun 2009 “ bahw a film sebagai kar y a seni budaya m em iliki per an st rat egis dalam peningk at an ket ahanan budaya bangsa dan kesej aht er aan m asyar akat lahir bat in unt uk m em per kuat ket ahanan nasional dan kar ena it u negar a ber t anggung j aw ab m em aj ukan per film an” . Selain it u, dalam penj elasan Undang- Undang No.33 Tahun 2009 Tent ang Per film an, bahw a Film sebagai kar ya seni budaya yang t er w uj ud ber dasar kan kaidah sinem at ogr afi m er upakan fenom ena kebudayaan. Hal it u ber m akna bahw a film m er upakan hasil pr oses kr eat if w ar ga negar a yang dilakukan dengan m em adukan keindahan, kecanggihan t eknologi, ser t a sist em nilai, gagasan, nor m a, dan t indakan m anusia dalam ber m asyar akat , ber bangsa, dan ber negar a. Dengan dem ikian film t idak bebas nilai kar ena m em iliki seunt ai gagasan vit al dan pesan yang dik em bangkan sebagai kar ya kolekt if dar i banyak orang yang t er or ganisasi. I t ulah sebabnya, film m er upakan pr anat a sosial social inst it ut ion yang m em ilik i kepr ibadian, visi dan m isi yang Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS akan m enent uk an m ut u dan kelayakanny a. Dalam kont eks buday a, bahw a film m em iliki fungsi penguat an kepr ibadian dan pem ber dayaan kear ifan lokal. 3 . Pe n ga r u h Film I ndonesia m em ilik i k ondisi y ang ber beda dengan negara- negar a yang m enj adi pelaku ut am a indust r i per film an global. Kondisi I ndonesia yang m em iliki ket er bat asan aspek pr oduksi film nasional m enj adikan negar a ini lebih banyak m engak ses k om odit i film dar i luar m engim por film . Hal ini t ent u saj a sangat ber pengar uh pada per kem bangan dan pengelolaan kegiat an dan usaha per film an. Pengaruh yang dibaw a oleh film dar i luar t idak hanya ber upa pengar uh dalam m akna sist em dan t eknis sem at a, nam un j uga pengaruh dalam m akna ideologis. Bent uk ideologis it u bisa ber upa nilai dan nor m a yang ber beda dengan ket et apan hukum di I ndonesia. Per bedaan ini baik secar a langsung m aupun t ak langsung akan berim bas pada dekonst ruksi dan per ubahan nilai dan nor m a yang belum t ent u ber m akna posit if bagi m asyar akat , bangsa, dan negar a. Film sebagai sebuah k om odit as infor m asi hiburan t idak dapat dipisahkan dar i nilai- nilai, nor m a, dan budaya yang dibaw anya. Per kem bangan per film an sedikit banyak t ent u saj a akan m em pengar uhi pola dan gaya hidup m asyarakat yang Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS m engaksesnya. Hadir nya nilai dan norm a bar u ini m erupakan aspek - aspek yang m em punyai pot ensi m em bent uk budaya bar u at au m er ubah buday a y ang sudah ada. Beber apa aspek t er sebut m ungkin t idak sesuai dengan nilai dan nor m a luhur yang sudah ada di I ndonesia dan t elah t erw ariskan dar i generasi ke gener asi. Nilai yang dibaw a dalam film t idak selalu berasal dar i ideologi barat , t idak selalu berasal dar i film im por saj a. Nilai dan norm a yang t idak sesuai dengan budaya I ndonesia j uga sangat m ungk in berasal dar i film produk si dalam neger i. Kondisi ini j elas m em berikan pengaruh yang sangat luar biasa, art inya bahw a pengar uh film yang sangat besar t er sebut biasanya ak an ber langsung sam pai w akt u yang cukup lam a. Pengar uhnya akan t im bul t idak hanya digedung bioskop saj a, m elainkan ke luar gedung bioskop, bahkan sam pai pada akt ifit as kesehar iannya. Biasanya anak - anak dan pem uda yang r elat if lebih m udah t er pengar uh. Mer eka ser ing m enir ukan gaya at au t ingkah laku par a bint ang film . Dengan dem ikian kit a dapat m er asakan bahw a film m em puny ai “ pow er of influence” yang sangat besar , sum ber nya t er let ak pada per asaan em osi penont onnya. Ber ikut ini ada beberapa fakt or yang m enyebabkan film m enj adi “ pow er of influence” , diant ar anya Ar ifin, Anw ar . 1984: 84 : Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS a. Fakt or dengan adanya film it u sendir i, m aka kit a m em peroleh t anggapan- t anggapan secar a langsung dan m em berikan keadaan yang sebenar nya. b. Fakt or pem egang peranan t okoh ut am a dalam film it u sendir i. Fakt or ini seakan- akan m enyuruh penont on unt uk m em ikir kan dan m er asak an sem ua adegan y ang dilihat ny a. c. Fakt or cahaya yang t er dapat dalam film . Secar a psikologi cahaya yang berbeda- beda m enim bulkan perasaan lain t erhadap penont on. d. Fakt or m usik yang m engiringi film it u, sehingga m em berikan sugest i pada penont on. e. Ger akan- ger akan yang har m onis ant ar a gam bar dan cahaya. Di sini adanya ker j asam a ant ar a gam bar yang visual dan audit if dalam m em bent uk per asaan hat i penont on. f. Fakt or penem pat an kam er a dapat m em per lihat kan sugest i pada penont on. Dengan adany a penem pat an k am er a sudut pengam bilan adegan akan m enim bulkan gej ala dir i dengan obj ek yang sedang dilalui di dalam suat u sit uasi. 4 . Je n is Film Film m em ilik i klasifikasi, m enurut isi subst ansi nya yait u: a. Film Cer it a Fik si Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Film cer it a st or y film adalah j enis film yang m engandung suat u cer it a yang lazim dipert unj ukkan di gedung- gedung Bioskop dengan bint ang film t enar dan film ini di dist ribusikan sebagai bar ang dagangan Elv inar o Ar diant o, dkk., 2004: 148 . Film cer it a j uga dibuat at au dipr oduksi ber dasar k an cer it a y ang dik ar ang dan dim ainkan oleh akt or dan akt r is Mar seli Sum ar no, 1996 . b. Film dok um ent er . Film dokum ent er di defenisikan oleh Rober t Flaher t y sebagai kar ya cipt aan m engenai kenyat aan creat iv e t reat m ent of act ualit y . Film docum ent er ini m er upakan hasil int erpret asi seseorang pem buat any a m engenai kenyat aan t er sebut , banyak kebiasaan or ang I ndonesia yang diangk at dalam film dokum ent er , seper t i upacar a Ngabean di Bali, dan lainnya. c. Film Anim asi. Film anim asi car t oons film dibuat sebagian besar dikonsum si anak- anak, nam un t er dapat film anim asi yang diper unt ukkan bagi or ang dew asa seper t i Donal Bebek, Mickey Mouse, Tom Jer r y , dan lainnya. 5 . Ke gia t a n da n Usa h a Pe r film a n Dalam Undang- undang Per film an diat ur ket ent uan bahw a kegiat an dan usaha perfilm an adalah penyelenggaraan perfilm an yang langsung ber hubungan dengan film pr oduksi, dist r ibusi, apr esiasi, dan eksibisi film . Kegiat an dan usaha per film an dilakukan ber dasar kan kebebasan ber kr easi, ber inovasi, dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 9 ber kar ya dengan m enj unj ung t inggi nilai- nilai agam a, et ika, m or al, kesusilaan, dan budaya bangsa. Yang dim aksud dengan “ m enj unj ung t inggi nilai- nilai agam a, et ika, m or al, kesusilaan, dan budaya bangsa” adalah bahw a kebebasan ber kr easi, ber inovasi, dan berk arya dalam kegiat an perfilm an harus sej alan dan t idak boleh ber t ent angan dengan nilai- nilai agam a, et ika, m or al, kesusilaan, dan budaya bangsa. Pasal 6 UU Per film an m eny ebut kan bahw a film yang m enj adi unsur pokok kegiat an dan usaha per film an dilar ang m engandung isi y ang: a. m endorong khalayak um um m elakukan kekerasan dan perj udian ser t a penyalahgunaan nar kot ika, psikot r opika, dan zat adikt if lainnya, y ang dim aksud dengan “ dilar ang m engandung isi yang m endor ong khalayak m elakukan keker asan dan per j udian ser t a penyalahgunaan narkot ika, psikot ropika, dan zat adikt if lainnya” adalah bahw a isi film dilar ang m em pert ont onkan per ilaku yang dapat m enyebabk an k halayak um um t er ger ak unt uk m enir u t indakan k ek er asan dan perj udian ser t a peny alahgunaan nark ot ika, psik ot ropika, dan zat adikt if lainny a. b. m enonj olkan por nogr afi, yang dim aksud dengan “ m enonj olkan por nografi” adalah bahw a isi film m em pert ont onkan k ecabulan, at au eksploit asi sek sual yang m elanggar norm a kesusilaan dalam m asy arak at ; Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS c. m em pr ovokasi t er j adinya per t ent angan ant ar kelom pok, ant arsuk u, ant ar - r as, dan at au ant ar golongan, yang dim aksud dengan “ m em provokasi adalah bahw a film ber isi hasut an yang m enyebabkan t er j adinya konflik hor izont al dan per t ent angan ant ar kelom pok, ant ar suku, ant ar - r as, dan at au ant ar golongan d. m enist ak an, m elecehkan, dan at au m enodai nilai- nilai agam a, yang dim aksud dengan “ m enist akan, m elecehkan, dan at au m enodai nilai- nilai agam a” adalah bahw a isi film ber isi penist aan, pelecehan, penghinaan, dan penodaan aj aran agam a; e. m endor ong khalay ak um um m elakukan t indakan m elaw an hukum ; dan at au f. m er endahkan har kat dan m ar t abat m anusia. Pasal 7 UU Perfilm an j uga m enyebut kan bahw a film yang m enj adi unsur pok ok k egiat an per film an dan usaha perfilm an diser t ai pencant um an penggolongan usia penont on film yang m eliput i film : a. unt uk penont on sem ua um ur ; b. unt uk penont on usia 13 t iga belas t ahun at au lebih c. unt uk penont on usia 17 t uj uh belas t ahun at au lebih; dan d. unt uk penont on usia 21 dua puluh sat u t ahun at au lebih. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 6 . Or ga n isa si Pe n du k u n g Pe m ba n gu n a n Pe r film a n Perfilm an nasional t um buh dan berkem bang di ir ingi oleh sem akin banyaknya Or ganisasi per film an di I ndonesia yang m em punyai per annya m asing- m asing, diant ar anya adalah: a. Badan Per t im bangan Per film an Nasional BP2N . Dalam r angka pem binaan per film an dan unt uk m engem bangkan ser t a m ew uj udkan int er aksi posit if ant ar a m asyar akat per film an, Pem er int ah dan m asyar akat pada um um nya, Pem er int ah m em bent uk badan pert im bangan perfilm an nasional, yang ber fungsi m em ber ikan per t im bangan dalam m asalah per film an. b. Per sat uan Ar t is Film I ndonesia PARFI . Sebagai sebuah or ganisasi per film an PARFI j uga m em punyai sebuah t uj uan yait u m enj adi perekat sert a pem ersat u keluar ga besar film , m enj adi r um ah yang nyam an bagi insan per film an nasional dan m encer m inkan bagi per t um buhan dan per kem bangan insan film yang kr eat if dan ber budaya, ber j uang unt uk m eningkat kan pr ofesionalism e insan film agar t er pandang, ber w ibaw a, dan ber m ar t abat , m endor ong t um buhny a indust r i per film an naional yang dapat ber m anfaat bagi upaya pem er int ah dalam m engat asi m asalah kem isk inan dan pengangur an dengan m em per luas lapangan ker j a. c. Gabungan Pengusaha per usahaan Bioskop Selur uh indonesia GPBSI . Akt ivit as dar i GPBSI yait u m em bina dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS m engem bangkan kem am puan, kegiat an dan kepent ingan per usahaan bioskop dalam usaha m em per t unj ukkan film , m encipt akan dan m engem bangkan ik lim usaha per bioskopan yang m em ungkink an keik ut sert aan perusahaan biosk op unt uk ber per an ser t a dalam pem bangunan nasional, m enj adi w adah kom unikasi dan konsult asi baik ant ara sesam a perusahaan bioskop m enj adi pem er int ah at au sebaliknya. d. Gabungan St udio Film I ndonesia GASFI . GASFI ber t uj uan m engem bangkan usaha di bidang j asa t eknik perfilm an nasional pada um um nya dan pem bangunan bidang per film an pada khususny a ber upaya m elepaskan dir i dar i k et ergant ungan pada r ekayasa dan t ekhnologi asing. Ser t a ber usaha m ew uj udkan agar sem ua film nasional dapat dikerj akan di dalam neger i sebagai kar ya ut uh bangsa. e. Asosiasi im por t Rek am an Video ASI REVI . Or ganisasi ini ber upaya dan ber usaha m em ber ant as pem baj akan dan penegakkan hukum di bidang Hak Cipt a khususnya perfilm an. sebagai sebuah or ganisasi yang m ew adahi per usahaan- per usahaan yang ber ger ak di bidang pr oduksi dan dist r ibusi r ek am an v ideo Pr ogr am k erj a ASI REVI didasar k an at as kepent ingan anggot anya. Dalam kait annya dengan pem baj akan rekam an video dengan kepent ingan m elindungi anggot anya dar i ker ugian akibat pem baj akan r ekam an video. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

B. Ka j ia n t e r h a da p Asa s Pr in sip Ya n g Te r k a it D e n ga n

Pe n y u su n a n N or m a Pr oses pem bent ukan Per da yang dim ulai dar i pr akar sa hingga pengesahan t er sebut j uga har us m er uj uk pada asas- asas hukum pem bent ukan undang- undang, dalam Pasal 5 Undang- undang No.12 Tahun 2011 m engat ur ket ent uan Per at ur an Per undang- undangan har us dilakukan ber dasar kan pada asas Pem bent ukan Perat uran Perundang- undangan yang baik , yang m eliput i: asas kej elasan t uj uan; asas kelem bagaan at au pej abat pem bent uk yang t epat ; asas kesesuaian ant ara j enis, hierar k i, dan m at eri m uat an; asas dapat dilaksanakan; asas kedayagunaan dan kehasilgunaan; asas kej elasan r um usan, asas ket er bukaan. Dengan adanya Undang- undang No.12 Tahun 2011 yang m enggant ikan Undang- undang No.10 Tahun 2004, m aka asas- asas Pem bent ukan Perundang- Undangan yang baik t ert uang dalam Pasal 5 Undang- Undang No.12 Tahun 2011. Pasal 5 m engenai asas- asas pem bent ukan per at uran daerah di baw ah ini: a. Asas Kej elasan Tuj uan, art inya bahw a Per da Pem bangunan Perfilm an Daerah har us m em puny ai t uj uan y ang j elas yang hendak dicapai. b. Asas kelem bagaan at au pej abat pem bent uk yang t epat , ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us dibuat oleh Dew an Perw akilan Rak yat Daerah dengan Pem erint ah Daerah Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS Pr ovinsi Jat eng Gubernur yang diw akili oleh Dinas Kebudayaan dan Par iw isat a . Per at ur an daer ah t er sebut dapat dibat alkan at au bat al dem i hukum apabila dibuat oleh lem baga negar a at au pej abat yang t idak ber w enang t er sebut , nam un dapat diusulkan oleh salah sat u lem baga t er sebut . c. Kesesuaian ant ar a j enis, hier ar ki, dan m at er i m uat an, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us benar - benar m em per hat ikan m at er i m uat an yang t epat sesuai dengan j enis dan hierark i Perda; d. Dapat dilaksanak an, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m em per hit ungkan efekt ivit as Per at ur an daer ah t er sebut di dalam m asyar akat , baik secar a filosofis, sosiologis, m aupun yuridis. e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah dibuat kar ena m em ang benar - benar dibut uhkan dan ber m anfaat dalam m engat ur kehidupan ber m asyar akat , ber bangsa, dan ber negar a; f. Kej elasan r um usan, art inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m em enuhi per syar at an t eknis penyusunan Per at ur an Per undang- undangan, sist em at ika, pilihan kat a at au ist ilah, ser t a bahasa hukum yang j elas dan m udah dim enger t i sehingga t idak m enim bulkan ber bagai m acam int er pr et asi dalam pelaksanaannya; Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS g. Ket er bukaan, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah m ulai dar i per encanaan, penyusunan, pem bahasan, pengesahan at au penet apan, dan pengundangan bersifat t r anspar an dan t er buka. Dengan dem ikian, selur uh lapisan m asy arak at m em puny ai k esem pat an y ang seluas- luasny a unt uk m em berikan m asukan dalam Pem bent uk an Perat uran daerah t ersebut . Asas- asas hukum m at eriil perat ur an per undang- undangan yang baik dapat ber upa asas t erm inologi dan sist em at ika yang j elas, asas dapat dikenali, asas per lakuan yang sam a dalam hukum , asas kepast ian hukum , dan asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan indiv idual Yuliandr i, 2009: 114 . Pasal 2 Undang- undang Per film an m engat ur ket ent uan bahw a m at er i m uat an per film an daer ah har us m er uj uk pada asas Ket uhanan Yang Maha Esa, dalam ar t i ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m enem pat k an Tuhan sebagai yang m aha suci, m aha agung, dan m aha pencipt a. Selain it u, Per da Pem bangunan Per film an Daerah j uga har us m er uj uk pada asas m anfaat bahw a per film an m em baw a m aslahat bagi m asyar akat , bangsa, dan negar a I ndonesia; asas keber sam aan bahw a per film an diselenggar akan dengan sem angat m aj u ber sam a ; asas kem it raan bahw a per film an diselenggar akan ber dasar kan ker j a sam a yang saling m engunt ungkan, m enguat kan, Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS dan m endukung ; dan asas kebaj ikan bahw a per film an har us m endat angkan kebaikan, keselam at an, dan keber unt ungan Selain it u, Pasal 6 Undang- undang No.12 Tahun 2011 ber kait an dengan pr oses penent uan m at er i undang- undang, bahw a m at er i m uat an undang- undang har us m encer m inkan asas, yait u: a. Asas Pengay om an, art iny a bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us ber fungsi m em ber ikan pelindungan unt uk m encipt akan ket ent r am an m asyar akat . b. Asas Kem anusiaan, art inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m encer m ink an pelindungan dan penghor m at an hak asasi m anusia ser t a har kat dan m ar t abat set iap w ar ga negar a dan penduduk I ndonesia secar a proporsional; c. Asas Kebangsaan, ar t inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m encer m inkan sifat dan w at ak bangsa I ndonesia yang m aj em uk dengan t et ap m enj aga pr insip Negar a Kesat uan Republik I ndonesia; d. Asas Kek eluar gaan, ar t iny a bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m encer m inkan m usyaw ar ah unt uk m encapai m ufakat dalam set iap pengam bilan keput usan; e. Asas Kenusant araan, art inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah senant iasa m em per hat ikan kepent ingan selur uh w ilayah I ndonesia secar a khusus w ilayah Jat eng dan m at er i Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS m uat an per at ur an daer ah per film an y ang dibuat di daer ah m er upakan bagian dar i sist em hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; f. Asas Bhinneka Tunggal I ka, ar t inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m em per hat ikan ker agam an penduduk, agam a, suku dan golongan, kondisi khusus daerah ser t a buday a dalam kehidupan berm asyarakat , ber bangsa, dan ber negar a; g. Asas Keadilan, ar t inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah harus m encerm inkan keadilan secar a proporsional bagi set iap w ar ga negara. h. Asas Kesam aan k eduduk an dalam huk um dan pem er int ahan, ar t inya bahw a Per da Pem bangunan Per film an Daer ah t idak boleh m em uat hal yang ber sifat m em bedakan ber dasarkan lat ar belakang, ant ara lain, agam a, suk u, r as, golongan, gender , at au st at us sosial. i. Asas Ket er t iban dan Kepast ian Hukum , ar t inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us dapat m ew uj udk an ket er t iban dalam m asyar akat m elalui j am inan kepast ian hukum . j . Asas Keseim bangan, keser asian, dan keselar asan, ar t inya bahw a m at er i Per da Pem bangunan Per film an Daer ah har us m encer m inkan keseim bangan, keser asian, dan keselar asan, ant ar a kepent ingan individu, m asyar akat dan kepent ingan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS bangsa dan negar a. k. Asas sesuai dengan bidang hukum m asing- m asing yang t er kait dengan Perda Pem bangunan Per film an Daerah. Dalam pem bent ukan Perat ur an daerah Pem bangunan Perfilm an Daer ah, m aka asas- asas ini har us m enj adi pedom an direct ives dalam pr oses pem buat an Per da m engingat fungsinya yang pent ing dalam per syar at an kualit as at ur an hukum , sehingga Per da yang dihasilk an m em iliki efekt ivit as dar i segi pencapaian t uj uan doelt r effendheid , pelaksanaan uit voer baar heid dan penegakan huk um ny a handhaafbaarheid Yuliandr i, 2009: 151- 152 . Menur ut A.Ham id S At t am im i 1990: 331 , asas- asas um um pem bent uk an per at ur an per undang- undangan yang baik m er upakan asas- asas yang ber fungsi unt uk m em ber ikan pedom an dan bim bingan bagi penuangan isi perat uran ke dalam bent uk dan susunan y ang sesuai, sehingga t epat penggunaan m et ode pem bent ukannya, ser t a sesuai dengan pr oses dan pr osedur pem bent ukan yang t elah dit ent ukan. Beber apa asas yang t epat dim asukan dalam Per at ur an Daerah Per film an adalah: Ket uhanan Yang Maha Esa; kem anusiaan; bhinneka t unggal ika; keadilan; kem anfaat an; kepast ian huk um ; keber sam aan; kem it r aan; kebaj ikan; penguat an kepr ibadian; dan kear ifan lokal. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 9

C. Ka j ia n t e r h a da p Pr a k t ik Pe n y e le n gga r a a n , Kon disi Ya n g

Ada , Se r t a Pe r m a sa la h a n Ya n g D ih a da pi M a sy a r a k a t Prakt ik pengem bangan dan pengelolaan Perfilm an di Jat eng sam pai saat ini hanya m endasar kan pada kebij akan di t ingkat pusat , dalam ar t i Pem er int ah Daer ah Pr ovinsi hanya m elaksanakan Undang- undang No.33 Tahun 2009 t ent ang Per film an, sem ent ar a pada level lokal hanya m er uj uk pada pola pem bangunan par iw isat a daer ah, ar t inya m em ang sam pai saat ini Jat eng t idak m em ilik i pij akan hukum bagi pengem bangan dan pengelolaan per film an daerah. Kondisi ini m eny ebabkan kualit as film k urang m am pu ber saing di pasar film nasional m aupun int er nasional, kualit as sum ber daya m anusia bidang perfilm an k ur ang baik dan k ur ang ber pij ak pada pengut am an nilai- nilai k ear ifan lok al. Secar a ekonom i, per kem bangan per film an di Jat eng belum m em ber ikan kont r ibusi yang r iil bagi per ekonom ian m asyar akat Jat eng. Kondisi ini salah sat unya disebabkan kar ena ket iadaan kebij akan yang m enduk ung di t ingkat daerah. Lebih lanj ut , t er dapat dam pak kondisi perfilm an Jat eng yang m enyebabkan kondisi per ubahan pem aham an dan sosial- ekonom i m asyar akat , m asy arak at t idak t er lindungi secar a k onst it usional t er hadap dam pak negat if per film an. Selain it u, m asyar akat per film an bahkan m asy arak at um um belum m erasakan m anfaat pengem bangan dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS pengelolaan per film an unt uk peningkat an kr eat ifit as dan peningkat an ekonom i dar i kegiat an dan usaha per film an di Jat eng. Ber dasar kan hasil Rapat Koordinasi Pusat dan Daer ah Bidang Kebudayaan Tahun 2015 yang diselenggar akan oleh Dinas Kebudayaan dan Par iw isat a Provinsi Jat eng m enyebut kan bahw a bidang seni budaya dan film m asih m em iliki beber apa kelem ahan, m eliput i: a. Belum opt im alnya pem ikir an t ent ang aspek- aspek kem anusiaan dalam pem bangunan kebudayaan di Jat eng; b. Jat eng per lu m em iliki konsep- konsep yang t idak hanya bagian dar i st r ukt ur for m al nam un j uga panut an selain unt uk pem bangunan, j uga polit ik kebudayaan ser t a m engant isipasi globalisasi khususnya per kem bangan ipt ek c. Per luny a pem et aan kebuday aan secar a online; d. Kur angny a pengk ay aan fest iv al- fest iv al seni buday a, m isal Fest ival Medhal Sabdo sam but an , Fest ival Panem brom o k oor , Fest ival Macapat ser t a m enghidupkan kem bali Pekan Seni Jat eng yang dahulu per nah ada; e. Belum opt im alny a k er j asam a dengan Dinas Pendidik an unt uk m em asukkan pendidikan budi pekert i m elalui m at a pelaj ar an y ang ada at au m enj adi m at a pelaj ar an dalam k ur ik ulum ; f. Pent ingnya Undang- undang ser t a Per da t ent ang Kebudayaan dan Rencana I nduk Pengem bangan Kebuday aan; Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS g. Belum opt im alny a pelibat an Dinas Kebudayaan Kab. Kot a t er kait hibah sebagai count er part Pem er int ah Pr ov insi; h. Belum opt im alnya pem ut ar an lagu daer ah di t em pat - t em pat um um seper t i air port , st asiun ker et a api, t er m inal, hot el dan r est or an ser t a di lingkungan inst ansi pem er int ah m isal lagu “ Gugur Gunung” set elah apel pagi. Kondisi ini j ika dikait kan dengan per film an daerah, m aka t er dapat benang m er ah bahw a selam a ini belum ada har m onisasi pengelolaan per film an ant ar a pusat dan daer ah, dan ant ar a lem baga- lem baga di daer ah baik ant ar dinas pada level provinsi m aupun dengan pem da kabupat en dan kot a, m aupun dengan kalangan m asyar akat , insan per film an dan pelaku kegiat an dan usaha per film an , t er m asuk belum adanya kew aj iban daer ah m em bent uk dinas at au sub dinas yang secara k husus m engurusi perfilm an. Selain it u, belum adany a harm onisasi pengelolaan perfilm an dengan agenda lain, m isalnya pengelolaan perfilm an dengan penguat an kear ifan lokal dengan m em buat film dokum ent er m acapat , dengan film it u ada khasanah lokal yang t er angkat dalam r anah nasional m aupun int er nasional, yang dam pak nya t ent u pengenalan budaya dan m enar ik ber bagai w isat aw an budaya dar i daerah lain at au negara lain. Selain it u, dikalangan insan per film an dan m asyar ak at per film an bahw a per k em bangan dunia per film an sangat pesat dengan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS t um buhnya pem buat film , per usahaan per film an, kegiat an per film an lainnya yang luas di kalangan m asyarakat dan pelaj ar , kondisi ini belum berbanding lurus dengan peningkat an kualit as sum ber daya m anusia di bidang per film an, t er ut am a sineas film di Jaw a Tengah. Pengem bangan dan pengelolaan unt uk m eningkat kan kreat iv it as I nt inya bahw a k ebut uhan huk um t er hadap pengat ur an per film an sangat diper lukan, m engingat sam pai saat ini belum adanya at ur an y ang m enj adi pedom an pelak sanaan Pengem bangan dan Pengelolaan Perfilm an di Jat eng, ser t a belum adanya per lindungan huk um bagi insan per film an di Jat eng. Selain it u, sam pai saat ini kondisi per film an belum berpij ak pada pem aham an “ film sebagai kepr ibadian m asy ar akat dan kear ifan lokal Jat eng” , sehingga kualit as pr oduksi film bany ak yang belum sinkr on dengan nilai- nilai kear ifan lokal. Bahkan, kualit as sum ber daya m anusia m asyar akat perfilm an, insan perfilm an, pelaku kegiat an dan usaha perfilm an belum m em aham i sepenuhnya film sebagai ker pibadian dan kear ifan lokal di Jaw a Tengah. D . Ka j ia n t e r h a da p I m plik a si Pe n e r a pa n Sist e m Ba r u y a n g a k a n dia t u r da la m Pe r a t u r a n D a e r a h I m plikasi pener apan Per da Pengem bangan dan Pengelolaan Per film an Daer ah Jat eng, m eliput i: Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS a. Ter penuhinya kebut uhan hukum m asyar akat m elalui Per da yang par t isipat if. Kebut uhan hukum adalah adanya at ur an yang m enj adi pedom an pelaksanaan Pengem bangan dan Pengelolaan Per film an di Jat eng yang ber basis pada keper ibadian dan kear ifan lok al, ser t a per lindungan huk um bagi insan per film an di Jat eng. b. Film sebagai kepr ibadian m asyar akat dan kearifan lokal Jat eng m em iliki pij akan yang kuat , m engingat Jat eng adalah suat u pr ov insi yang m em iliki kem enar ikan, keunik an dan kekhasan t er sendir i. Film daer ah ini akan m enj adi sim bol m asyar akat Jat eng, sehingga film yang di produk si akan selalu m engandung kepr ibadian dan kear ifan lok al Jat eng. c. Dengan adanya Per da Per film an di Jat eng yang ber pij ak pada “ film sebagai k epribadian m asyarak at dan kear ifan lokal Jat eng” , dihar apk an dapat m eningk at k an k ualit as pr oduk si film unt uk dapat ber saing di kancah daer ah, nasional dan int er nasional. Yang sangat pent ing adalah peningkat an kualit as sum ber daya m anusia yang diikut i dengan pem aham an yang baik sineas Jat eng t erkait kepribadian dan kear ifan lok al. Art inya sineas Jat eng m em adukan karya yang berkualit as dan bercir ikan Jat eng. d. Ter capainya t uj uan per film an daer ah. Kondisi kualit as per film an akan sem akin m eningkat bercir ikan karakt er unik dan k has dan t ent unya kem andir ian dar i insan per film an- m asyar akat per film an- pelaku kegiat an dan usaha per film an dapat t er w uj ud. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS e. Kew aj iban dan t ugas Pem erint ah Pr ov insi dan Pem erint ah Kabupat en Kot a, Hak dan Kew aj iban insan per film an- m asyar akat per film an- pelaku kegiat an dan usaha per film an m enj adi kuat dan j elas dengan adanya per at ur an daer ah ini. Dengan kej elasan t ersebut akan ber im plikasi pada penguat an kom it m en st akeholder dan ker j asam a yang kuat ant ar a Pem da- m asyar akat unt uk m ew uj udkan Jat eng sebagai w ilay ah yang m elahir kan “ film dan sineas yang berkepr ibadian dan berkear ifan lokal” . Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT EV ALUASI D AN AN ALI SI S PERATU RAN PERU N D AN G- UN D AN GAN TERKAI T Secar a m et odologis upay a m encar i suat u nor m a huk um y ang m elandasi nor m a yang lebih r endah dan upaya m encar i nor m a yang lebih rendah bert ent angan dengan nor m a y ang lebih t inggi t idak ber langsung t er us m ener us t anpa bat as r egr essus ad infinit um , sebab pada akhir nya har us ada nor m a yang dianggap sebagai nor m a yang t er t inggi puncak at au sam pai ber hent i pada nor m a yang diat asny a t idak ada lagi nor m a yang lebih t inggi, disebut gr oundnor m at au St aat sfundam ent alnor m . BAB III Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Mer uj uk pada t eor i t er sebut , t er bukt i bahw a sist em norm a hukum I ndonesia m em bent uk bangunan pir am ida, nor m a hukum yang ber laku ber ada dalam suat u sist em yang ber j enj ang- j enj ang, ber lapis- lapis, sek aligus berkelom pok - kelom pok . Absahnya suat u nor m a hukum secar a ver t ikal dit ent ukan sej auhm ana nor m a hukum yang ber ada di baw ah t idak ber t ent angan sesuai at au t idak dengan nor m a hukum di at asnya. Dalam ar t i bahw a nor m a hukum t er sebut ber laku, ber sum ber dan ber dasar pada nor m a hukum yang lebih t inggi, dan norm a huk um y ang lebih t inggi berlaku, ber sum ber dan berdasar pada norm a hukum yang lebih t inggi pula, dem ikian set er usnya sam pai pada suat u nor m a dasar negar a I ndonesia, yait u: Pancasila cit a hukum r akyat I ndonesia, dasar dan sum ber bagi sem ua nor m a hukum di baw ahnya . Nor m a huk um dalam k ont eks negara dim ak nai sebagai per at ur an per undang- undangan, dan sebagai konsekuensi dar i negar a hukum dengan m enganut pr insip heir ar ki nor m a hukum , m aka sist em perat uran perundang- undangan j uga bersifat heirarkis. Pasal 1 angka 2 Undang- undang No. 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan m enyebut kan bahw a Per at ur an Per undang- undangan adalah per at ur an t er t ulis yang m em uat norm a hukum yang m engik at secara um um dan dibent uk at au dit et apkan oleh lem baga negar a at au pej abat yang ber w enang Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT m elalui prosedur yang dit et apkan dalam Perat uran Per undang- undangan. Heir ar ki per at ur an per undang- undangan di at as ber t uj uan m enent uk an deraj at nya m asing- m asing dengan konsek uensi j ika ada per at ur an yang ber t ent angan , m aka yang dinyat akan ber laku adalah yang der aj at nya lebih t inggi. Di sini ber laku asas lex super ior i der ogat legi infer ior i hukum yang der aj at nya lebih t inggi m engesam pingkan hukum yang der aj at nya lebih r endah Bagir Manan, 2003: 206 . Unt uk it u, kaj ian ini ber t uj uan unt uk m encipt akan kepast ian hukum agar t erdapat sinkr onisasi ant ara Perat uran Daer ah dengan Perat uran Pem er int ah sebagai per at ur an lebih t inggi yang m enj adi payung hukum nya at aupun Per at ur an yang lebih t inggi lainnya. Sinkronisasi ini diperlukan agar Perat uran Daerah absah secara konst it usional, selain it u unt uk m enghindar i t er j adinya t um pang t indih pengat ur an. Bahkan lebih j auh diarahkan agar perda yang dibuat t idak ber t ent angan dengan per at ur an yang ber ada di at asnya. Unt uk m engant isipasi adanya ket idakhar m onisan per t ent angan nor m a huk um diper lukan upay a har m onisasi. Dalam ar t i bahw a har m onisasi m er upakan upaya m aupun pr oses yang hendak m engat asi bat asan- bat asan per bedaan, hal- hal yang ber t egangan, dan kej anggalan Her yandi, 2009: 505 . Har m onisasi per lu m endapat per hat ian k ar ena dalam prakt ik ny a t im bul per t ent angan ant ar a sat u nor m a hukum dengan yang lainnya, hal ini disebabkan bahw a t idak Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT adanya j am inan absolut dalam sebuah k esat uan t at anan huk um t idak adanya pr oblem per t ent angan nor m a hukum I m am Soebechi, 2012: 266 . Har m onisasi nor m a hukum ini bukan sesuat u yang dapat t er j adi dengan sendirinya, m elainkan harus dicipt akan, salah sat u upayanya adalah m elalui evaluasi dan analisis per at ur an per undang- undangan t er kait yang dilakukan pada saat pem bent ukan Per at ur an. Hasil evaluasi dan analisis pem bent uk an Perat uran Daerah t ent ang Pengem bangan dan Pengelolaan Per film an Daer ah Pr opinsi Jat eng, m eliput i: 1. Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 18 ayat 6 m enyat akan bahw a pem er int ah daer ah ber hak m enet apkan per at ur an daer ah dan per at ur an- per at ur an lain unt uk m elaksanakan ot onom i dan t ugas pem bant uan. Pasal ini m em ber ikan kew enangan kepada pem er int ah daer ah unt uk m em buat perat uran daerah t erkait perat uran yang belum diat ur di daer ah seper t i per at ur an daerah t ent ang per film an di Jat eng yang kurang diper hat ikan oleh pem er int ah daerah Propinsi Jat eng. Per at ur an daer ah t ent ang per film an dihar apk an dapat m engakat sekt or par iw isat a di Pr opinsi Jat eng. 2. Undang- Undang Republik I ndonesia Nom or 10 . Tahun 2009 Tent ang Kepar iw isat aan. Pasal 23 ayat 1 hur uf c m eny at ak an bahw a pem er int ah dan pem erint ah daerah ber kew aj iban m em elihara, Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT 9 m engem bangkan, dan m elest ar ikan aset nasional yang m enj adi daya t ar ik w isat a dan aset pot ensial yang belum t er gali. Film m erupakan aset daer ah yang dapat m enj adi daya t ar ik bagi w isat aw an, oleh karena it u pem er int ah daer ah w aj ib ikut m engem bangkan perfilm an daerah unt uk m enunj ang sekt or par iw isat a. Pasal 4 m enyat akan t uj uan dar i par iw isat a yait u a. m eningkat kan pert um buhan ek onom i, b. m eningk at kan k esej aht er aan r ak y at , c. m enghapus k em iskinan, d. m engat asi pengangguran, e. m elest arikan alam , lingk ungan, dan sum ber daya, f. m em aj ukan kebudayaan, g. m engangkat cit ra bangsa, h. m em upuk rasa cint a t anah air , i. m em perkuk uh j at i diri dan ek sat uan bangsa, dan j . m em per er at per sahabat an ant ar bangsa. Film - film daer ah dapat m eningkat kan per t um buhan ekonom i dan m engat asi pengangguran, kar ena film - film t er sebut t ent unya ber dam pak pada sekt or ket enagaker j aan. 3. Undang- undang Nom or 33 Tahun 2009 t ent ang Per film an.  Pasal 54: Pem er int ah daer ah ber kew aj iban: a m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan perfilm an; b m em berikan bant uan pem biayaan apr esiasi dan pengar sipan film ; c m em fasilit asi pem buat an film unt uk pem enuhan ket ersediaan film I ndonesia sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 32; dan m em fasilit asi pem buat an film docum ent er t ent ang w ar isan budaya bangsa di daerahnya. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT  Pasal 55 ayat 1 : Pem er int ah daer ah m em punyai t ugas: a m elaksanakan kebij akan dan r encana induk per film an nasional; b m enet apkan sert a m elaksanakan kebij akan dan r encana per film an daerah; dan c m enyediakan sar ana dan prasar ana unt uk pengem bangan dan kem aj uan per film an. Dalam m enet apkan kebij akan dan r encana per film an daer ah sebagaim ana dim aksud pada ayat 1 hur uf b, pem er int ah daer ah m engacu pada kebij akan dan r encana induk per film an nasional.  Pasal 56: Pem er int ah daerah ber w enang unt uk m em ber ikan ker inganan paj ak daerah dan r et r ibusi daer ah t er t ent u unt uk per film an, dalam penj elasan pasal t er sebut diat ur ket ent uan bahw a paj ak daer ah dan r et r ibusi t er t ent u adalah ker inganan paj ak dan bea m asuk unt uk ekspor film , im por bahan baku dan per alat an film , ser t a paj ak dan r et r ibusi daerah at as per t unj ukan film . Dar i beber apa pasal t er sebut , yang paling m em ber ikan k ew enangan pem bent uk an Per at ur an Daer ah Pem bangunan Per film an Daer ah adalah Pasal 55 hur uf b yang m engat ur kew enangan daer ah unt uk “ m enet apkan ser t a m elaksanakan kebij akan dan r encana per film an daer ah” . Unt uk it ulah, kew enangan pem er int ah daer ah t er sebut dim aksim alkan m elalui Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT pem bent ukan Per da agar pem bangunan per film an daerah Jat eng dapat efekt if. 4. Undang- undang Nom or 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan. Pasal 14 m enyebut kan bahw a “ Mat er i m uat an Per at ur an Daer ah Pr ovinsi dan Per at ur an Daer ah Kabupat en Kot a ber isi m at er i m uat an dalam r angka penyelenggaraan ot onom i daer ah dan t ugas pem bant uan ser t a m enam pung kondisi khusus daerah dan at au penj abaran lebih lanj ut Per at ur an Per undang- undangan yang lebih t inggi” 5. Undang- undang Nom or 23 Tahun 2014 t ent ang Pem erint ahan Daer ah. Pasal 17 m engat ur ket ent uan bahw a “ Daer ah ber hak m enet apkan kebij akan Daer ah unt uk m enyelenggar akan Ur usan Pem er int ahan yang m enj adi kew enangan Daer ah” 6. Undang- Undang Nom or 28 Tahun 2014 Tent ang Hak Cipt a Dalam undang- undang ini bahw a film m em iliki hak cipt a, yait u hak eksk lusif pencipt a yang t im bul secara ot om at is ber dasar k an pr insip dek lar at if set elah suat u cipt aan diw uj udkan dalam bent uk ny at a t anpa m engur angi pem bat asan sesuai dengan ket ent uan per at uran per undang- undangan. Film sebagai hak cipt a t ent u har us dilindungi dan t ent unya akan ber dam pak pada per ekonom ian pencipt a film t er sebut dan m asyarakat secar a um um . 7. Per at ur an Pem er int ah Republik I ndonesia Nom or 6 Tahun 1994 Tent ang Penyelanggar aan Usaha Per film an. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Pasal 3 m enyat ak an unt uk m endor ong pert um buhan usaha perfilm an nasional, sesuai dengan fungsinya di bidang ekonom i, Pem er int ah dapat m em berikan kem udahan dan ker inganan dalam penyelenggaraan usaha per film an. Pem er int ah m em iliki t ugas m em ber ik an k er inganan m engenai k egiat an perfilm an, t erut am a film didaerah yang sedang m engalam i per kem bangan. 8. Pem er int ah Pr ov insi Jat eng Per at ur an Daer ah Prov insi Jat eng Nom or 10 Tahun 2012 Tent ang Rencana I nduk Pem bangunan Kepar iw isat aan Pr ov insi Jat eng Tahun 2012–2027 Pem bangunan Kepar iw isat aan Pr ovinsi Meliput i: a. dest inasi par iw isat a; b. pem asar an par iw isat a; c. indust r i par iw isat a; dan d. kelem bagaan kepar iw isat aan. Film dapat m enj adi sebuah dest inasi w isat a, apabila film yang diangkat adalah film daerah, m aka dapat m enar ik w isat aw an unt uk m engunj ungi daerah t ersebut Dar i beber apa at ur an per undang- undangan di at as, t er dapat hal yang m enar ik unt uk dilakukan pengkaj ian t erkait kew enangan pem er int ah daer ah pr ovinsi dalam bidang per film an. Sinkr onisasi ini per lu dilakukan m engingat ada perbedaan at uran kew enangan pem er int ah daer ah pr ovinsi dalam Undang- undang Per film an dan Undang- undang Pem er int ahan Daer ah. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Pasal 55 Undang- undang Per film an m em ber ikan pengat ur an yang j elas bahw a Pem erint ah Daer ah Pr ovinsi m em iliki t ugas unt uk “ m enet apkan ser t a m elaksanakan kebij akan dan r encana per film an daer ah” , sedangkan lam pir an Undang- undang Pem er int ahan Daerah per ihal pem bagian ur usan konkur en ant ar a Pem er int ah Pusat dan Daer ah Pr ov insi dan Daer ah Kabupat en Kot a, Point V. Pem bagian Ur usan Pem er int ahan Bidang Kebuday aan m engat ur k et ent uan bahw a sub ur usan Per film an Nasional hanya m enj adi ur usan pusat t er kait dengan “ Pem binaan per film an nasional” . Ket ent uan dalam Undang- undang Pem da ini hanya m engat ur per film an nasional di t ingkat pusat , dan t idak j elas m engat ur per film an daerah, padahal per t um buhan per film an daer ah sangat pesat . Ar t iny a dengan t idak di at ur nya per film an di daerah, bukanlah m enut up kew enangan daer ah unt uk m em bent uk kebij akan daerah m engenai perfilm an. Meruj uk pada Pasal 14 Undang- undang Nom or 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan m enyebut kan bahw a “ Mat er i m uat an Per at ur an Daer ah Pr ov insi dan Per at ur an Daer ah Kabupat en Kot a ber isi m at er i m uat an dalam r angka penyelenggar aan ot onom i daer ah dan t ugas pem bant uan ser t a m enam pung kondisi khusus daer ah dan at au penj abaran lebih lanj ut Per at ur an Per undangundangan yang lebih t inggi” . Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Selain it u, t er dapat asas hukum “ lex specialist der ogat e legi gener ali” m engingat kedua undang- undang t er sebut m em iliki t ingkat an yang sam a, nam un m em iliki kekhususan pengat uran yang ber beda. Dengan m er uj uk pada asas t er sebut bahw a Undang- undang Per film an secar a hukum sah unt uk m engenyam pingkan Undang- undang Pem er int ahan Daer ah dalam kasus ini. Ter kait dengan kew enangan Pem er int ah Daer ah Pr ovinsi dalam bidang per film an daer ah, dapat dilihat dar i t abel di baw ah ini: Pe yusu a Naskah Akade ik Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Tabel 3.1. Har m onisasi Kewenangan dalam Bidang Per film an m enur ut UU Perfilm an Pe m e r in t a h Pu sa t Pe m e r in t a h Pr ovin si Pe m e r in t a h Ka b Kot a Ke t e n t u a n da la m Pa sa l Penet apan kebij akan dan r encana induk perfilm an nasional. Pelaksanaan dan penet apan kebij akan dan r encana induk perfilm an skala prov insi. Pelaksanaan dan penet apan kebij akan dan rencana induk perfilm an skala k abupat en kot a. Pasal 52 dan pasal 55 Penet apan kebij akan m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan per film an Penet apan kebij akan m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan perfilm an skala prov insi. Penet apan kebij akan m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan per film an skala kabupat en kot a Pasal 51 dan Pasal 54 Penet apan pem erint ah keringanan paj ak dan Bea m asuk t er t ent u unt uk per film an. Penet apan pem erint ah keringan paj ak daer ah dan r et r ibusi daer ah t er t ent u unt uk per film an sk ala pr ov insi. Penet apan pem ber ian ker ingananan paj ak daer ah dan r et r ibusi daer ah unt uk perfilm an skala k abupat en kot a Pasal 53 dan Pasal 56 Pem ber ian izin usaha perfilm an di Pengawasan pengedar an film sk ala Pem ber ian izin usaha per film an di Pasal 14 Pe yusu a Naskah Akade is Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Pe m e r in t a h Pu sa t Pe m e r in t a h Pr ovin si Pe m e r in t a h Ka b Kot a Ke t e n t u a n da la m Pa sa l bidang pengedar an film , ekspor t film dan at au im port film . pr ovinsi. bidang penj ualan dan at au peny ew aan film , dan at au pert unj ukan film t idak t erm asuk izin pert unj uk an film yang dilakukan m elalui penyiar an t elevisi j ar ingan ayat 3, ayat 4, dan ayat 5 Pem ber ian izin pem buat an film oleh pihak asing yang m enggunakan lokasi di I ndonesia. Pengaw asan t er hadap pelak sanaan pem buat an film oleh pihak asing skala pr ovinsi Pengaw asan t er hadap pelaksanaan pem buat an film oleh pihak asing skala k abupat en kot a Pasal 22 Pem ber ian fasilit asi pem buat an film Pem berian fasilit asi pem buat an film dokum ent er t ent ang w ar isan budaya bangsa di daer ahnya. Pem ber ian fasilit asi pem buat an film docum ent er t ent ang w ar isan budaya bangsa di k abupat en k ot a set em pat Pasal 51 dan Pasal 54 Pem ber ian bant uan pem biayaan Pem berian bant uan pem biayaan Pem ber ian bant uan pem biay aan Pasal 51 dan Pe yusu a Naskah Akade ik Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Pe m e r in t a h Pu sa t Pe m e r in t a h Pr ovin si Pe m e r in t a h Ka b Kot a Ke t e n t u a n da la m Pa sa l apresiasi dan pengarsipan film . apresiasi dan pengarsipan film skala pr ovinsi. apr esiasi film dan pengar sipan film skala kabupat en kot a. Pasal 54 Pem ber ian fasilit asi pengem bangan perfilm an sert a ilm u penget ahuan dan t eknologi perfilm an. Pem berian fasilit asi pengem bangan dan k em aj uan per film an ser t a ilm u penget ahuan dan t eknologi perfilm an skala prov insi. Pem ber ian fasilit asi pengem bangan dan k em aj uan perfilm an sert a ilm u penget ahuan dan t eknologi per film an skala kabupat en kot a. Pasal 51 dan Pasal 54 Pem ber ian fasilit asi pendidikan dan pelat ihan unt uk Pengem bangan k om pet ensi insan per film an. Pem berian fasilit asi pendidikan dan pelat ihan unt uk pengem bangan k om pet ensi insan per film an sk ala pr ov insi. Pem ber ian fasilit asi pendidikan dan pelat ihan unt uk pengem bangan k om pet ensi insan per film an sk ala k abupat en kot a. Pasal 73 Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Ber dasark an ev aluasi dan analisis per at ur an per at ur an per undang- undangan t er sebut , j ika digam bar kan dalam skem a, yait u: Sk em a 3.1.Deraj at Heir ar k is at ur an Per film an Sk em a t er sebut m enunj uk an bahw a secar a heir ar k is at ur an Per da Pem bangunan Per film an di Jat eng y ang hendak disusun m em ang t elah m enent uk an der aj at kek uat an dan ke- valid- an nor m a m asing- m asing agar t er cipt a sist em nor m a huk um y ang har m onis baik secar a v er t ik al m aupun hor izont al. Ar t inya bahw a Per da Per film an dibuat unt uk m elak sanak an k ew enangan daer ah Pr ov insi y ang t er t uang dalam Pasal 54 dan Pasal 55 Undang- undang No.33 Tahun 2009 t ent ang Perfilm an, selain it u Perda Pem bangunan Per film an Daer ah dibuat sesuai dengan am anah Pasal ayat UUD UU Perfil a No. Tahu PP ya g e gatur Perfil a Perda Perfil a Jawa Te gah Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5 BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT 9 Pasal 55 hur uf b yang m engat ur kew enangan daer ah unt uk “ m enet apkan sert a m elaksanakan kebij akan dan rencana perfilm an daerah” . Dengan dem ikian bahw a Per da t er sebut t elah har m onis dan sinkr on t er hadap Per at ur an diat asnya, har m onis dalam ar t i bahw a adanya keselar asan, kecocok an, k eser asian, k eseim bangan ant ar nor m a hukum yang ber laku. Selain it u dalam per sepkt if sum ber hukum , bahw a Per da Per film an Jat eng yang hendak disusun m em ang sudah disesuaikan bahkan ber sum ber pada Undang- undang No.33 Tahun 2009. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS LAN D ASAN FI LOSOFI S, SOSI OLOGI S, D AN YURI D I S Undang- Undang No.12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent uk an Per at ur an Per undang- undangan m engat ur beber apa pengert ian yang ber kait an dengan pem bent ukan undang- undang. Pasal 1 angka 2 m enyebut kan “ Perat uran Per undang- undangan adalah per at ur an t er t ulis yang m em uat nor m a hukum yang m engikat secar a um um dan dibent uk at au dit et apkan oleh lem baga negara at au pej abat yang ber w enang m elalui pr osedur yang dit et apkan dalam Per at ur an Per undang- undangan” . Per at ur an Daerah Prov insi BAB IV Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS adalah Per at ur an Per undang- undangan yang dibent uk oleh Dew an Per w akilan Rakyat Daer ah Pr ovinsi dengan per set uj uan ber sam a Gubernur Pasal 1 angka 7 UU No. 12 2011 . Sedangkan ket ent uan Pasal 1 angka 1 UU No.12 2011 m engat ur ket ent uan bahw a “ Pem bent ukan Per at uran Perundang- undangan adalah pem buat an Per at ur an Per undang- undangan yang m encakup t ahapan per encanaan, penyusunan, pem bahasan, pengesahan at au penet apan, dan pengundangan” . Ter kait pem bent ukan undang- undang, dalam t eor i hukum dikenal adanya landasan pem bent ukan Perat ur an Daer ah Kabupat en, landasan ini diper lukan agar Per at ur an Daer ah Kabupat en yang dibent uk m em iliki kaidah nor m a hukum yang sah secar a hukum legal validit y dan m enghasilkan Per at ur an Daer ah Kabupat en yang ber kualit as; m em iliki subst ansi yang ber keadilan, ber k em anfaat an huk um , ber kepast ian huk um , ser t a t idak m engandung norm a huk um m at erinya yang bert ent angan dengan at uran di at asnya; dan t ent uny a har us m am pu ber lak u efek t if di dalam m asyar akat secar a w aj ar ser t a berlak u unt uk w akt u y ang panj ang. Beber apa landasan pem bent ukan Per at ur an Daer ah Prov insi, m eliput i: landasan filosofis, landasan yur idis, dan landasan sosiologis. Ur aian landasan t er sebut di baw ah ini: Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS

A. La n da sa n Filosofis

Hal ber lakunya nor m a hukum secar a filosofis, ar t inya adalah nor m a hukum it u sesuai dengan cit a- cit a hukum r echt sidee sebagai nilai posit if yang t er t inggi uber posit ieven w et . Per at ur an Per undang- undangan selalu m engandung nor m a- nor m a hukum y ang diidealk an ideals norm oleh suat u m asyarakat ke ar ah m ana cit a- cit a luhur kehidupan ber m asyar akat dan ber negar a diar ahkan, kar ena it u Per at ur an Daer ah Kabupat en dapat digam barkan sebagai cerm in dari cit a- cit a kolekt if suat u m asyarak at t ent ang nilai- nilai luhur dan filosofis yang hendak diw uj udk an dalam kehidupan sehar i- hari m elalui pelaksanaan Per at ur an Daer ah Kabupat en yang ber sangkut an dalam kenyat aan. Oleh kar ena it u, cit a- cit a filosofis yang t er kandung dalam Per at ur an Daerah Kabupat en it u hendaklah m encer m inkan cit a- cit a filosofis yang dianut m asyar akat yang bersangk ut an Jim ly Asshidiqie, 2010: 117 . Per at ur an per undang- undangan dikat akan m em punyai landasan at au dasar filosofis filosofische gr ondst ag apabila r um usannya at au nor m a- nor m anya m endapat kan pem benar an rercht vaardiging dik aj i secar a filosofis. Landasan filosofis ini m em ber ikan pandu arah bahw a m at er i m uat an Per at ur an Per undang- undangan har us sesuai dengan nilai- nilai Pancasila, yait u: Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS m encer m inkan r eligiusit as ber - Ket uhanan segenap w ar ga negar a m elalui k ey ak inan segenap w arga t erhadap Tuhan Yang Maha Esa; m encer m inkan pr insip- pr insip hum anit as yang ber keadilan dan ker keadaban at au sila kem anusiaan yang adil dan ber adab; m enj am in dan m em per kuat pr insip nasionalit as k ebangsaan I ndonesia m elalui Sila Persat uan I ndonesia; m em perk uat nilai- nilai kedaualat an kerakyat an m elalui sila ker ak yat an yang dipim pin oleh hikm at kebij aksanaan dalam per m usyaw ar at an perw akilan; m elem bagakan upaya unt uk m em bangun keadilan sosial bagi selur uh r akyat I ndonesia. Er m an Radj agukguk m engem ukakan bahw a per at ur an per undang- undang yang baik m em enuhi unsur - unsur , yait u: Nor m a har us sesuai dengan per asaan hukum m asyar akat ; I sinya m er upakan pesan yang dapat dim enger t i oleh m asyar akat ; Ada at ur an im plem ent asi; Harus ada sarana pelak sanaanny a, dan Harus sinkron dengan undang- undang lain Per at ur an per undang- undangan yang baik t er sebut har us akom odat if yang ber kar at er ist ik: Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS t erpenuhinya nilai- nilai fundam ent al yang m enj elm ak an karakt er bangsa dan asas- asas pr insip- pr insip yang ber sifat um um dan khusus t er penuhinya pengakuan, penghor m at an, pem enuhan, per lindungan dan penegakan hak asasi m anusia; t erpenuhinya st andar kej elasan per um usan norm a; t er penuhinya kej elasan t ent ang suby ek baik dar i segi kedudukan, m aupun dar i segi per ilaku, dan obj ek sasar an pengat ur annya dan w ilayah dan w akt u keberlakuannya; t er penuhinya syar at - syar at at au pr osedur unt uk ber buat sesuat u at au sebaliknya bagi subyek pem egang per an dan apar at pelaksana; Dalam sebuah Per at ur an Daer ah Pr ovinsi yang m engat ur per film an daer ah, landasan filosofis t er kandung dalam k onsider an dasar m enim bang pem bent uk an Per at ur an Daer ah t ersebut . Selain it u, har us m enyesuaik an dengan landasan filosofis Undang- undang No.33 Tahun 2009 yang m enj adi sum ber ut am a pem bent ukan Per da Per film an. Adapun t uj uan filosofis Undang- undang No.33 Tahun 2009 t ersebut m eliput i: a. bahw a film sebagai karya seni budaya m em iliki per an st rat egis dalam peningkat an ket ahanan budaya bangsa dan kesej aht er aan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS m asy ar akat lahir bat in unt uk m em per kuat ket ahanan nasional dan kar ena it u negar a ber t anggung j aw ab m em aj ukan per film an; b. bahw a film sebagai m edia kom unikasi m assa m er upakan sar ana pencer dasan kehidupan bangsa, pengem bangan pot ensi dir i, pem binaan akhlak m ulia, pem aj uan kesej aht er aan m asyar akat , ser t a w ahana prom osi I ndonesia di dunia int er nasional, sehingga film dan per film an I ndonesia per lu dikem bangkan dan dilindungi; c. bahw a film dalam er a globalisasi dapat m enj adi alat penet rasi kebudayaan sehingga perlu dij aga dari pengaruh negat if yang t idak sesuai dengan ideologi Pancasila dan j at i dir i bangsa I ndonesia; d. bahw a upaya m em aj ukan per film an I ndonesia har us sej alan dengan dinam ika m asyar akat dan kem aj uan ilm u penget ahuan dan t eknologi; Ber dasar k an landasan filosofis Undang- undang No.33 Tahun 2009, j elas bahw a landasan filosofis Per da Per film an yang akan dibuat di Jat eng ini t elah sesuai dan sinkr on. Lebih det ail landasan filosofis t ert uang dalam ber bagai t uj uan pengem bangan dan pengelolaan Per film an Daer ah, m eliput i: 1. Menj aga, m enguat k an, dan m em aj ukan keper ibadian m asyarakat nat ion char act er building dan kear ifan lokal Pr ovinsi Jaw a Tengah; Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS 2. m eningkat kan par t isipasi insan per film an, pelaku kegiat an dan usaha per film an dan m asyar akat dalam pengem bangan kepr ibadian dan nilai- nilai kearifan lok al Jaw a Tengah; 3. m enguat k an r asa kesat uan dan per sat uan bangsa di w ilayah Jaw a Tengah; 4. m em fasilit asi t at a lak sana pr oduk si film dalam r angk a m eningkat kan t ingkat pr oduksi film 5. m em pr om osik an Jaw a t engah di t ingkat regional, nasional dan int er nasional m elalui ber bagai kegiat an dan usaha per film an. Dengan t er capainya t uj uan t er sebut m aka film yang dipr oduksi akan ber kualit as dan ber cir ikan kar akt er unik dan khas Jat eng. Tent unya kem andir inan dar i insan per film an- m asyar akat per film an- pelaku kegiat an dan usaha per film an dapat t er w uj ud.

B. La n da sa n Yu r idis

Sist em Per at ur an Per undang- undangan I ndonesia m em bent uk bangunan pir am ida, per at ur an yang ber laku ber ada dalam suat u sist em yang ber j enj ang- j enj ang, ber lapis- lapis, sekaligus ber kelom pok- kelom pok . Absahnya suat u perat uran secara vert ikal dit ent ukan sej auhm ana per at ur an yang ber ada di baw ah t idak ber t ent angan sesuai at au t idak dengan per at ur an di at asny a. Dalam ar t i bahw a per at ur an t er sebut ber laku, bersum ber dan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS ber dasar pada per at ur an yang lebih t inggi, dan per at ur an yang lebih t inggi ber laku, ber sum ber dan ber dasar pada per at ur an yang lebih t inggi pula, dem ikian set er usnya sam pai pada suat u nor m a dasar negar a I ndonesia, yait u: Pancasila cit a hukum r akyat I ndonesia, dasar dan sum ber bagi sem ua nor m a hukum di baw ahny a Jazim Ham idi, 2006: 176 . Undang- undang No. 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan, Pasal 7 m engandung ket ent uan j enis dan hier ar ki Per at ur an Per undang- undangan di I ndonesia yang t erdir i at as: 1. UUD 1945; 2. Ket et apan Maj elis Per m usyaw ar at an Rakyat ; 3. Undang- undang Perat uran Pem er int ah Penggant i Undang- undang; 4. Per at ur an Pem er int ah; 5. Per at ur an Pr esiden; 6. Per at ur an Daer ah Pr ovinsi; dan 7. Perat uran Daerah Kabupat en Kot a. Pasal 8 ayat 1 m enyebut kan bahw a Jenis Per at ur an Per undang- undangan selain sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 ayat 1 m encakup perat ur an yang dit et apkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI , Ment er i, badan, lem baga, at au kom isi yang set ingkat Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS yang dibent uk dengan undang- undang at au Pem er int ah at as per int ah undang- undang, DPRD Pr ovinsi, Guber nur , DPRD Kabupat en Kot a, Bupat i Walikot a, Kepala Desa at au yang set ingkat . Ayat 2 m enyebut kan: “ Perat uran Per undang- undangan sebagaim ana dim aksud pada ayat 1 diakui keber adaannya dan m em punyai kekuat an hukum m engikat sepanj ang diper int ahkan oleh Per at ur an Per undang- undangan yang lebih t inggi at au dibent uk ber dasar k an k ew enangan” . Heir ar ki per at ur an per undang- undangan di at as ber t uj uan m enent uk an der aj at nya m asing- m asing dengan konsekuensi bahw a perat uran yang berada di baw ahnya har us bersum ber pada perat uran yang berada di at asnya dan j ika ada perat uran yang ber t ent angan m aka yang dinyat akan ber laku adalah yang der aj at nya lebih t inggi. Di sini ber laku asas lex super ior i der ogat legi infer ior i huk um yang der aj at nya lebih t inggi m engesam pingkan hukum yang der aj at nya lebih r endah . Landasan yur idis dalam pem bent ukan Per da adalah Pasal 55 hur uf b y ang m engat ur k ew enangan daer ah unt uk “ m enet apk an ser t a m elaksanakan kebij akan dan r encana per film an daer ah” , hal ini dilat arbelakangi efekt ifit as penyelenggaraan pem erint ahan daer ah dalam pem bangunan per film an sesuai am anah Pasal 54 dan Pasal 55 Undang- undang No.33 Tahun 2009 t ent ang Per film an. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS 9 Dengan dem ikian bahw a Per da t er sebut t elah har m onis dan sinkr on t er hadap Per at ur an diat asnya, har m onis dalam ar t i bahw a adanya keselar asan, kecocokan, keser asian, keseim bangan ant ar nor m a huk um y ang ber laku. Selain it u dalam per sepk t if sum ber huk um , bahw a Per da Per film an Jaw a Tengah yang hendak disusun m em ang sudah disesuaikan bahkan bersum ber pada at uran yang berada diat asnya Undang- undang No.33 Tahun 2009 .

C. La n da sa n Sosiologis

Landasan sosiologis lebih difokuskan pada perspekt if m edan pener apan huk um dalam k eadaan ny at any a, y ang selalu diser t ai cir i ber upa pener im aan accept ance per at ur an oleh sekelom pok m asy arakat ,ber lak unya k aidah hukum secar a sosiologis adalah efekt ifit as kaidah hukum di dalam lapangan m asyar akat . Menur ut Soer j ono Soekant o bahw a landasan t eor it is sebagai dasar sosiologis ber lakunya suat u per at ur an per undang- undangan dikait kan dengan dua t eori: pert am a, t eor i kekuasaan, yang pada pok ok nya m enyat ak an bahw a k aidah huk um it u dipak sak an ber lak uny a oleh penguasa, t er lepas dit er im a at au t idak oleh kom unit as m asyar akat ; k edua, t eor i pengak uan, y ang m eny at ak an bahw a ber lak uny a kaidah hukum it u didasar kan pada pener im aan at au pengakuan Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS m asy arak at dit em pat huk um it u diber lak uk an Jazim Ham idi dan Kem ilau Mut ik , 2011: 30 . Nam un sebelum m asuk k e ranah sosiologis, ber ik ut gam baran dat a kependudukan Jat eng. Ber dasar kan Angka Sem ent ar a Pr oyeksi Sensus Penduduk SP 2010, j um lah penduduk Jaw a Tengah pada t ahun 2012 t er cat at sebesar 33,27 j ut a j iw a sek it ar 13,52 per sen dar i j um lah penduduk I ndonesia. I ni m enem pat kan Jaw a Tengah sebagai pr ovinsi ket iga di I ndonesia dengan j um lah penduduk t er banyak set elah Jaw a Bar at dan Jaw a Tim ur . Jum lah penduduk per em puan lebih besar dibandingkan j um lah penduduk laki- laki. I ni dit unj ukkan oleh r asio j enis kelam in rasio j um lah penduduk laki- laki t er hadap j um lah penduduk per em puan sebesar 98,34 per sen. Penduduk Jaw a Tengah belum m enyebar secara m er at a di selur uh w ilayah Jaw a Tengah. Um um nya penduduk bany ak m enum puk di daer ah kot a dibandingkan kabupat en. Secar a r at a- r at a kepadat an penduduk Jaw a Tengah t ahun 2012 t er cat at sebesar 1.022 j iw a set iap kilom et er per segi, Ber dasar kan Angka Sem ent ar a Pr oyeksi Sensus Penduduk SP 2010, j um lah penduduk Jaw a Tengah pada t ahun 2012 t er cat at sebesar 33,27 j ut a j iw a sekit ar 13,52 per sen dar i j um lah penduduk I ndonesia. I ni m enem pat kan Jaw a Tengah sebagai pr ovinsi ket iga di I ndonesia dengan j um lah penduduk t er banyak set elah Jaw a Bar at dan Jaw a Tim ur . Jum lah Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS penduduk per em puan lebih besar dibandingkan j um lah penduduk lak i- lak i. I ni dit unj ukkan oleh rasio j enis kelam in rasio j um lah penduduk laki- lak i t er hadap j um lah penduduk per em puan sebesar 98,34 per sen. Bila dibedakan m enur ut st at us peker j aan ut am anya, bur uh kar yaw an sebesar 30,63 per sen. St at us peker j aan ini lebih besar dibanding st at us peker j aan lain. Sedangkan ber usaha sendir i t anpa dibant u orang lain, ber usaha dengan dibant u buruh t idak t et ap, ber usaha sendir i dibant u bur uh t et ap dan peker j a lainnya m asing- m asing t er cat at sebesar 16,46 persen, 19,51 persen, 3,23 per sen dan 30,17 per sen. Disisi lain, bahw a Prov insi Jaw a Tengah m erupakan salah sat u w ilayah di I ndonesia yang m em ilik i pot ensi par iw isat a besar . Pot ensi par iw isat a provinsi yang secar a adm inist rat if t er bagi dalam 29 kabupat en dan 6 kot a t er sebut , salah sat uny a t er lihat dar i banyak ny a obyek dan daya t ar ik w isat a DTW k om er sial yang t er sedia. Pada t ahun 2012, j um lahny a m encapai 198 unit , m eliput i DTW alam , budaya, buat an, t am an hibur an dan rekr easi, kaw asan w isat a, ser t a w isat a t ir t a BPS, 2013 . Jum lah t er sebut m er upak an yang t ert inggi kedua di I ndonesia set elah Jaw a Bar at , j um lah t ersebut belum t erm asuk beberapa event yang j uga m am pu m enar ik kunj ungan w isat aw an. Secar a keselur uhan, Jaw a Tengah m em ilik i 385 DTW dan event . Pada t ahun 2014, t er dapat Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS peningkat an 12 , sehingga j um lah DTW dan event di Jaw a Tengah m eningkat m enj adi 467 1 . Tidak t erkecuali m inat w isat aw an yang selam a 4 t ahun t erak hir y ait u t ahun 2010 hingga t ahun 2014 m engalam i peningkat an sepert i yang t erlihat dalam t abel ber ikut : Tabel 4.1. Per k em bangan Jum lah Pengunj ung DTW dan Event Jaw a Tengah Tahun 2010- 2014 Tahun Wisat aw an Mancanegar a or ang Wisat w an Nusant ar a orang Tot al or ang Perkem bangan Wism an Wisnus Tot al 2010 317.805 22.275.146 22.592.951 - - - 2011 392.895 21.838.351 22.231.246 23,62 - 1,96 - 1,6 2012 372.463 25.240.021 25.612.484 5,2 15,57 15,2 2013 388.143 29.430.609 29.818.752 4,2 16,6 16,42 2014 419.584 29.852.095 30.271.679 8,1 1,43 1,51 Sum ber: Buku Sak u 2015 Kebudayaan dan Pariw isat a Jaw a Tengah Oleh sebab it u, dapat dikat akan bahw a pot ensi par iw isat a di Jaw a Tengah sangat besar . Kondisi ini har us dikelola dengan baik oleh pem erint ah prov insi m elalui pem bangunan perfilm an daer ah, baik pem bangunan m anusia m elalui ber bagai kegiat an perfilm an m aupun m em bangun sem angat w ir ausaha bagi kalangan m uda unt uk m em buka peluang usaha per film an di Jat eng. Ar t inya Kondisi Sum ber : Buku Saku 2015 Kebuday aan dan Par iw isat a Jaw a Tengah Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5 BAB – LANDASAN FILOSOFIS peker j aan m asyar akat Jat eng yang sebagain besar bur uh t er sebut dapat dikur angi dengan pengem bangan dan pengelolaan per film an daer ah. Selain it u, secar a sosiologis kondisi per film an di Jaw a Tengah sem akin ber kem bang pesat dengan t um buhnya per film an, banyak kom unit as perfilm an di Jaw a Tengah yang sudah m elahirkan kary a t erbaik dalam film nasional m aupun int ernasional. Nam un kondisi ini belum lah t er kelola secar a m aksim al, peran pem er int ah daerah baik pr ov insi m aupun kabupat en kot a sangat lah m inim , apalagi dit am bah dengan ber bagai fenom ena m asuknya per usahaan per film an dar i luar Jat eng yang banyak m elakukan pr oduksi di Jat eng dan m er ebut lahan pr oduksi per film an m asyar akat Jat eng. Kondisi ini diperparah lagi dengan sebagian besar para insan perfilm an yang belum m em ilik i kreat iv it as yang baik dan belum m am pu ber saing dengan insan per film an dar i luar Jat eng m isalnya dar i Jakar t a . Unt uk it ulah per film an sebagai uj ung t om bak pem bangunan, m aka per lu per da per film an yang ber pihak pada insan per film an dan m asyar akat per film an di Jaw a Tengah agar kr eat iv it asnya t er bangun dan t er ber dayakan secar a m aksim al dan pr oduk yang dihasilkan ber kualit as dan dapat ber saing m er ebut pasar film di I ndonesia dan dunia int er nasional. Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5

BAB 5 – RUANG LINGKUP PENGATURAN

RUAN G LI N GKUP PEN GATURAN

A. Ke t e n t u a n U m u m

Ket ent uan um um ini m er upakan suat u ket ent uan yang ber isi bat asan penger t ian at au defenisi dalam Per at ur an Daer ah, singk at an at au ak r onim , dan hal- hal lain yang bersifat um um yang ber laku bagi pasal- pasal ber ikut nya, seper t i ket ent uan yang m encer m inkan asas, m aksud dan t uj uan. 1. Film adalah kar ya seni budaya yang m er upakan pr anat a sosial dan m edia kom unikasi m assa yang dibuat ber dasarkan kaidah BAB V Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5

BAB 5 – RUANG LINGKUP PENGATURAN

sinem at ografi dengan at au t anpa suar a dan dapat dipert unj ukkan. 2. Per film an adalah ber bagai hal yang ber hubungan dengan film . 3. Kegiat an dan usaha per film an adalah segala bent uk k egiat an yang ber hubungan dengan pr oduksi, dist r ibusi, apr esiasi, dan eksibisi film . 4. I nsan per film an adalah set iap orang yang m em iliki pot ensi dan kom pet ensi dalam per film an dan ber per an dalam pem buat an film . 5. Pelaku Kegiat an dan Usaha Per film an adalah or ang at au sekelom pok or ang yang m elakukan k egiat an dan usaha di bidang perfilm an. 6. Masyarakat Per film an adalah w ar ga negar a I ndonesia non pem er int ah yang m em punyai per hat ian dan peranan dalam bidang per film an 7. I klan film adalah bent uk publikasi dan prom osi film 8. Pengem bangan dan Pengelolaan per film an adalah suat u pr oses per ubahan ke arah yang lebih baik yang di dalam ny a m eliput i upaya- upaya per encanaan, im plem ent asi dan pengendalian per film an daer ah dalam r angka pencipt aan nilai t am bah sesuai yang dikehendak i. 9. Kepr ibadiaan m asyar ak at adalah sifat hakiki yang t er cer m in pada sikap, cir i khas dan per ilaku seseor ang dan at au suat u Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5

BAB 5 – RUANG LINGKUP PENGATURAN

m asy arakat yang m em bedakannya dar i or ang dan at au m asy arak at Jaw a Tengah. 10. Kear ifan Lokal adalah sist em nilai, gagasan, norm a lokal yang ber sifat bij aksana, penuh kear ifan, bernilai baik dan benar yang t elah m ent radisi dan diikut i oleh m asyar akat Jaw a Tengah.

B. Ru a n g Lin gk u p da n I si Pe n ga t u r a n

Ruang lingkup pengat ur an ber isi m at er i- m at er i yang akan diat ur dalam Per at ur an Daer ah yang akan disusun, adapun r uang lingk up m at er i m uat an m eliput i:

BAB I KETEN TUAN U M U M

Subst ansi dalam ket ent uan um um t elah dit uangkan dalam Bab V hur uf A

BAB I I ASAS D AN TUJUAN A.

Asa s Asas- asas yang digunakan dalam m enyusun Per at ur an Daer ah Jaw a Tengah t ent ang Pengem bangan dan pengelolaan Per film an m eliput i: 1. Ket uhanan Yang Maha Esa, bahw a ak t iv it as kegiat an dan usaha perfilm an daerah har us m enem pat kan Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang m aha suci, m aha agung, dan m aha pencipt a. 2. Kem anusiaan, bahw a per film an daerah har us m encer m inkan per lindungan dan penghor m at an hak- hak asasi m anusia ser t a Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5

BAB 5 – RUANG LINGKUP PENGATURAN