- Analisis Isu-isu Strategis - Analisis Isu-isu Strategis

134 135 keterjangkauan pangan, serta distribusi dan diversiikasi pangan. Untuk itu diperlukan sinergitas pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dengan mengedepankan kerjasama antar daerah, antar lembaga penelitian, serta penegakan hukum.

4.3.6 Pengelolaan Kependudukan yang Berkualitas

Pengendalian kependudukan di DKI Jakarta harus dilakukan secara sistematis dengan pola tepat dan memperhatikan aspek struktur, jumlah, kualitas, serta distribusi penduduk. Dinamika kependudukan di DKI Jakarta diakibatkan oleh faktor alami dan mobilitas penduduk terutama dari urbanisasi. Untuk mewujudkan pengendalian kependudukan dilakukan melalui peningkatan kelembagaan sumber daya manusia, dan tata laksana, serta peningkatan sistem informasi dan penegakan hukum dalam menurunkan pertumbuhan alami dan urbanisasi. Dalam pelaksanaannya diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan penekanan pada kerjasama antar daerah dan peningkatan kualitas administrasi kependudukan terutama di tingkat kelurahan.

4.3.7 Peningkatan Perbaikan Iklim Investasi

Iklim investasi yang kondusif merupakan faktor penting untuk meningkatkan investasi di DKI Jakarta. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu pembenahan kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana yang meliputi antara lain penyempurnaan sistem dan prosedur berinvestasi, transparansi informasi bisnis, peningkatan pelayanan, persaingan usaha yang sehat, pemberian insentif, stabilitas ketentraman dan ketertiban, ketersediaan tenaga kerja, kepastian hukum dan infrastruktur pendukung. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam skala nasional, regional, dan global yang meliputi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan prinsip kemitraan. Untuk memastikan bahwa investasi yang dikelola memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat, perlu dilakukan integrasi serta kajian mendalam pada investasi yang telah dan akan dilakukan, baik investasi yang bersifat isik maupun non isik.

4.3.8 Pengelolaan Pembiayaan Pembangunan

Untuk mendukung kinerja DKI Jakarta, diperlukan pembiayaan pembangunan yang signiikan. Walaupun dari tahun ke tahun APBD Provinsi DKI Jakarta cenderung meningkat, namun belum mampu membiayai pembangunan secara keseluruhan sesuai kebutuhan. Seiring dengan penerapan prinsip good governance, kondisi akuntabilitas keuangan daerah semakin baik sehingga dimungkinkan untuk menggali potensi pembiayaan non- konvensional. Pembiayaan pembangunan non-konvensional dilakukan melalui peran serta masyarakat dan dunia usaha yang proporsional untuk mendukung pembiayaan pembangunan melalui penerbitan surat berharga obligasi, skema Public Private Partnership PPP, maupun Corporate Social Responsibility CSR, serta skema lainnya dengan memprioritaskan pembiyaaan pembangunan infrastruktur. Dalam pelaksanaannya, diperlukan dukungan penguatan kelembagaan, sumber daya manusia dan tata laksana yang handal.

4.3.9 Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia mengamanatkan bahwa Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi. Berkaitan dengan peran sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Provinsi DKI Jakarta memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta pusat perwakilan lembaga internasional. Sebagai daerah otonom, kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencakup seluruh urusan pemerintahan kecuali urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan iskal nasional, agama, serta bagian-bagian dari urusan pemerintahan lain yang menjadi wewenang Pemerintah Pusat. Kewenangan khusus Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi penetapan dan pelaksanaan kebijakan dalam bidang tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup, pengendalian penduduk dan permukiman, transportasi, industri dan perdagangan, dan pariwisata. Selanjutnya dalam pelaksanaan tugas ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sekitar. Koordinasi tersebut utamanya bersifat administrasi yang memerlukan dukungan dari pemerintah pusat.

4.3.10 Peningkatan Daya Saing Global

Jakarta sebagai kota yang merupakan simpul hub dalam kegiatan perekonomian regional dan internasional harus memiliki daya saing yang handal. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan strategi yang tepat melalui penyediaan infrastruktur yang memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen pengelolaan kota yang efektif,optimalisasi pasar yang akan memperkuat daya beli masyarakat dan peningkatan daya tarik kota. Dalam pelaksanaannya diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang dilandasi dengan visi yang jauh ke depan, terukur, dan memperhatikan konstelasi persaingan kota lingkup global sehingga kota Jakarta dapat berperan dalam kerangka regionalisasi ekonomi yang meliputi ASEAN Free Trade Area AFTA, AFTA+3 Jepang, China, Korea Selatan, ASEAN-China Free Trade Agreement ACFTA, dan Asian Paciic Economic Cooperation APEC. Iklim investasi yang kondusif merupakan faktor penting untuk meningkatkan investasi di DKI Jakarta. Jakarta sebagai kota yang merupakan simpul hub dalam kegiatan perekonomian regional dan internasional harus memiliki daya saing yang handal. RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017

BAB 4 - Analisis Isu-isu Strategis

RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017 BAB 4 - Analisis Isu-isu Strategis 136 137

4.3.11 Pembangunan Telematika Jakarta

Jakarta ke depan dituntut untuk menjadi kota internasional yang kompetitif. Untuk mewujudkan rencana ini, diperlukan pembangunan infrastuktur telematika yang maju, modern dan handal. Dalam pembangunan telematika diperlukan prasarana dan sarana, kelembagaan, sumber daya manusia, dan aturan hukumtata laksana yang memadai. Kempat unsur ini harus ditata kembali secara sistematis sehingga akan terwujud sinergi komponen-komponen telematika yang serasi, sehingga mampu meningkatkan daya saing Kota Jakarta baik di tingkat regional ASEAN maupun tingkat global. Penggunaan telematika sebagai tulang punggung pembangunan Jakarta menjadi kota pintar yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan serta penggunaan energi yang bijaksana dan ramah lingkungan. Hal ini akan sangat mendukung efektivitas dan eisiensi kegiatan ekonomi kota, terutama pada sektor transportasi, logistik, dan juga sektor lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan. Pembangunan telematika harus dilaksanakan dengan prinsip persaingan usaha yang sehat, eisiensi dan tingkat pemanfaatan yang optimal untuk lapisan masyarakat dengan tetap mengedepankan pembangunan berkelanjutan dan mendukung kualitas ruang kota. RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017

BAB 4 - Analisis Isu-isu Strategis

RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017 BAB 4 - Analisis Isu-isu Strategis 138 RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017 BAB 1 - Pendahuluan BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat, pemerintah kota tidak dapat menghindar dari persaingan antar kota- kota secara global. Begitu pula, Kota Jakarta sebagai Ibukota NKRI tidak saja menjadi barometer keberhasilan pembangunan bagi kota-kota di Indonesia, namun harus mampu bersaing dengan kota-kota lain di dunia. 140 141 RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017

BAB 5 - Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran