118 119
RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017
BAB 4 - Analisis Isu-isu Strategis
RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017 BAB 4 - Analisis Isu-isu Strategis
BAB
4
ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari
semakin membaiknya berbagai indikator pembangunan. Namun demikian, sebagai kota yang multifungsi, sampai saat ini Jakarta tetap menyandang banyak permasalahan, baik
dari eksternal maupun internal. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi Provinsi DKI Jakarta meliputi permasalahan dan tantangan yang terkait dengan infrastruktur wilayah,
daya dukung lingkungan dan sumber daya alam, ketahanan sosial dan budaya, kapasitas dan kualitas pemerintahan, kerjasama regional, dan daya saing ekonomi daerah.
4.1.1 Sistem Transportasi
Pembangunan transportasi di DKI Jakarta masih dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain kapasitas jalan yang tidak mencukupi, terbatasnya ketersediaan dan pelayanan
angkutan umum, tidak terintegrasinya sistem dan jaringan transportasi multimoda, ketersediaan dan akses prasarana jalan untuk mendukung pelabuhan dan bandar udara,
transportasi laut ke wilayah Kepulauan Seribu dan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas.
Kapasitas jalan sudah tidak mencukupi untuk memenuhi pergerakan orang dan barang yang terus meningkat dari dalam kota maupun dari luar kota Jakarta. Penambahan ruas
jalan yang hanya sekitar 1 satu persen per tahun tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai sekitar 11 persen per tahun. Kondisi ini menyebabkan
terganggunya kelancaran lalu lintas dan menimbulkan titik-titik kemacetan. Hampir semua ruas jalan arteri di Jakarta sudah mengalami kemacetan.
Terbatasnya ketersediaan dan pelayanan angkutan umum menyebabkan masih tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Kapasitas angkutan umum hanya mampu melayani
sekitra 19 persen dari jumlah permintaan perjalanan. Pertambahan kendaraan bermotor terus meningkat setiap waktu. Data tahun 2011 menunjukkan bahwa penambahan jumlah
kendaraan roda empat setiap hari mencapai 550 unit dan kendaraan roda dua 1600 unit.
Sistem dan jaringan transportasi multimoda belum terintegrasi dengan baik menyebabkan tidak eisien dan efektifnya mobilitas penduduk. Sistem transportasi angkutan jalan raya
tidak terhubung dengan baik dengan sistem dan jaringan transportasi berbasis rel. Begitu pula sistem dan jaringan angkutan bus massal busway belum terintegrasi dengan sistem
angkutan feeder yang melayani permukiman masyarakat. Ketersediaan prasarana jalan dan akses untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priok dan
Bandar Udara Soekarno-Hatta tidak memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang. Hal ini menyebabkan terhambatnya proses aliran barang yang akhirnya menimbulkan
biaya ekonomi tinggi. Akses jalan menuju dan dari pelabuhan dan bandara menggunakan jaringan jalan yang juga digunakan untuk menunjang kegiatan perkotaan lainnya. Padahal
kendaraan barang yang melintas termasuk kendaraan dengan beban berat. Selain merusak daya tahan jalan yang ada juga meningkatkan beban jalan dan kemacetan lalu lintas pada
ruas jalan yang dilewatinya.
Ketersediaan dan pelayanan transportasi laut ke wilayah Kepulauan Seribu masih terbatas untuk melayani pergerakan orang dan barang sehingga mengurangi aksesibilitas dan
konektivitas dengan Kota Jakarta.
Kemacetan di Jakarta disebabkan juga oleh rendahnya tingkat kedisplinan masyarakat dalam berlalu lintas. Ketidakdisiplinan tersebut dapat dilihat dari cara berkendara yang tidak
tertib, tidak mematuhi rambu lalu lintas dan pelanggaran etika pada lampu pengaturan lalu lintas.
4.1.2 Banjir dan Genangan