Konselor Peran Tenaga Kesehatan

2.3.3. Konselor

Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien Depkes RI, 2002. Mandriwati 2008, mengatakan tujuan umum pelaksanaan konseling adalah membantu wanita menopause mencapai perkembangan yang optimal dalam batas- batas potensi yang dimiliki dan secara khusus bertujuan untuk mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, membimbing wanita menopause belajar membuat keputusan dan membimbing wanita menopause untuk dapat mencegah timbulnya masalah. Pada umumnya jasa konseling diperlukan apabila ada pihak yang mempunyai kesulitan tentang sesuatu dan berharap dengan konsultasi kesulitan tersebut dapat teratasi. Konseling adalah bagian dari peran dan tanggung jawab tenaga kesehatan kepada klien dalam memberikan pelayanan yang optimal Mundakir, 2006. Mandriwati 2008, mengatakan konseling berbeda dengan komunikasi informasi edukasi karena konseling merupakan upaya untuk menciptakan perubahan perilaku yang dilaksanakan secara individu atau kelompok dengan menggunakan komunikasi efektif, untuk mengutarakan permasalahan sesuai dengan kondisi sasaran sampai sasaran merasakan permasalahannya dan membimbing dalam pelaksanaannya. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu pembinaan hubungan baik, penggalian informasi identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dan Universitas Sumatera Utara sebagainya dan pemberian informasi dan menindaklanjuti pertemuan Depkes RI, 2002. Langkah-langkah pelaksanaan konseling menurut Mandriwati 2008 adalah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan yaitu menyiapkan ruangan yang kondusif, menyiapkan alat-alat peraga sesuai dengan kebutuhan dan menyiapkan alat tulis, catatan dan kartu wanita menopause dengan kebutuhan. Mandriwati 2008, mengatakan tahap pelaksanaan konseling disingkat dengan GANTHER yaitu greet menyapa wanita menopause untuk memulai percakapan dan menciptakan suasana yang akrab, tell memberi informasi tentang cara atau metode yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah, help yaitu membantu wanita menopause memilih cara yang tepat untuk mengatasi permasalahannya sesuai dengan kemampuan ibu, explain menjelaskan secara rinci tehnik pelaksanaan cara-cara yang dipilih dan return membuat kesepakatan dengan wanita menopause untuk pertemuan berikutnya untuk mengevaluasi keberhasilan cara-cara pemecahan masalah yang telah dilaksanakan. Simatupang 2008, menyebutkan bahwa sebagai tenaga kesehatan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan ditengah-tengah masyarakat. Sebagai konselor tenaga harus mampu menyakinkan wanita menopause bahwa ia berada dalm asuhan orang yang tepat sehingga mau berbagi cerita seputar permasalahan kesehatan yang dialaminya dan mau menerima asuhan yang diberikan. Sifat konselor yang baik adalah mau mengajar dari dan melalui pengalaman, mampu menerima orang lain, mau mendengarkan dan sabar, optimis, respek, terbuka Universitas Sumatera Utara terhadap pandangan dan interaksi yang berbeda, tidak menghakimi, dapat menyimpan rahasia, mendorong pengambilan keputusan, memberi dukungan, membentuk dukungan atas dasar kepercayaan, mampu berkomunikasi, mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain dan mengerti keterbatasan mereka Simatupang, 2008. Muninjaya 2004, mengatakan sikap empati sikap peduli yang ditunjukkan oleh tenaga kesehatan akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien compliance. Chair dkk 2005, mengatakan tenaga kesehatan harus mampu membahas dengan wanita menopause tentang risiko dan manfaat berbagai pilihan terapi untuk wanita menopause, mampu mengarahkan wanita menopause untuk menerima saran dari tenaga kesehatan seputar keluhan yang dialami oleh wanita menopause. Chair dkk 2005, juga mengatakan tenaga kesehatan harus dapat membantu wanita menopause dalam membuat keputusan tentang pengobatan, memantau terapi, memeriksa efek samping dari pengobatan.

2.7. Landasan Teori