Ka j ia n t e r h a da p Pr a k t ik Pe n y e le n gga r a a n , Kon disi Ya n g
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
pengelolaan per film an unt uk peningkat an kr eat ifit as dan peningkat an ekonom i dar i kegiat an dan usaha per film an di Jat eng.
Ber dasar kan hasil Rapat Koordinasi Pusat dan Daer ah Bidang Kebudayaan Tahun 2015 yang diselenggar akan oleh Dinas
Kebudayaan dan Par iw isat a Provinsi Jat eng m enyebut kan bahw a bidang seni budaya dan film m asih m em iliki beber apa kelem ahan,
m eliput i: a.
Belum opt im alnya pem ikir an t ent ang aspek- aspek kem anusiaan dalam pem bangunan kebudayaan di Jat eng;
b. Jat eng per lu m em iliki konsep- konsep yang t idak hanya bagian
dar i st r ukt ur for m al nam un j uga panut an selain unt uk pem bangunan, j uga polit ik kebudayaan ser t a m engant isipasi
globalisasi khususnya per kem bangan ipt ek c.
Per luny a pem et aan kebuday aan secar a online; d.
Kur angny a pengk ay aan fest iv al- fest iv al seni buday a, m isal Fest ival Medhal Sabdo sam but an , Fest ival Panem brom o k oor ,
Fest ival Macapat ser t a m enghidupkan kem bali Pekan Seni Jat eng yang dahulu per nah ada;
e. Belum opt im alny a k er j asam a dengan Dinas Pendidik an unt uk
m em asukkan pendidikan budi pekert i m elalui m at a pelaj ar an y ang ada at au m enj adi m at a pelaj ar an dalam k ur ik ulum ;
f. Pent ingnya Undang- undang ser t a Per da t ent ang Kebudayaan dan
Rencana I nduk Pengem bangan Kebuday aan;
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
g. Belum opt im alny a pelibat an Dinas Kebudayaan Kab. Kot a t er kait
hibah sebagai count er part Pem er int ah Pr ov insi; h.
Belum opt im alnya pem ut ar an lagu daer ah di t em pat - t em pat um um seper t i air port , st asiun ker et a api, t er m inal, hot el dan
r est or an ser t a di lingkungan inst ansi pem er int ah m isal lagu “ Gugur Gunung” set elah apel pagi.
Kondisi ini j ika dikait kan dengan per film an daerah, m aka t er dapat benang m er ah bahw a selam a ini belum ada har m onisasi
pengelolaan per film an ant ar a pusat dan daer ah, dan ant ar a lem baga- lem baga di daer ah baik ant ar dinas pada level provinsi
m aupun dengan pem da kabupat en dan kot a, m aupun dengan kalangan m asyar akat , insan per film an dan pelaku kegiat an dan
usaha per film an , t er m asuk belum adanya kew aj iban daer ah m em bent uk dinas at au sub dinas yang secara k husus m engurusi
perfilm an. Selain it u, belum adany a harm onisasi pengelolaan perfilm an dengan agenda lain, m isalnya pengelolaan perfilm an
dengan penguat an kear ifan lokal dengan m em buat film dokum ent er m acapat , dengan film it u ada khasanah lokal yang t er angkat dalam
r anah nasional m aupun int er nasional, yang dam pak nya t ent u pengenalan budaya dan m enar ik ber bagai w isat aw an budaya dar i
daerah lain at au negara lain. Selain it u, dikalangan insan per film an dan m asyar ak at per film an
bahw a per k em bangan dunia per film an sangat pesat dengan
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
t um buhnya pem buat film , per usahaan per film an, kegiat an per film an lainnya yang luas di kalangan m asyarakat dan pelaj ar , kondisi ini
belum berbanding lurus dengan peningkat an kualit as sum ber daya m anusia di bidang per film an, t er ut am a sineas film di Jaw a Tengah.
Pengem bangan dan pengelolaan unt uk m eningkat kan kreat iv it as I nt inya bahw a k ebut uhan huk um t er hadap pengat ur an per film an
sangat diper lukan, m engingat sam pai saat ini belum adanya at ur an y ang m enj adi pedom an pelak sanaan Pengem bangan dan
Pengelolaan Perfilm an di Jat eng, ser t a belum adanya per lindungan huk um bagi insan per film an di Jat eng. Selain it u, sam pai saat ini
kondisi per film an belum berpij ak pada pem aham an “ film sebagai kepr ibadian m asy ar akat dan kear ifan lokal Jat eng” , sehingga
kualit as pr oduksi film bany ak yang belum sinkr on dengan nilai- nilai kear ifan lokal. Bahkan, kualit as sum ber daya m anusia m asyar akat
perfilm an, insan perfilm an, pelaku kegiat an dan usaha perfilm an belum m em aham i sepenuhnya film sebagai ker pibadian dan
kear ifan lokal di Jaw a Tengah.
D . Ka j ia n t e r h a da p I m plik a si Pe n e r a pa n Sist e m Ba r u y a n g
a k a n dia t u r da la m Pe r a t u r a n D a e r a h
I m plikasi pener apan Per da Pengem bangan dan Pengelolaan Per film an Daer ah Jat eng, m eliput i:
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
a. Ter penuhinya kebut uhan hukum m asyar akat m elalui Per da yang
par t isipat if. Kebut uhan hukum adalah adanya at ur an yang m enj adi pedom an pelaksanaan Pengem bangan dan Pengelolaan
Per film an di Jat eng yang ber basis pada keper ibadian dan kear ifan lok al, ser t a per lindungan huk um bagi insan per film an di Jat eng.
b. Film sebagai kepr ibadian m asyar akat dan kearifan lokal Jat eng
m em iliki pij akan yang kuat , m engingat Jat eng adalah suat u pr ov insi yang m em iliki kem enar ikan, keunik an dan kekhasan
t er sendir i. Film daer ah ini akan m enj adi sim bol m asyar akat Jat eng, sehingga film yang di produk si akan selalu m engandung
kepr ibadian dan kear ifan lok al Jat eng. c.
Dengan adanya Per da Per film an di Jat eng yang ber pij ak pada “ film sebagai k epribadian m asyarak at dan kear ifan lokal Jat eng” ,
dihar apk an dapat m eningk at k an k ualit as pr oduk si film unt uk dapat ber saing di kancah daer ah, nasional dan int er nasional.
Yang sangat pent ing adalah peningkat an kualit as sum ber daya m anusia yang diikut i dengan pem aham an yang baik sineas
Jat eng t erkait kepribadian dan kear ifan lok al. Art inya sineas Jat eng m em adukan karya yang berkualit as dan bercir ikan Jat eng.
d. Ter capainya t uj uan per film an daer ah. Kondisi kualit as per film an
akan sem akin m eningkat bercir ikan karakt er unik dan k has dan t ent unya kem andir ian dar i insan per film an- m asyar akat per film an-
pelaku kegiat an dan usaha per film an dapat t er w uj ud.
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
e. Kew aj iban dan t ugas Pem erint ah Pr ov insi dan Pem erint ah
Kabupat en Kot a, Hak dan Kew aj iban insan per film an- m asyar akat per film an- pelaku kegiat an dan usaha per film an m enj adi kuat dan
j elas dengan adanya per at ur an daer ah ini. Dengan kej elasan t ersebut akan ber im plikasi pada penguat an kom it m en
st akeholder dan ker j asam a yang kuat ant ar a Pem da- m asyar akat unt uk m ew uj udkan Jat eng sebagai w ilay ah yang m elahir kan “ film
dan sineas yang berkepr ibadian dan berkear ifan lokal” .
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
EV ALUASI D AN AN ALI SI S PERATU RAN PERU N D AN G- UN D AN GAN TERKAI T
Secar a m et odologis upay a m encar i suat u nor m a huk um y ang m elandasi nor m a yang lebih r endah dan upaya m encar i nor m a yang
lebih rendah bert ent angan dengan nor m a y ang lebih t inggi t idak ber langsung t er us m ener us t anpa bat as r egr essus ad infinit um ,
sebab pada akhir nya har us ada nor m a yang dianggap sebagai nor m a yang t er t inggi puncak at au sam pai ber hent i pada nor m a yang
diat asny a t idak ada lagi nor m a yang lebih t inggi, disebut gr oundnor m at au St aat sfundam ent alnor m .
BAB III
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Mer uj uk pada t eor i t er sebut , t er bukt i bahw a sist em norm a hukum I ndonesia m em bent uk bangunan pir am ida, nor m a hukum
yang ber laku ber ada dalam suat u sist em yang ber j enj ang- j enj ang, ber lapis- lapis, sek aligus berkelom pok - kelom pok . Absahnya suat u
nor m a hukum secar a ver t ikal dit ent ukan sej auhm ana nor m a hukum yang ber ada di baw ah t idak ber t ent angan sesuai at au t idak dengan
nor m a hukum di at asnya. Dalam ar t i bahw a nor m a hukum t er sebut ber laku, ber sum ber dan ber dasar pada nor m a hukum yang lebih
t inggi, dan norm a huk um y ang lebih t inggi berlaku, ber sum ber dan berdasar pada norm a hukum yang lebih t inggi pula, dem ikian
set er usnya sam pai pada suat u nor m a dasar negar a I ndonesia, yait u: Pancasila cit a hukum r akyat I ndonesia, dasar dan sum ber bagi
sem ua nor m a hukum di baw ahnya . Nor m a huk um dalam k ont eks negara dim ak nai sebagai
per at ur an per undang- undangan, dan sebagai konsekuensi dar i negar a hukum dengan m enganut pr insip heir ar ki nor m a hukum ,
m aka sist em perat uran perundang- undangan j uga bersifat heirarkis. Pasal 1 angka 2 Undang- undang No. 12 Tahun 2011 t ent ang
Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan m enyebut kan bahw a Per at ur an Per undang- undangan adalah per at ur an t er t ulis yang
m em uat norm a hukum yang m engik at secara um um dan dibent uk at au dit et apkan oleh lem baga negar a at au pej abat yang ber w enang
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
m elalui prosedur yang dit et apkan dalam Perat uran Per undang- undangan.
Heir ar ki per at ur an per undang- undangan di at as ber t uj uan m enent uk an deraj at nya m asing- m asing dengan konsek uensi j ika ada
per at ur an yang ber t ent angan ,
m aka yang dinyat akan ber laku adalah yang der aj at nya lebih t inggi. Di sini ber laku asas lex super ior i der ogat
legi infer ior i hukum yang der aj at nya lebih t inggi m engesam pingkan hukum yang der aj at nya lebih r endah Bagir Manan, 2003: 206 .
Unt uk it u, kaj ian ini ber t uj uan unt uk m encipt akan kepast ian hukum agar t erdapat sinkr onisasi ant ara Perat uran Daer ah dengan Perat uran
Pem er int ah sebagai per at ur an lebih t inggi yang m enj adi payung hukum nya at aupun Per at ur an yang lebih t inggi lainnya.
Sinkronisasi ini diperlukan agar Perat uran Daerah absah secara konst it usional, selain it u unt uk m enghindar i t er j adinya t um pang
t indih pengat ur an. Bahkan lebih j auh diarahkan agar perda yang dibuat t idak ber t ent angan dengan per at ur an yang ber ada di at asnya.
Unt uk m engant isipasi adanya ket idakhar m onisan per t ent angan nor m a huk um diper lukan upay a har m onisasi. Dalam ar t i bahw a
har m onisasi m er upakan upaya m aupun pr oses yang hendak m engat asi bat asan- bat asan per bedaan, hal- hal yang ber t egangan,
dan kej anggalan Her yandi, 2009: 505 . Har m onisasi per lu m endapat per hat ian k ar ena dalam prakt ik ny a t im bul per t ent angan ant ar a sat u
nor m a hukum dengan yang lainnya, hal ini disebabkan bahw a t idak
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
adanya j am inan absolut dalam sebuah k esat uan t at anan huk um t idak adanya pr oblem per t ent angan nor m a hukum I m am Soebechi, 2012:
266 . Har m onisasi nor m a hukum ini bukan sesuat u yang dapat t er j adi
dengan sendirinya, m elainkan harus dicipt akan, salah sat u upayanya adalah m elalui evaluasi dan analisis per at ur an per undang- undangan
t er kait yang dilakukan pada saat pem bent ukan Per at ur an. Hasil evaluasi dan analisis pem bent uk an Perat uran Daerah t ent ang
Pengem bangan dan Pengelolaan Per film an Daer ah Pr opinsi Jat eng, m eliput i:
1. Undang- Undang Dasar 1945
Pasal 18 ayat 6 m enyat akan bahw a pem er int ah daer ah ber hak m enet apkan per at ur an daer ah dan per at ur an- per at ur an lain unt uk
m elaksanakan ot onom i dan t ugas pem bant uan. Pasal ini m em ber ikan kew enangan kepada pem er int ah daer ah unt uk
m em buat perat uran daerah t erkait perat uran yang belum diat ur di daer ah seper t i per at ur an daerah t ent ang per film an di Jat eng yang
kurang diper hat ikan oleh pem er int ah daerah Propinsi Jat eng. Per at ur an daer ah t ent ang per film an dihar apk an dapat m engakat
sekt or par iw isat a di Pr opinsi Jat eng. 2.
Undang- Undang Republik I ndonesia Nom or 10 .
Tahun 2009 Tent ang
Kepar iw isat aan. Pasal 23 ayat 1 hur uf c m eny at ak an bahw a pem er int ah dan pem erint ah daerah ber kew aj iban m em elihara,
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
9
m engem bangkan, dan m elest ar ikan aset nasional yang m enj adi daya t ar ik w isat a dan aset pot ensial yang belum t er gali. Film
m erupakan aset daer ah yang dapat m enj adi daya t ar ik bagi w isat aw an, oleh karena it u pem er int ah daer ah w aj ib ikut
m engem bangkan perfilm an daerah unt uk m enunj ang sekt or par iw isat a. Pasal 4 m enyat akan t uj uan dar i par iw isat a yait u a.
m eningkat kan pert um buhan ek onom i, b. m eningk at kan k esej aht er aan r ak y at , c. m enghapus k em iskinan, d. m engat asi
pengangguran, e. m elest arikan alam , lingk ungan, dan sum ber daya, f. m em aj ukan kebudayaan, g. m engangkat cit ra bangsa, h.
m em upuk rasa cint a t anah air , i. m em perkuk uh j at i diri dan ek sat uan bangsa, dan j . m em per er at per sahabat an ant ar bangsa.
Film - film daer ah dapat m eningkat kan per t um buhan ekonom i dan m engat asi pengangguran, kar ena film - film t er sebut t ent unya
ber dam pak pada sekt or ket enagaker j aan. 3.
Undang- undang Nom or 33 Tahun 2009 t ent ang Per film an.
Pasal 54: Pem er int ah daer ah ber kew aj iban: a m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan perfilm an; b m em berikan
bant uan pem biayaan apr esiasi dan pengar sipan film ; c m em fasilit asi pem buat an film unt uk pem enuhan ket ersediaan
film I ndonesia sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 32; dan m em fasilit asi pem buat an film docum ent er t ent ang w ar isan
budaya bangsa di daerahnya.
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Pasal 55 ayat 1 : Pem er int ah daer ah m em punyai t ugas: a
m elaksanakan kebij akan dan r encana induk per film an nasional; b m enet apkan sert a m elaksanakan kebij akan dan r encana
per film an daerah; dan c m enyediakan sar ana dan prasar ana unt uk pengem bangan dan kem aj uan per film an. Dalam
m enet apkan kebij akan dan r encana per film an daer ah sebagaim ana dim aksud pada ayat 1 hur uf b, pem er int ah
daer ah m engacu pada kebij akan dan r encana induk per film an nasional.
Pasal 56: Pem er int ah daerah ber w enang unt uk m em ber ikan
ker inganan paj ak daerah dan r et r ibusi daer ah t er t ent u unt uk per film an, dalam penj elasan pasal t er sebut diat ur ket ent uan
bahw a paj ak daer ah dan r et r ibusi t er t ent u adalah ker inganan paj ak dan bea m asuk unt uk ekspor film , im por bahan baku dan
per alat an film , ser t a paj ak dan r et r ibusi daerah at as per t unj ukan film .
Dar i beber apa pasal t er sebut , yang paling m em ber ikan k ew enangan pem bent uk an Per at ur an Daer ah Pem bangunan
Per film an Daer ah adalah Pasal 55 hur uf b yang m engat ur kew enangan daer ah unt uk “ m enet apkan ser t a m elaksanakan
kebij akan dan r encana per film an daer ah” . Unt uk it ulah, kew enangan pem er int ah daer ah t er sebut dim aksim alkan m elalui
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
pem bent ukan Per da agar pem bangunan per film an daerah Jat eng dapat efekt if.
4. Undang- undang Nom or 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan
Per at ur an Per undang- undangan. Pasal 14 m enyebut kan bahw a “ Mat er i m uat an Per at ur an Daer ah Pr ovinsi dan Per at ur an Daer ah
Kabupat en Kot a ber isi m at er i m uat an dalam r angka penyelenggaraan ot onom i daer ah dan t ugas pem bant uan ser t a
m enam pung kondisi khusus daerah dan at au penj abaran lebih lanj ut Per at ur an Per undang- undangan yang lebih t inggi”
5. Undang- undang Nom or 23 Tahun 2014 t ent ang Pem erint ahan
Daer ah. Pasal 17 m engat ur ket ent uan bahw a “ Daer ah ber hak m enet apkan kebij akan Daer ah unt uk m enyelenggar akan Ur usan
Pem er int ahan yang m enj adi kew enangan Daer ah” 6.
Undang- Undang Nom or 28 Tahun 2014 Tent ang Hak Cipt a Dalam undang- undang ini bahw a film m em iliki hak cipt a, yait u hak
eksk lusif pencipt a yang t im bul secara ot om at is ber dasar k an pr insip dek lar at if set elah suat u cipt aan diw uj udkan dalam bent uk ny at a
t anpa m engur angi pem bat asan sesuai dengan ket ent uan per at uran per undang- undangan. Film sebagai hak cipt a t ent u har us dilindungi
dan t ent unya akan ber dam pak pada per ekonom ian pencipt a film t er sebut dan m asyarakat secar a um um .
7. Per at ur an Pem er int ah Republik I ndonesia Nom or 6 Tahun 1994
Tent ang Penyelanggar aan Usaha Per film an.
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Pasal 3 m enyat ak an unt uk m endor ong pert um buhan usaha perfilm an nasional, sesuai dengan fungsinya di bidang ekonom i,
Pem er int ah dapat m em berikan kem udahan dan ker inganan dalam penyelenggaraan usaha per film an. Pem er int ah m em iliki t ugas
m em ber ik an k er inganan m engenai k egiat an perfilm an, t erut am a film didaerah yang sedang m engalam i per kem bangan.
8. Pem er int ah Pr ov insi Jat eng Per at ur an Daer ah Prov insi Jat eng
Nom or 10 Tahun 2012 Tent ang Rencana I nduk Pem bangunan Kepar iw isat aan Pr ov insi Jat eng Tahun 2012–2027
Pem bangunan Kepar iw isat aan Pr ovinsi Meliput i: a. dest inasi par iw isat a; b. pem asar an par iw isat a; c. indust r i par iw isat a; dan d.
kelem bagaan kepar iw isat aan. Film dapat m enj adi sebuah dest inasi w isat a, apabila film yang diangkat adalah film daerah, m aka dapat
m enar ik w isat aw an unt uk m engunj ungi daerah t ersebut
Dar i beber apa at ur an per undang- undangan di at as, t er dapat hal yang m enar ik unt uk dilakukan pengkaj ian t erkait kew enangan pem er int ah
daer ah pr ovinsi dalam bidang per film an. Sinkr onisasi ini per lu dilakukan m engingat ada perbedaan at uran kew enangan pem er int ah
daer ah pr ovinsi dalam Undang- undang Per film an dan Undang- undang Pem er int ahan Daer ah.
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Pasal 55 Undang- undang Per film an m em ber ikan pengat ur an yang j elas bahw a Pem erint ah Daer ah Pr ovinsi m em iliki t ugas unt uk
“ m enet apkan ser t a m elaksanakan kebij akan dan r encana per film an daer ah” , sedangkan lam pir an Undang- undang Pem er int ahan Daerah
per ihal pem bagian ur usan konkur en ant ar a Pem er int ah Pusat dan Daer ah Pr ov insi dan Daer ah Kabupat en Kot a, Point V. Pem bagian
Ur usan Pem er int ahan Bidang Kebuday aan m engat ur k et ent uan bahw a sub ur usan Per film an Nasional hanya m enj adi ur usan pusat
t er kait dengan “ Pem binaan per film an nasional” . Ket ent uan dalam Undang- undang Pem da ini hanya m engat ur per film an nasional di
t ingkat pusat , dan t idak j elas m engat ur per film an daerah, padahal per t um buhan per film an daer ah sangat pesat . Ar t iny a dengan t idak di
at ur nya per film an di daerah, bukanlah m enut up kew enangan daer ah unt uk m em bent uk kebij akan daerah m engenai perfilm an. Meruj uk
pada Pasal 14 Undang- undang Nom or 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan m enyebut kan bahw a
“ Mat er i m uat an Per at ur an Daer ah Pr ov insi dan Per at ur an Daer ah Kabupat en Kot a ber isi m at er i m uat an dalam r angka penyelenggar aan
ot onom i daer ah dan t ugas pem bant uan ser t a m enam pung kondisi khusus daer ah dan at au penj abaran lebih lanj ut Per at ur an
Per undangundangan yang lebih t inggi” .
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Selain it u, t er dapat asas hukum “ lex specialist der ogat e legi gener ali” m engingat kedua undang- undang t er sebut m em iliki t ingkat an yang
sam a, nam un m em iliki kekhususan pengat uran yang ber beda. Dengan m er uj uk pada asas t er sebut bahw a Undang- undang
Per film an secar a hukum sah unt uk m engenyam pingkan Undang- undang Pem er int ahan Daer ah dalam kasus ini.
Ter kait dengan kew enangan Pem er int ah Daer ah Pr ovinsi dalam bidang per film an daer ah, dapat dilihat dar i t abel di baw ah ini:
Pe yusu a Naskah Akade ik Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g
5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Tabel 3.1. Har m onisasi Kewenangan dalam Bidang Per film an m enur ut UU Perfilm an
Pe m e r in t a h Pu sa t Pe m e r in t a h Pr ovin si Pe m e r in t a h
Ka b Kot a
Ke t e n t u a n da la m
Pa sa l
Penet apan kebij akan dan r encana induk perfilm an nasional.
Pelaksanaan dan penet apan kebij akan dan r encana induk
perfilm an skala prov insi. Pelaksanaan dan penet apan kebij akan
dan rencana induk perfilm an skala k abupat en kot a.
Pasal 52 dan pasal 55
Penet apan kebij akan m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan
per film an Penet apan kebij akan m em fasilit asi
pengem bangan dan kem aj uan perfilm an skala prov insi.
Penet apan kebij akan m em fasilit asi pengem bangan dan kem aj uan
per film an skala kabupat en kot a Pasal 51 dan
Pasal 54
Penet apan pem erint ah keringanan paj ak dan Bea m asuk t er t ent u unt uk
per film an. Penet apan pem erint ah keringan
paj ak daer ah dan r et r ibusi daer ah t er t ent u unt uk per film an sk ala
pr ov insi. Penet apan pem ber ian ker ingananan
paj ak daer ah dan r et r ibusi daer ah unt uk perfilm an skala k abupat en kot a
Pasal 53 dan Pasal 56
Pem ber ian izin usaha perfilm an di Pengawasan pengedar an film sk ala Pem ber ian izin usaha per film an di Pasal 14
Pe yusu a Naskah Akade is Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g
5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Pe m e r in t a h Pu sa t Pe m e r in t a h Pr ovin si Pe m e r in t a h
Ka b Kot a
Ke t e n t u a n da la m
Pa sa l
bidang pengedar an film , ekspor t film dan at au im port film .
pr ovinsi. bidang penj ualan dan at au peny ew aan
film , dan at au pert unj ukan film t idak t erm asuk izin pert unj uk an film yang
dilakukan m elalui penyiar an t elevisi j ar ingan
ayat 3, ayat 4, dan ayat
5
Pem ber ian izin pem buat an film oleh pihak asing yang m enggunakan
lokasi di I ndonesia. Pengaw asan t er hadap pelak sanaan
pem buat an film oleh pihak asing skala pr ovinsi
Pengaw asan t er hadap pelaksanaan
pem buat an film oleh pihak asing skala k abupat en kot a
Pasal 22
Pem ber ian fasilit asi pem buat an film Pem berian fasilit asi pem buat an film
dokum ent er t ent ang w ar isan budaya bangsa di daer ahnya.
Pem ber ian fasilit asi pem buat an film docum ent er t ent ang w ar isan budaya
bangsa di k abupat en k ot a set em pat Pasal 51 dan
Pasal 54
Pem ber ian bant uan pem biayaan Pem berian bant uan pem biayaan Pem ber ian bant uan pem biay aan Pasal 51 dan
Pe yusu a Naskah Akade ik Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g
5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Pe m e r in t a h Pu sa t Pe m e r in t a h Pr ovin si Pe m e r in t a h
Ka b Kot a
Ke t e n t u a n da la m
Pa sa l
apresiasi dan pengarsipan film . apresiasi dan pengarsipan film
skala pr ovinsi. apr esiasi film dan pengar sipan film
skala kabupat en kot a. Pasal 54
Pem ber ian fasilit asi pengem bangan perfilm an sert a ilm u penget ahuan
dan t eknologi perfilm an. Pem berian fasilit asi pengem bangan
dan k em aj uan per film an ser t a ilm u penget ahuan dan t eknologi
perfilm an skala prov insi. Pem ber ian fasilit asi pengem bangan dan
k em aj uan perfilm an sert a ilm u penget ahuan dan t eknologi per film an
skala kabupat en kot a. Pasal 51 dan
Pasal 54
Pem ber ian fasilit asi pendidikan dan pelat ihan unt uk Pengem bangan
k om pet ensi insan per film an. Pem berian fasilit asi pendidikan dan
pelat ihan unt uk pengem bangan k om pet ensi insan per film an sk ala
pr ov insi. Pem ber ian fasilit asi pendidikan dan
pelat ihan unt uk pengem bangan k om pet ensi insan per film an sk ala
k abupat en kot a. Pasal 73
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB ‐ EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
Ber dasark an ev aluasi dan analisis per at ur an per at ur an per undang- undangan t er sebut , j ika digam bar kan dalam skem a,
yait u: Sk em a 3.1.Deraj at Heir ar k is at ur an Per film an
Sk em a t er sebut m enunj uk an bahw a secar a heir ar k is at ur an Per da Pem bangunan Per film an di Jat eng y ang hendak disusun
m em ang t elah m enent uk an der aj at kek uat an dan ke- valid- an nor m a m asing- m asing agar t er cipt a sist em nor m a huk um y ang
har m onis baik secar a v er t ik al m aupun hor izont al. Ar t inya bahw a Per da Per film an dibuat unt uk m elak sanak an k ew enangan daer ah
Pr ov insi y ang t er t uang dalam Pasal 54 dan Pasal 55 Undang- undang No.33 Tahun 2009 t ent ang Perfilm an, selain it u Perda
Pem bangunan Per film an Daer ah dibuat sesuai dengan am anah
Pasal ayat
UUD
UU Perfil a No. Tahu
PP ya g e gatur Perfil a
Perda Perfil a Jawa Te gah
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jate g 5
BAB – EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
9
Pasal 55 hur uf b yang m engat ur kew enangan daer ah unt uk “ m enet apkan sert a m elaksanakan kebij akan dan rencana perfilm an
daerah” . Dengan dem ikian bahw a Per da t er sebut t elah har m onis dan sinkr on t er hadap Per at ur an diat asnya, har m onis dalam ar t i
bahw a adanya keselar asan, kecocok an, k eser asian, k eseim bangan ant ar nor m a hukum yang ber laku. Selain it u dalam per sepkt if
sum ber hukum , bahw a Per da Per film an Jat eng yang hendak disusun m em ang sudah disesuaikan bahkan ber sum ber pada Undang-
undang No.33 Tahun 2009.
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5
BAB – LANDASAN FILOSOFIS
LAN D ASAN FI LOSOFI S, SOSI OLOGI S, D AN YURI D I S
Undang- Undang No.12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent uk an Per at ur an Per undang- undangan m engat ur beber apa pengert ian
yang ber kait an dengan pem bent ukan undang- undang. Pasal 1 angka 2 m enyebut kan “ Perat uran Per undang- undangan adalah
per at ur an t er t ulis yang m em uat nor m a hukum yang m engikat secar a um um dan dibent uk at au dit et apkan oleh lem baga negara
at au pej abat yang ber w enang m elalui pr osedur yang dit et apkan dalam Per at ur an Per undang- undangan” . Per at ur an Daerah Prov insi
BAB IV
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5
BAB – LANDASAN FILOSOFIS
adalah Per at ur an Per undang- undangan yang dibent uk oleh Dew an Per w akilan Rakyat Daer ah Pr ovinsi dengan per set uj uan ber sam a
Gubernur Pasal 1 angka 7 UU No. 12 2011 . Sedangkan ket ent uan Pasal 1 angka 1 UU No.12 2011 m engat ur ket ent uan bahw a
“ Pem bent ukan Per at uran Perundang- undangan adalah pem buat an Per at ur an Per undang- undangan yang m encakup t ahapan
per encanaan, penyusunan, pem bahasan, pengesahan at au penet apan, dan pengundangan” .
Ter kait pem bent ukan undang- undang, dalam t eor i hukum dikenal adanya landasan pem bent ukan Perat ur an Daer ah
Kabupat en, landasan ini diper lukan agar Per at ur an Daer ah Kabupat en yang dibent uk m em iliki kaidah nor m a hukum yang sah
secar a hukum legal validit y dan m enghasilkan Per at ur an Daer ah Kabupat en yang ber kualit as; m em iliki subst ansi yang ber keadilan,
ber k em anfaat an huk um , ber kepast ian huk um , ser t a t idak m engandung norm a huk um m at erinya yang bert ent angan dengan
at uran di at asnya; dan t ent uny a har us m am pu ber lak u efek t if di dalam m asyar akat secar a w aj ar ser t a berlak u unt uk w akt u y ang
panj ang. Beber apa landasan pem bent ukan Per at ur an Daer ah Prov insi, m eliput i: landasan filosofis, landasan yur idis, dan landasan
sosiologis. Ur aian landasan t er sebut di baw ah ini:
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5
BAB – LANDASAN FILOSOFIS