- Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
92 93
Selama tahun 2007 hingga 2012, realisasi rata-rata pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta berada pada kisaran diatas 6 enam persen per tahun. Namun pada tahun 2009 mengalami
perlambatan diakibatkan pengaruh krisis keuangan di Eropa yang berimbas pada perekonomian global, sehingga pertumbuhan DKI Jakarta hanya mencapai 5,02 persen.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi tahun 2007 hingga tahun 2012 terus meningkat, sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan sektoral khususnya sektor konstruksi;
sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa keuangan; serta sektor jasa, yang merupakan sektor-sektor produksi utama penopang perekonomian
DKI Jakarta.
Dengan pendekatan tersebut, dapat dilihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan sektor-sektor produksi utama perekonomian di DKI Jakarta, dimana peningkatan
pertumbuhan ekonomi menandai peningkatan output pada sektor-sektor produksi utama, juga sebaliknya.
Pergerakan output sektor-sektor produksi utama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi Pendapatan Daerah. Untuk dapat melihat bagaimana
pengaruh tersebut, terlebih dahulu perlu dilihat kebijakan Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2007-2012 sebagaimana termuat dalam RPJMD Tahun
2007-2012, yaitu sebagai berikut :
1. Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap
perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap perekonomian; 2.
Optimalisasi pajak dan retribusi daerah melalui langkah-langkah intesiikasi dan ekstensiikasi, yakni :
a. Intensiikasi pajak dan retribusi daerah terutama ditujukan untuk
meningkatkan kepatuhan compliance dan memperkuat basis pajak retribusi yang ada;
b. Penyederhanaan dan modernisasi komputerisasi atau elektronisasi
sistem perpajakan dan retribusi daerah; c.
Penyempurnaan landasan hukum serta law enforcement bagi pengenaan pajak dan retribusi;
d. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan
pendapatan daerah; e.
Peningkatan kualitas aparat pajakretribusi daerah; f.
Ekstensiikasi pajak dan retribusi daerah terutama ditujukan untuk memperluas basis pajakretribusi;
3. Menciptakan pendapatan daerah yang bersifat eisien netral dengan
meminimalisir terjadinya efek distortif dari pengenaan pajak atau retribusi daerah terhadap investasi dan perekonomian keseluruhan;
4. Meningkatkan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah BUMD dengan upaya
pengelolaan BUMD secara eisien dan efektif, melalui perbaikan manajemen, pembentukan subholding baru dan kemungkinan penciptaan Holding Company
dan peningkatan profesionalisme BUMD, serta memperkuat permodalan BUMD.
Pengaruh dari pergerakan output sektor-sektor produksi utama dalam hal ini diindikasikan melalui pergerakan pertumbuhan ekonomi, serta pelaksanaan kebijakan Pendapatan
Daerah, selama tahun 2007-2012 tergambar dalam rencana dan realisasi Pendapatan Daerah pada tabel berikut.
Pendapatan Daerah tahun 2012 telah melampaui rencana Pendapatan Daerah sebagaimana RPJMD Tahun 2007-2012, yaitu sebesar Rp.28.933,89 Miliar. Adapun Realisasi Pendapatan
Daerah dari tahun 2007 hingga tahun 2012 terus meningkat nilainya baik dari rencana maupun realisasi, hal tersebut sejalan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang relatif
meningkat dari 2007 hingga 2012.
Pada tahun 2009, dilakukan revisi terhadap rencana Pendapatan Daerah, dimana pada APBD direncanakan sebesar Rp.20.213,39 menjadi sebesar Rp.18.963,84 pada APBD-P. Hal
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I tahun 2009 yang jauh lebih rendah dari rencana, sejalan dengan rendahnya realisasi
pertumbuhan ekonomi periode yang sama yaitu hanya -1,09 persen, sebagai imbas dari kelesuan perekonomian akibat pengaruh krisis keuangan global. Meskipun demikian,
kondisi perekonomian berangsur pulih sehingga realisasi Pendapatan Daerah tahun 2009 tetap dapat melampaui rencana.
Lebih rinci, berikut adalah realisasi Pendapatan Daerah tahun 2007-2012 yang diklasiikasikan menurut sumbernya.
Tahun Rencana Pendapatan
APBD-P Milyar Rupiah Realisasi Pendapatan
Milyar Rupiah Realisasi Pendapatan
Terhadap APBD-P
2008 19.031,85
19.221,76 101.00
2009 19.371,84
19.262,68 99.44
2010 22.963,35
23.025,99 100.27
2011 26.845,69
28.297,36 105.41
2012 33.650,01
35.610,96 105.43
Tabel 3.2.
Persentase Realisasi Terhadap Rencana
Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun
2007 – 2012
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta tahun 2007- 2011 Audited BPK
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
Unaudited
Pergerakan output sektor-sektor
produksi utama tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi Pendapatan Daerah.
RPJMD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2013-2017