90 91
Belanja Daerah merupakan kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, yang dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Provinsi atau KabupatenKota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Analisis mengenai Belanja Daerah, didasarkan pada kondisi perekonomian yang digambarkan melalui serangkaian asumsi indikator makro ekonomi, juga mengacu pada
Kebijakan Pemerintah, serta mempertimbangkan kebijakan Pembiayaan Daerah, yang kemudian diformulasikan sehingga diperoleh angka rata-rata pertumbuhan pengeluaran
wajib, dan mengikat, serta prioritas utama. Dari rata-rata tersebut, akan diperoleh tingkat pertumbuhan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama, yang digunakan
sebagai gambaran dasar untuk mempehitungkan bagian dari Belanja Daerah yang harus dipenuhi di masa yang akan datang.
Selain analisis Pendapatan dan Belanja Daerah, juga dilakukan analisis berkaitan dengan Pembiayaan Daerah yang rumusan pemikiran digambarkan pada gambar berikut.
Pembiayaan Daerah yaitu semua penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Dalam menganalisis Pembiayaan Daerah, didasarkan pada kondisi perekonomian di lapangan yang ditunjukkan melalui asumsi indikator makro ekonomi, juga mengacu pada
kebijakan penyelesaian kewajiban daerah. Selain itu, juga perlu memperhatikan kebijakan eisiensi Belanja Daerah dan peningkatan Pendapatan Daerah, sebagai komponen
pembentuk Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA. Dari rumusan tersebut, akan diperoleh angka rata-rata pertumbuhan kewajiban kepada pihak ketiga yang belum terselesaikan,
serta kegiatan lanjutan yang harus diselesaikan, juga dapat dilihat angka pertumbuhannya sebagai gambaran besaran kewajiban yang harus diselesaikan di masa yang akan datang.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Tahun 2007-2012
A. Pendapatan Daerah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Pendapatan Daerah sebagaimana meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang
menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan Daerah diperoleh dari Pendapatan
Asli Daerah PAD; Dana Perimbangan; dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Untuk dapat melihat perkembangan Pendapatan Daerah secara keseluruhan, terlebih dahulu dilihat asumsi indikator makro ekonomi sebagai gambaran kondisi perekonomian di
lapangan, yaitu sebagai berikut.
No Uraian
Tahun 2008
2009 2010
2011 2012
1 Pertumbuhan Ekonomi
6,23 5,02
6,6 6,7
6,5
a Pertanian 0,77
0,34 0,84
0,78 0,8
b Pertambangan dan Penggalian 0,07
-0,21 1,47
4,35 -0,9
c Industri Pengolahan 3,87
0,14 3,61
2,55 2,4
d Listrik, Gas dan Air Bersih 7,32
4,58 4,33
4,7 4,5
e Konstruksi 7,67
6,2 7,08
7,2 6,8
f Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,66
4,01 7,27
7,4 7,2
g Pengangkutan dan Komunikasi 14,86
15,63 14,73
13,8 11,8
h Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 4,21
3,97 4,24
5,28 5,4
i Jasa-jasa 6,05
6,49 6,58
7,05 7,6
2 Inlasi
11,11 2,34
6,21 3,97
4,52
Tabel 3.1.
Realisasi Indikator Makro Ekonomi Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2007 - 2012
Dalam Persen
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta Asumsi Indikator
Makro Ekonomi
Kebijakan Pemerintah yang
Mempengaruhi Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Pendidikan Kebijakan
Pembiayaan Daerah
Tingkat Pertumbuhan Pengeluaran Wajib
dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Angka Rata-rata Pertumbuhan Pengeluaran Wajib dan
Mengikat Serta Prioritas Utama Pendapatan Daerah
Asumsi Indikator Makro Ekonomi
Kebijakan Eisiensi Belanja Daerah dan Peningkatan
Pendapatan Daerah Kebijakan Penyelesaian
Kewajiban Daerah Angka Rata-rata Pertumbuhan Saldo
Kas Neraca Daerah dan Rata-rata Pertumbuhan Kewajiban Kepada
Pihak Ketiga Sampai Dengan Akhir Tahun Belum Terselesaikan Serta
Kegiatan Lanjutan Tingkat Pertumbuhan
Saldo Kas Neraca Daerah dan Kewajiban Kepada Pihak Ketiga
Sampai Dengan Akhir Tahun Belum Terselesaikan Serta
Kegiatan Lanjutan
Gambar 3.2.
Analisis Proyeksi Belanja Daerah
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
Gambar 3.3.
Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017
BAB 3 - Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan