Motivator Fasilitator Peran Tenaga Kesehatan

4. Selain izin sebagaimana yang dimaksud, tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah yang bersangkutan melakukan adaptasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi diatur oleh mentri. Peran tenaga kesehatan dalam memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat adalah sebagai fasilitator, motivator, konselor Notoatmodjo, 2007; Azwar, 1996; Herawati, 2006 Adapun peran tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

2.3.1. Motivator

Motivator berasal dari kata motif motive yang artinya adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang hingga orang tersebut memperhatikan perilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang maupun sekelompok masyarakat tersebut sehingga mau berbuat dan bekerja sama secara optimal, melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Azwar, 1996. Widayatun 1999, menjelaskan bahwa motivasi sebagai kekuatan dari dalam individu yang mempengaruhi kekuatan atau petunjuk perilaku, motivasi itu mempunyai arti mendorongmenggerakkan seseorang untuk berperilaku, beraktivitas dalam mencapai tujuan. Sementara itu Santoso 2005 mengatakan motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau Universitas Sumatera Utara menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku. Motivator adalah orang yang memberikan motivasi atau dorongan kepada seseorang untuk berprilaku. Menurut Chair dkk 2005 sebagai motivator, tenaga kesehatan dalam menangani wanita menopause dapat berupa penawaran dukungan berupa mengidentifikasi masalah kardiovaskuler, masalah kontinensia, masalah makanan, masalah gaya hidup, masalah osteoporosis dan lain-lain.

2.3.2. Fasilitator

Fasilator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan atau menyediakan fasilitas Santoso, 2005. Tenaga kesehatan harus dapat berperan sebagai fasilator bagi klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sebagai fasilitator tenaga kesehatan harus mampu menentukan kelompok sasaran sehingga dapat melakukan pemantauan dan evaluasi Depkes RI, 1999. Menurut Notoatmodjo 2007, tenaga kesehatan harus memfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program-program kesehatan. Sebagai seorang fasilitator, menurut Chair dkk 2005 tenaga kesehatan yang menangani wanita menopause harus mampu memfasilitasi dan menyediakan informasi tentang menopause serta keluhan yang menyertainya, terapi pilihan, dimana wanita menopause tersebut dapat mengakses terapi, skrining servik, pemeriksaan payudara, pemeriksaan kardiovaskuler, pemeriksaan osteoporosis dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Konselor