Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Kesiapan Menghadapi Keluhan Menopause.

Dari fenomena tersebut terlihat bahwa peran tenaga memengaruhi kesiapan wanita dalam menghadapi menopause, sehingga perlu dilakukan penelitian pengaruh peran tenaga kesehatan terhadap kesiapan wanita menopause dalam menghadapi keluhan menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Propinsi Aceh tahun 2011.

1.2. Permasalahan

Ketidaksiapan dalam menghadapi menopause dapat menimbulkan masalah pada wanita menopause sehingga perlu dilakukan penelitian: ”Bagaimanakah Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kesiapan Wanita Menopause Dalam Menghadapi Keluhan Menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Propinsi Aceh tahun 2011”.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh peran tenaga kesehatan motivator, fasilitator dan konselor terhadap kesiapan wanita menopause dalam menghadapi keluhan menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Propinsi Aceh tahun 2011.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh peran tenaga motivator, fasilitator, konselor terhadap kesiapan wanita menopause dalam menghadapi keluhan menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Propinsi Aceh tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat, khususnya wanita menopause yang bermasalah dalam menghadapi masa menopausenya. 2. Bagi pengambil kebijakan, khususnya Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainul Abidin Banda Aceh agar dapat meningkatkan peran tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan tentang menopause. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesiapan wanita dalam menghadapi menopause. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menopause

Kata ”menopause” berasal dari bahasa Yunani, yaitu ”men” yang berarti bulan dan ”peuseis” yang berarti penghentian sementara. Secara lingustik yang lebih tepat adalah ”menocease” yang artinya berhentinya masa menstruasi Smart, 2010. Banyak definisi tentang menopause yang dikemukan oleh para ahli, diantaranya mereka mengatakan menopause adalah : Burger 2007, mendefinisikan menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang diakibatkan hilangnya folikel ovarium yang diperantai oleh transisi menopause, suatu penanda awal munculnya ketidakteraturan menstruasi. Mckinlay 1996, mengatakan secara klinis menopause alami dapat didiagnosa setelah 12 bulan berturut-turut tidak menstruasi tampa sebab yang jelas seperti kehamilan, menyusui sejak menstruasi terakhir. Sutanto 2005, mendefinisikan menopause sebagai proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapat haid selama 1 tahun. Berhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron, dan rata-rata terjadinya menopause pada usia 50 tahun. Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi periodiknya pada sistem endokrin Potter Perry, 2005. Baziad dalam Kasdu 2004, menyebutkan Universitas Sumatera Utara menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh hormon ovarium. Istilah menopause digunakan untuk menyatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah seorang wanita mengalami periode terakhir masa haid . Shimp Smith 2000, mendefenisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak memperhitungkan post menopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhea. Menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita. Gebbie 2005, mengatakan menopause sebagai periode menstruasi spontan yang berakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosa yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia rata- rata 51 tahun. Menopause adalah masa kehidupan wanita ketika kemampuan reproduksinya berhenti. Ovary kelenjar reproduksi wanita berhenti fungsinya dan menghasilkan hormon yang lebih sedikit WHO, 1996. Pengertian lain dari menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang disebabkan hilangnya fungsi folikel- folikel sel telur Greendale, 1999. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa setelah satu tahun berhentinya menstruasihaid yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron di ovarium dan berakhirnya masa reproduksi seorang wanita. Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Fisiologi Menopause

Kasdu 2000, mengatakan sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur yang belum berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu usia 8–12 tahun, mulai timbul aktifitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar 12–13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche haid pertama kali. Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil subur yang berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non produktif. Periode ini berlangsung antara 5–10 tahun sekitar menopause yaitu 5 tahun sesudah menopause.

2.1.2. Tahap-Tahap Menopause

Menopause terbagi dalam beberapa fase, menurut Manuaba 1999, perubahan wanita menuju masa menopause antara usia 50-65 tahun yaitu : a. Fase pra-menopause klimakterium, pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologiskejiwaan dan perubahan fisik. Berlangsung sekitar 4-5 tahun, ini terjadi pada usia antar 48-55 tahun. b. Fase menopause, berhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun, pada usia antara 56-60 tahun Universitas Sumatera Utara c. Fase pasca-menopause senium, terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang. Menurut Midasmart 2009, tahapan menopause bermula dari tahap reproduksi sampai berakhir pada awal senium, saat wanita usia 40-65 tahun: a. Pra-menopause, merupakan masa 4-5 tahun sebelum menopause, fungsi reproduksinya mulai menurun, timbul keluhan tanda-tanda menopause, perdarahan tidak teratur. b. Menopause, terjadi pada usia sekitar 50 tahun, perdarahan uterus terakhir yang masih dikendalikan oleh ovarium, masa wanita mengalami akhir datangnya haid sampai berhenti, periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah menopause. c. Pasca menopause, masa 3-5 tahun setelah menopause, munculnya perubahan- perubahan patologi secara permanen disertai memburuknya kondisi fisik pada usia lanjut senium. d. Ooforopause, saat ovarium kehilangan fungsi hormonalnya sama sekali. Kasdu 2004, mengatakan pada masa premenopause, hormon estrogen dan progesteron masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun jumlah sel-sel telur pada kedua indung telur. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara 20 hingga 1.000 sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya satu atau kadang-kadang lebih yang berkembang Universitas Sumatera Utara sampai matang akan juga mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak berkembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan berakhir berhenti bekerja. Sarwono 2002, menyebutkan penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurang kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating Hormone FSH dan Luteinizing Hormone LH. Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah 30- 40mIuml”.

2.1.3 Gejala dan Keluhan pada Wanita Menopause

Ketika akan menopause, terjadi perubahan-perubahan pada tubuh yang dapat menimbulkan keluhan-keluhan pada wanita menopause. Gejala awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi menjadi tidak teratur, cairan haid menjadi semakin sedikit atau semakin banyak, hot flushes yang kadang-kadang menyebabkan insomnia, palpitasi, pening, dan rasa lemah. Gangguan seksual perubahan libido dan disparenia. Gejala-gejala saluran kemih seperti urgensi, frekwensi, nyeri saat berkemih, infeksi saluran kemih, dan inkontinensia Shimp Smith, 2004. Universitas Sumatera Utara Hanafiah 2000, mengatakan turunya fungsi ovarium mengakibatkan hormon estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh wanita. Penurunan sampai hilangnya hormon estrogen dari ovarium ini yang terjadinya pada awal masa klimakterium sampai hilangnya fungsi ovarium ooforase menimbulkan keluhan- keluhan tertentu sindrom defesiensi estrogen yang kadang-kadang sangat mengganggu dan memerlukan pengobatan. Dalam jangka pendek pada masa pra dan pascamenopause, turunnya kadar estrogen menyebabkan timbulnya suatu gejala yang merupakan sindromma klimakterium dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan demensia tipe Alzheimer. Adapun gejala dan keluhan yang umum muncul pada wanita menopause Hanafiah, 2000 yaitu : 1. Gangguan vasomotor, yaitu hot flushes gejolak panas dan keringat banyak pada malam hari night sweats 2. Gangguan psikis, yaitu irritabilitas mudah tersinggung, ansietas cemas, depresi, susah tidur, libido menurun dan pelupa 3. Gangguan urogenital, yaitu incontinence urine berkemih tidak tertahan, frequency sering berkemih, dysuria nyeri berkemih dan nocturia berkemih malam hari serta dyspareunia nyeri bersetubuh 4. Perubahan pada alat-alat non genetalia, yaitu rambut rontok, kulit mengalami atropi dan kering serta tampak keriput. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Hot flush

Manuaba 1998, mengatakan hot flush adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas seperti leher dan dada. Hot flushes terjadi pada malam hari, dan menyebabkan keluarnya keringat, terjadi selama beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung sampai 1 jam. Hot flushes berlangsung selama 2-5 tahun ketika wanita akan memasuki usia menopause atau saat menopause dan akan menghilang sekitar 4-5 tahun pasca menopause. Wanita yang mengalami hot flushes ini sekitar 75-80. Gejala ini terjadi karena pada saat menopause, seiring dengan terhentinya menstruasi akan terjadi peningkatan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen. Salah satu efek samping dari FSH adalah terjadinya vasodilatasi dibawah kulit yang dapat menimbulkan perubahan yaitu pelebaran pada pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah dibawah kulit. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan semburan rasa panas. Rasa panas ini muncul tiba- tiba dan akan hilang setelah beberapa menit berikutnya Guyton, 1999. Mashshak 2000, mengatakan bahwa gejolak panas merupakan hasil dari suatu perubahan tiba- tiba dalam pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Hingga saat ini etiologi yang pasti dari gejolak panas tidak diketahui, namun diduga mekanisme termoregulator pada inti hipotalamus mengalami malfungsi. Gejolak panas muncul tiba-tiba menyebar ke berbagai bagian tubuh, terutama dada, wajah dan kepala. Biasanya terjadi kemerahan dan banyak keringat disertai berdebar- debar, cemas dan diikuti rasa dingin. Seluruh episode berlangsung beberapa detik Universitas Sumatera Utara hingga beberapa menit. Gejolak panas dapat timbul beberapa kali dalam sehari, tapi berbeda-beda pada tiap wanita, rata-rata terjadi 5-10xhari Hanafiah, 2000.

2.1.5. Sulit Tidur

Bender 1998 dalam Lasmini 2000, mengatakan bahwa sulit tidur merupakan gejala yang sering dialami oleh wanita menopause, sehingga dengan alasan tersebut mereka mencari pertolongan ke tenaga medis. Beberapa hal dari sulit tidur ini, merupakan suatu dampak dari rasa semburan panas hot flusth, dan banyak keringat diwaktu malam sehingga merasa terganggu pada saat tidurnya. Gangguan tidur dapat juga ada hubungannya dengan penurunan hormon estrogen pada wanita yang mempengaruhi produksi dari serotonim, yaitu zat kimia yang ada diotak yang memiliki peranan penting dalam mengatur pola tidur. Dengan menurunnya kadar serotonim dalam otak mengakibatkan gangguan tidur pada wanita yang sedang dalam menopause. Kesulitan dalam tidur tidak hanya menimbulkan rasa keletihan fisik, namun juga gangguan emosi. Gangguan tidur adalah suatu masalah yang sering dihubungkan dengan gejolak panas, masalah ini dapat memiliki efek domino pada seluruh kehidupan penderita.

2.1.6. Vagina Kering

Menurut Kasdu 2004, gangguan seksual terjadi karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan vagina menjadi atropi, kering, gatal. Panas, dan nyeri saat aktifitas seksual disparenia karena setelah menopause sekresi vagina berkurang. Disamping itu dinding vagina menjadi tipis, elastisitasnya berkurang dan Universitas Sumatera Utara menjadi lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan nyeri selama aktifitas seksual. Atropi vagina terjadi 3-6 bulan setelah menopause dan gejalanya dirasakan dalam 5 tahun menopause.

2.1.7. Tidak Dapat Menahan Air Seni

Atropi juga dapat terjadi pada saluran kemih bagian bawah, sehingga otot penyangga uretra dan kandung kemih menjadi lemah. Hilangnya onus otot utetra karena menurunnya kadar estrogen, akibat terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urine menjadi tidak normal sehingga fungsi kandung kemih tidak dapat dikendalikan inkontinensia urine dan mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah Shimp Smith, 2000.

2.1.8. Perubahan Kulit

Selain itu turunnya kadar estrogen juga berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendiaan Kasdu, 2004.

2.1.9. Berat Badan

Dengan bertambahnya usia, aktifitas tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan gerak tubuh berkurang, sehingga lemak semakin banyak tersimpan. Berdasarkan penelitian yang di kutip oleh Kasdu ditemukan bahwa setiap kurun waktu 10 tahun berat badan akan bertambah atau melebar ke samping, ditemukan 29 wanita pada masa menopause memperlihatkan kenaikan berat badan dan 205 Universitas Sumatera Utara diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak Kasdu, 2004.

2.1.10. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikroarsitektur dari jaringan tulang akibat berkurangnya hormon estrogen Proverawati, 2009 Estrogen juga membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang, sehingga wanita yang telah mengalami menopause mempunyai resiko lebih mudah terkena osteoporosisi. Kehilangan massa tulang merupakan fenomena universal yang dimulai sekitar usia 40 tahun, dan meningkat pada wanita postmenopause, yaitu rata-rata kehilangan massa tulang 2 tiap tahun. Pada tahun-tahun awal setelah menopause, kehilangan massa tulang berlangsung sangat cepat dan resiko jangka panjang untuk terjadinya patah tulang meningkat Kasdu, 2004. Lebih dari 90 pasien pasien osteoporosis adalah wanita postmenopause. Diperkirakan antara 25 dan 44 wanita postmenopause mengalami fraktur karena osteoporosis, terlebih pada tulang belakang, sendi paha, dan lengan bawah. Pada wanita kulit putih, kira-kira 8 dari 1000 mengalami fraktur oeteoporosis, dan pada wanita kulit hitam 3 dari 1000. Walaupun wanita kulit putih dan wanita Asia mempunyai resiko yang meningkat untuk menjadi fraktur tulang karena osteoporosisi, wanita kulit hitam mempunyai angka kematian lebih tinggi pada 6 Universitas Sumatera Utara bulan pertama setelah fraktur tulang paha dibanding wanita kulit putih, yaitu 20 dan 11 Shimp dan Smith, 2000. Pramono dalam Kasdu 2004 , mengatakan bahwa, pada lansia berusia 60-78 tahun sering ditemukan osteoporosisi, dan pada golongan ini wanita dua kali lebih banyak dibandingkan pria. Secara kumulatif, selama hidupnya wanita akan mengalami kehilangan 40-50 massa tulangnya, sedangkan pria hanya kehilangan sebanyak 20-30. Dengan demikian, wanita lebih beresiko menderita osteoporosis dan patah tulang pada masa postmenopause. American Society for Reproductive Medicine menyebutkan pada wanita di atas 50 tahun, terdapat 13-18 yang mengalami osteoporosis. Meningkatnya kemungkinan terjadi fraktur sebesar 15-20. Patah tulang pangkal paha akibat osteoporosis diperkirakan akan meningkat tiap tahunnya menjadi 6,26 juta sampai tahun 2050. Di Amerika Serikat didapatkan 24 juta penderita osteoporosis yang memerlukan pengobatan, 80 adalah wanita. Sepuluh juta sudah jelas mengalami osteoporosis, dan 14 juta mengalami massa tulang yang rendah yang merupakan risiko tinggi terjadinya osteoporosis berat. Dari yang tenderita osteoporosis kurang lebih 1,5 juta mengalami patah tulang, dan diperkirakan 37.000 orang meninggal tiap tahunnya akibat komplikasinya Proverawati, 2009.

2.1.11. Penyakit Jantung Koroner

Penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan penurunan HDL High Density Lipoprotein dan meningkatkan LDL Low Density Lipoprotein, trigliserida, dan kolesterol total, yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Universitas Sumatera Utara Penimbunan lemak tubuh juga merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner. Penelitian yang dilakukan oleh Gallup 1995, ditemukan bahwa wanita berpeluang dua kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner daripada kanker payudara, dan terjadinya penyakit jantung koroner pada wanita menopause menjadi dua kali lipat dibanding pria pada usia yang sama Kasdu, 2004.

2.1.12. Kanker

Penyakit lain yang dapat terjadi pada masa menopause adalah kanker, seperti kanker endometrium, kanker indung telur, kanker mulut rahim, kanker payudara, dan kanker vagina, selain pengaruh hormon tubuh juga berhubungan dengan gangguan tubuh lainnya akibat penyakit degeneratif, seperti diabetes dan penyakit jantung. Faktor genetik dan gaya hidup juga berpengarruh. Hipertensi juga sering terjadi, demensia tipe Alzheimer juga kadang ditemukan pada periode pramenopause dan pasca menopause, dimana terjadi penurunan kadar hormon seks steroid yang menyebabkan beberapa perubahan neuroendrokrin sistem susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuro di hampir semua bagian otak terutama yang berkaitan dengan fungsi ingatan. Kelainan tersebut seperti sulit berkonsentrasi, hilang fungsi memori jangka pendek, dan beberapa kondisi yang berhubungan dengan kelainan psikologis Kasdu, 2004.

2.1.13. Perubahan Psikologis Wanita Menopause

Selain perubahan fisik, perubahan-perubahan psikologis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Perubahan yang terjadi pada wanita menopause adalah perubahan mood, irritabilitas, Universitas Sumatera Utara kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak berharga Glasier dan Gebbie, 2005. Stress kehidupan setengah baya dapat memperburuk menopause. Menghadapi anak remaja, emptynest syndrome, perpisahan atau ketidak harmonisan perkawinan, sakit atau kematian teman atau keluarga, kurangnya kepuasan pada pekerjaan, penambahan berat badan atau kegemukan adalah beberapa bentuk stress yang mengakibatkan resiko masalah emosional yang serius Bobak, 2005. Emptynest syndrome adalah suatu keadaan yang terjadi pada saat anak-anak meninggalkan rumah untuk menjalani kehidupan masing-masing. Anggapan bahwa tugas sebagai orang tua berakhir sesaat setelah anak-anak meninggalkan rumah sering membuat orang tua menjadi stress terutama bagi para ibu yang merasa kehilangan arti atau makna hidup bagi dirinya Mackenzie,1996. Selain itu latar belakang masing-masing wanita sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita dalam mengalami masa menopause, misalnya apakah wanita tersebut menikah atau tidak, apakah wanita tersebut mempunyai suami, anak, cucu, atau kehidupan keluarga yang membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi aktifitas sehari-harinya Kasdu, 2004. Peran budaya juga dapat mempengaruhi status emosi selama perimenopause. Banyak wanita mempersepsikan ketidakmampuan untuk mengandung sebagai suatu kehilangan yang bermakna. Kebanyakan orang melihat menopause sebagai langkah pertama untuk masuk ke usia tua dan menghubungkannya dengan hilangnya Universitas Sumatera Utara kecantikan. Budaya barat menghargai masa muda dan kecantikan fisik, sementara orang tua menderita akibat kehilangan status, fungsi serta peran Bobak, 2005. Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amatlah penting peranannya dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia Varney, 2007. Varney 2007, mengatakan beberapa gejala psikologis yang menonjol pada saat menopause terjadi adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang tension, cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang saat mereka menopause. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause yaitu : ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress bahkan ada yang sampai menjadi depresi. Ingatan menurun merupakan gejala yang terlihat sebelum menopause, wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelunnya secara otomatis langsung ingat Varney, 2007. Universitas Sumatera Utara Kecemasan merupakan keluhan yang dirasakan wanita setelah menopause. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Kecemasan pada wanita yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada wanita yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapatkan dukungan dari orang sekitar, namun ada juga yang terus menerus cemas, meskipun orang-orang sekitar telah memberi dukungan. Akan tetapi ada juga wanita yang telah mengalami menopause tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya saat melewati masa menopausenya Varney, 2007. Mudah tersinggung merupakan gejala yang lebih mudah dilihat dibandingkan dengan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya Varney, 2007. Ketegangan perasaan atau stress pada saat berada dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga bahkan menyusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktifitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, yang artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam. Stress tidak hanya Universitas Sumatera Utara memberikan dampak negatif, tetapi dapat juga memberikan dampak yang positif. Dampak negatif dan positif itu tergantung pada bagaimana individu memandangnya dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang, oleh karena itu stress sangat individual sifatnya Varney, 2007. Depresi yang dialami oleh wanita menopause sering disebabkan karena mereka merasa sedih karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan punya anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya Varney, 2007. Teori Blackburn dan Davidson 1990 dalam Mansur 2009, mengatakan gejala-gejala kecemasan dalam menghadapi menopause: 1 Suasana hati, yaitu keadaaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti mudah marah, perasaan sangat tegang; 2 Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai pribadi yang sangat sensitif dan merasa tidak berdaya; 3 Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti menghindar situasi tertentu, ketergantungan yang tinggi atau ingin melarikan diri dari kenyataan; 4 Perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi 5 Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual dan mulut kering. Universitas Sumatera Utara

2.2. Kesiapan Menghadapi Keluhan Menopause.

Menurut Chaplin 1989 dalam Dewi 2006, kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu. Sementara itu, Corsini 2002 dalam Dewi 2006 menyatakan bahwa kesiapan adalah berkembang atau mempersiapkan diri dalam belajar dan memperoleh beberapa tugas perkembangan atau keahlian khusus berdasarkan fisik, sosial dan intelektual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, kesiapan merupakan kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Jadi dapat disimpulkan kesiapan adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk berbuat sesuatu untuk menolong dirinya sendiri, dengan kata lain upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk berbuat sesuatu untuk menolong dirinya. Menurut Manuaba 2004, wanita yang tidak siap menghadapi menopause akan mengalami: menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tampa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang. Mengacu beberapa pendapat diatas, kesiapan wanita mengatasi keluhan menopause adalah suatu upaya yang dilakukan oleh wanita menopause untuk mengatasi keluhan menopause yang sedang dihadapinya sehingga wanita menopause Universitas Sumatera Utara tersebut dapat menjalani masa menopause dengan nyaman tampa merasa keluhan menopause tersebut sebagai sesuatu yang mengganggu. Wanita yang mengalami menopause yang sebelumnya telah mengetahui informasi tentang menopause dari tenaga kesehatan, teman ataupun melalui masmedia akan lebih mudah lebih siap menerima kedatangan menopause, karena sudah diantisipasi sebelumnya.

2.3. Peran Tenaga Kesehatan