La n da sa n Yu r idis
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5
BAB – LANDASAN FILOSOFIS
ber dasar pada per at ur an yang lebih t inggi, dan per at ur an yang lebih t inggi ber laku, ber sum ber dan ber dasar pada per at ur an yang
lebih t inggi pula, dem ikian set er usnya sam pai pada suat u nor m a dasar negar a I ndonesia, yait u: Pancasila cit a hukum r akyat
I ndonesia, dasar dan sum ber bagi sem ua nor m a hukum di baw ahny a Jazim Ham idi, 2006: 176 .
Undang- undang No. 12 Tahun 2011 t ent ang Pem bent ukan Per at ur an Per undang- undangan, Pasal 7 m engandung ket ent uan
j enis dan hier ar ki Per at ur an Per undang- undangan di I ndonesia yang t erdir i at as:
1. UUD 1945;
2. Ket et apan Maj elis Per m usyaw ar at an Rakyat ;
3. Undang- undang Perat uran Pem er int ah Penggant i Undang-
undang; 4.
Per at ur an Pem er int ah; 5.
Per at ur an Pr esiden; 6.
Per at ur an Daer ah Pr ovinsi; dan 7.
Perat uran Daerah Kabupat en Kot a. Pasal 8 ayat 1 m enyebut kan bahw a Jenis Per at ur an Per undang-
undangan selain sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 ayat 1 m encakup perat ur an yang dit et apkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK,
BPK, KY, BI , Ment er i, badan, lem baga, at au kom isi yang set ingkat
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5
BAB – LANDASAN FILOSOFIS
yang dibent uk dengan undang- undang at au Pem er int ah at as per int ah undang- undang, DPRD Pr ovinsi, Guber nur , DPRD
Kabupat en Kot a, Bupat i Walikot a, Kepala Desa at au yang set ingkat . Ayat 2 m enyebut kan: “ Perat uran Per undang- undangan
sebagaim ana dim aksud pada ayat 1 diakui keber adaannya dan m em punyai kekuat an hukum m engikat sepanj ang diper int ahkan
oleh Per at ur an Per undang- undangan yang lebih t inggi at au dibent uk ber dasar k an k ew enangan” .
Heir ar ki per at ur an per undang- undangan di at as ber t uj uan m enent uk an der aj at nya m asing- m asing dengan konsekuensi bahw a
perat uran yang berada di baw ahnya har us bersum ber pada perat uran yang berada di at asnya dan j ika ada perat uran yang
ber t ent angan m aka yang dinyat akan ber laku adalah yang der aj at nya lebih t inggi. Di sini ber laku asas lex super ior i der ogat
legi infer ior i huk um yang der aj at nya lebih t inggi m engesam pingkan hukum yang der aj at nya lebih r endah .
Landasan yur idis dalam pem bent ukan Per da adalah Pasal 55 hur uf b y ang m engat ur k ew enangan daer ah unt uk “ m enet apk an
ser t a m elaksanakan kebij akan dan r encana per film an daer ah” , hal ini dilat arbelakangi efekt ifit as penyelenggaraan pem erint ahan
daer ah dalam pem bangunan per film an sesuai am anah Pasal 54 dan Pasal 55 Undang- undang No.33 Tahun 2009 t ent ang Per film an.
Pe ge ba ga da Pe gelolaa Perfil a Jawa Te gah 5
BAB – LANDASAN FILOSOFIS
9
Dengan dem ikian bahw a Per da t er sebut t elah har m onis dan sinkr on t er hadap Per at ur an diat asnya, har m onis dalam ar t i bahw a adanya
keselar asan, kecocokan, keser asian, keseim bangan ant ar nor m a huk um y ang ber laku. Selain it u dalam per sepk t if sum ber huk um ,
bahw a Per da Per film an Jaw a Tengah yang hendak disusun m em ang sudah disesuaikan bahkan bersum ber pada at uran yang berada
diat asnya Undang- undang No.33 Tahun 2009 .