2.1.1. Fisiologi Menopause
Kasdu 2000, mengatakan sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur yang belum berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu usia 8–12
tahun, mulai timbul aktifitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar 12–13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche haid
pertama kali. Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan
sel-sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil subur yang berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa peralihan yang dilalui
seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non produktif. Periode ini berlangsung antara 5–10 tahun sekitar menopause yaitu 5 tahun sesudah menopause.
2.1.2. Tahap-Tahap Menopause
Menopause terbagi dalam beberapa fase, menurut Manuaba 1999, perubahan wanita menuju masa menopause antara usia 50-65 tahun yaitu :
a. Fase pra-menopause klimakterium, pada fase ini seorang wanita akan
mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologiskejiwaan dan perubahan fisik. Berlangsung sekitar 4-5 tahun, ini terjadi pada usia antar 48-55
tahun. b.
Fase menopause, berhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun, pada usia antara 56-60 tahun
Universitas Sumatera Utara
c. Fase pasca-menopause senium, terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita
beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang. Menurut Midasmart 2009, tahapan menopause bermula dari tahap
reproduksi sampai berakhir pada awal senium, saat wanita usia 40-65 tahun: a.
Pra-menopause, merupakan masa 4-5 tahun sebelum menopause, fungsi reproduksinya mulai menurun, timbul keluhan tanda-tanda menopause,
perdarahan tidak teratur. b.
Menopause, terjadi pada usia sekitar 50 tahun, perdarahan uterus terakhir yang masih dikendalikan oleh ovarium, masa wanita mengalami akhir datangnya haid
sampai berhenti, periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah menopause.
c. Pasca menopause, masa 3-5 tahun setelah menopause, munculnya perubahan-
perubahan patologi secara permanen disertai memburuknya kondisi fisik pada usia lanjut senium.
d. Ooforopause, saat ovarium kehilangan fungsi hormonalnya sama sekali.
Kasdu 2004, mengatakan pada masa premenopause, hormon estrogen dan progesteron masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa
perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun
jumlah sel-sel telur pada kedua indung telur. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara 20 hingga 1.000 sel telur tumbuh
dan berkembang, tetapi hanya satu atau kadang-kadang lebih yang berkembang
Universitas Sumatera Utara
sampai matang akan juga mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak
berkembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan berakhir berhenti
bekerja. Sarwono 2002, menyebutkan penurunan fungsi ovarium menyebabkan
berkurang kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama
terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap
hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating Hormone FSH dan Luteinizing Hormone LH. Dari kedua gonadotropin itu yang paling
tinggi peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah 30- 40mIuml”.
2.1.3 Gejala dan Keluhan pada Wanita Menopause