Proses Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan

Dari uraian beberapa pakar di atas bahwa kecelakaan kerja dapat dicegah pada intinya perlu memperhatikan empat faktor yakni : lingkungan, manusia, peralatan, bahaya hal-hal yang membahayakan.

2.5. Proses Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan

Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Belawan adalah pada saat kapal berada di dermaga atau sandar. Pekerja tenaga kerja bongkar muat naik ke kapal bekerja di atas kapal, pada saat bongkar muat di dermaga pekerja melakukan bongkar muat sewaktu berada di atas peti kemas, pada saat di lapangan penumpukan dan pada saat perawatan dan perbaikan peralatan. Pekerja bekerja diketinggian, diatas petikemas dan container crane. Proses bongkar muat berlangsung ketika membawa barang dari palka ruang- ruang dalam kapal dan membawa barang dari kapal ke dermaga steverdoring. Tenaga kerja membawa barang dari palka kapal maupun sebaliknya secara manual ke geladak kapal, menyusun barang kedalam jala-jala barang, kemudian dengan menggunakan conteiner crane diangkut dan disusun oleh tanaga kerja kedalam truk Proses bongkar muat dalam 1 kapal dilakukan oleh 2-3 regu, 1 regu diatas kapal deck, 1 regu lagi di dermaga, dan masing-masing regu terdiri dari 12 orang. Dalam sehari kapal yang sandar di dermaga 4-5 kapal. Sarana kerja adalah peralatan yang digunakan sewaktu melakukan pekerjaan. Peralatan yang ada di pelabuhan Belawan adalah : a. Container Crane adalah berfungsi sebagai alat utama di gunakan untuk bongkar Universitas Sumatera Utara muat peti kemas dari dermaga ke kapal dan sebaliknya. b. Forklift merupakan alat angkut barang umumgeneral cargo dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkat yang terbatas. c. TrontonTrado untuk dapat mengangkut peti kemas 20 feet dan merupakan daya angkut yang terbatas. d. Spreader pengangkat peti kemas, mampu mengangkat peti kemas dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang fleksibel bisa pendek maupun jauh. Peralatan bongkar muat non mekanik adalah alat pokok penunjang pekerjaan adalah jala-jala lambung kapal shipside net, tali baja wire sling, tali rami manila rope sling, jala-jala wire net, jala-jala tali manila rope net, gerobak dorong, palet, gancu. a. Jala-jala lambung kapal adalah segala apa yang rupanya seperti jala. Dalam hal ini jala-jala digunakan untuk mengangkut barang dalam karung. b. Palet adalah alat yang digunakan untuk menumpuk muatan supaya bisa diangkat sekaligus. c. Gancu adalah pengait yang bertangkai. d. Gerobak dorong adalah alat angkut yang beroda dua. 2.6. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri sangat sederhana ialah alat pelindung yang dikenakan dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh aneka faktor yang ada timbul di lingkungan tempat kerja. Dengan Universitas Sumatera Utara pengertian seperti itu, maka alat-alat pelindung diri dapat dikelompokkan ke dalam 2 dua kelompok besar, yaitu : 1. Alat pelindung diri yang digunakan untuk pencegahan terhadap kecelakaan kerja, kelompok ini disebut Alat Pelindung Keselamatan Industri. Alat-alat pelindung diri yang termasuk di dalam kelompok ini adalah alat-alat yang digunakan untuk perlindungan ke seluruh bagian tubuh. 2. Alat pelindung diri yang digunakan untuk pencegahan terhadap gangguan kesehatan timbulnya suatu penyakit, kelompok ini disebut Alat Pelindung Kesehatan Industri Suardi, 2005. Sesungguhnya bahwa alat pelindung diri tersebut dibutuhkan apabila bahaya- bahaya yang ada di lingkungan kerja tidak dapat dihilangkan atau tidak dapat dikendalikan baik secara teknis maupun secara administratif. Dengan demikian alat pelindung diri merupakan pertahanan terakhir. Oleh karenanya alat pelindung diri tidak pernah dipertimbangkan sebagai suatu pertahanan yang utama untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja termasuk agar tenaga kerja tidak menderita penyakit akibat kerja Suardi, 2005. Kebanyakan alat pelindung diri mengakibatkan beberapa perasaan tidak enak dan menghalangi gerakan atau tanggapan panca indera si pemakai. Oleh karena itu, umumnya tenaga kerja akan menolak memakai alat pelindung diri bila diberi. Dari bermacam-macam alat pelindung diri umumnya hanya membantu dalam Universitas Sumatera Utara perlindungan terhadap hal-hal yang tidak terduga atau hal-hal yang tidak biasa terjadi Suardi, 2005. Persiapan terhadap hal-hal yang tidak terduga tersebut telah menjadikan permasalahan pribadi yang menyangkut dua masalah yang berbeda : 1. Sikap mental ke arah kebiasaan menggunakan alat-alat pelindung. 2. Pemilihan alat-alat pelindung diri yang paling baik dan dapat dipercaya Suardi 2005. Sikap adalah kesadaran dan kecenderungan untuk berbuat. Seorang tenaga kerja yang memiliki sikap baik diartikan sebagai seorang tenaga kerja yang memiliki kesadaran dan kecenderungan untuk berbuat baik, hal ini dapat dikembangkan ke arah sikap selamat yang akan menghasilkan kebiasaan tenaga kerja yang selalu berbuat selamat. Cara pengembangan sikap tersebut harus dimulai dari atas, terutama pimpinan yang langsung menangani pekerjaan supervisor, mereka harus menjadi panutan atau percontohan atau suri teladan bagi para tenaga kerja Suardi, 2005. Sikap seorang pemimpin terhadap lingkungan kerja akan tercermin pada sikap para tenaga kerja terhadap hal yang sama. Untuk mengembangkan sikap selamat menjadi kebiasaan dapat dimulai dengan mengadakan pengecekan terhadap kesiapan tenaga kerja yang akan mulai bekerja, hal ini dapat dilakukan secara rutin. Sebagai contoh misalnya membiasakan persiapan-persiapan sebelum mulai bekerja. Pimpinan termasuk supervisor atau kepala regu dapat mengecek perlengkapan para tenaga kerja seperti : topi pengaman, lengan baju tidak boleh memakai baju berlengan panjang, sepatu pengaman, sabuk pengaman, cup-goggles dan lain-lain Suardi, 2005. Universitas Sumatera Utara Pemilihan Alat Pelindung Diri menurut Suardi 2005 : Sekali kebutuhan akan alat-alat pelindung diri telah tertanamkan, maka pemilihan tipe yang baik dan sesuai untuk melakukan suatu pekerjaan perlu harus dilaksanakan. Oleh karenanya alat pelindung diri yang baik harus memiliki beberapa persyaratan, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Alat-alat pelindung diri harus dapat melindungi terhadap bahaya-bahaya dimana tenaga kerja terpajan. b. Alat pakaian pelindung diri harus ringan dan efisien dalam memberi perlindungan c. Sebagai alat pelengkap terhadap tubuh harus fleksibel namun efektif. d. Berat alat yang harus diterima oleh bagian tubuh, dapat ditahan dengan baik. e. Tenaga kerja yang memakai alat pelindung diri harus tidak terhalang gerakannya maupun tanggapan panca inderanya. f. Alat-alat pelindung diri harus tahan lama. g. Alat-alat pelindung diri harus menarik. h. Bagian-bagian penting yang harus sering diganti agar ada persediaannya. i. Alat-alat pelindung diri harus tidak memberikan efek samping bahaya tambahan karena pemakaian baik oleh karena bentuknya, konstruksi, bahan atau mungkin penyalahgunaan. Dalam pemilihan terhadap jenis alat pelindung diri yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka melindungi diri dari hal-hal yang tidak terduga, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara kerja, yang akan mencakup jenis dan sifat bahaya, jangka waktu pemajanan dan batas kemampuan alat pelindung tersebut Suardi, 2005. Macam-macam alat pelindung diri tersebut adalah sebagai berikut : a. Topi Pengaman Safety Hat. Umumnya topi pengaman topi keselamatan dibuat dari fiber glass, plastik atau aluminium. Topi pengaman terutama adalah untuk melindungi kepala dari benda jatuh. Oleh karenanya harus tahan benturan baik dengan benda tumpul maupun dengan benda tajam, tahan himpitan atau gencetan oleh benda keras dan berat, harus ringan, enak dipakai, tahan lama dan tidak menghantarkan arus listrik yang dapat mengakibatkan tenaga kerja menderita kecelakaan, tidak dapat terbakar, tahan air. Topi pengaman yang terbuat dari aluminium umumnya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan di luar gedung terkena sinar matahari seperti di lingkungan konstruksi dan lain-lain. Selain melindungi kepala dari benturan benda keras benda jatuh, juga melindungi kepala dari radiasi matahari. b. Pelindung mata ada beberapa macam yaitu :“Spectacle goggles” kaca mata, Cup goggles, Cover goggles, Topeng muka face shield. c. Welding helmet. d. Safety belt. e. Pelindung tangan sarung tangan. f. Safety shoes Sepatu pengaman. Sepatu pengaman atau sepatu keselamatan umumnya dirancang untuk melindungi kaki dari jatuhan benda-benda keras, terantuk benda dan injakan terhadap benda- Universitas Sumatera Utara benda tajam atau runcing lempengan logam atau paku. g. Alat-alat pelindung saluran pernapasan Tujuan utama dalam memberi perlindungan agar tenaga kerja dapat mampu bertahan terhadap bahaya-bahaya saluran pernapasan adalah dengan mengendalikan pencemar pada sumbernya dan mencegah agar tidak masuk ke dalam udara daerah pernapasan tenaga kerja Suardi, 2008.

2.7. Kesehatan Kerja