Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan sebagai suatu organisasi yang menghasilkan produk baik itu berupa barang atau jasa sangat membutuhkan sumber daya bagi kegiatan operasinya. Sumber daya yang dibutuhkan itu terdiri dari sumber daya fisik man, money, method, market, machine, material dan sumber daya konseptual informasi data. Manusia sebagai salah satu sumber daya fisik berperan dalam menentukan semua kegiatan yang ada di perusahaan. Dalam mencapai pertumbuhan dan kelangsungan hidup dari suatu organisasi, produktivitas kerja dari sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting karena apabila produktivitas kerja rendah maka akan terjadi in-efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja dan itu merupakan pemborosan bagi perusahaan dan dapat mengganggu kontinuitas perusahaan. Menurut Sulistiyani dan Rosidah 2009:247 produktivitas menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Sedangkan menurut Panggabean 2002:20 produktivitas karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja serta persatuan waktu. Atau dengan kata lain perbandingan output dengan input. Dari berbagai permasalahan tenaga kerja, rendahnya produktivitas kerja merupakan salah satu masalah yang cukup pelik. Tinggi rendahnya produktivitas Universitas Sumatera Utara ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari sikap, disiplin karyawan sampai pada manajemen dan teknologi. Menurut Mathis dan Jackson 2002 : 314 disiplin karyawan merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan – peraturan perusahaan. Mereka yang sering kali dipengaruhi oleh sistem disiplin di dalam perusahaan adalah para karyawan yang bermasalah yaitu pihak – pihak yang menjadi penyebab dalam kebanyakan situasi disiplin karyawan. Masalah disiplin yang umum ditimbulkan para karyawan bermasalah antara lain absensi, bolos, dan defisiensi produktivitas. Kegiatan pendisiplinan dilakukan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan perusahaan, sehingga penyelewengan – penyelewengan dapat dicegah. Jika karyawan menyelesaikan tugas sesuai dengan tugas yang diembannya dan mempergunakan waktu kerja secara efisien serta tidak melanggar peraturan perusahaan maka diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat. Salah satu cara mengoptimalkan produktivitas kerja karyawan adalah dengan pemberian balas jasa gaji, insentif kerja, benefit, dan program kesejahteraan. Insentif secara sengaja diberikan kepada karyawan agar di dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk meningkatkan prestasi kerja sehingga produktivitas kerjanya meningkat. Menurut Panggabean 2002:77 insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena melebihi standar yang ditentukan. Oleh sebab itu, bagi perusahaan adanya pemberian insentif diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Universitas Sumatera Utara Sedangkan bagi karyawan, dengan adanya pemberian insentif karyawan memperoleh kesempatan untuk menambah pendapatan selain gaji. PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk yang aktifitasnya mencakup perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan teh adalah salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di Indonesia. PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk memiliki perkebunan dan pabrik yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan terluas terletak di pulau Sumatera. Begerpang POM Palm Oil Mill adalah salah satu Pabrik Kelapa Sawit PKS milik PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk yang terdapat di Pulau Sumatera yang terletak di Begerpang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Pabrik ini didirikan pada tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 9 Juli 2003 dengan kapasitas produksi 45 tonjam. Salah satu perkebunan atau kelapa sawit yang diproduksi Begerpang POM adalah perkebunan Sei Merah Estate yang berada di Sei Merah dengan luas tanah 91.831 Ha dengan 33 Field yang ditandai dengan tahun penanaman buah mulai dari tahun 1985 – 2010. Menurut hasil pra survei yang telah dilakukan oleh peneliti pada PT.PP.London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate. Disiplin karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate dapat dilihat dari ketaatan peraturan tata tertib yang berlaku. Berikut adalah Tabel Absensi karyawan pemanen buah kelapa sawit dari tahun 2010 – 2012, sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Daftar Absensi Karyawan Pemanen Buah Kelapa Sawit Pada Tahun 2010 – 2012 Tahun Absensi Standar krisis mangkir Cuti Sakit Izin Mangkir 2010 1,80 1,40 1,62 1,75 3 2011 2,16 1,18 1,55 2,91 2012 1,54 1,35 1,41 4,16 Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk,Sei Merah Estate. Data diolah Tabel 1.1 menunjukkan absensi karyawan tahun 2010 - 2012 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun 2010 sebesar 1,75, 2011 sebesar 2,91, dan 2012 sebesar 4,16 dengan standar krisis mangkir dari perusahaan sebesar 3. Dimana dapat dikatakan bahwa menurunnya produktivitas kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate adalah akibat dari banyaknya ketidakhadiran karyawan yang tidak beralasan. Untuk mengatasi tingginya tingkat absensi karyawan, perusahaan menerapkan pendisiplinan kepada karyawan yang tidak hadir atau mangkir kerja diberikan teguran lisan secara langsung, apabila masih berlanjut diberikan teguran tulisan sampai 3x, jika masih berlanjut juga perusahaan melakukan pemotongan gaji sebesar Rp 67.000hari, dan yang terakhir adalah pemutusan hubungan kerja secara tidak hormat. Masalah kedisiplinan kerja lainnya terdapat pada Standard Operating Prosedure SOP yang hanya diberikan kepada mandor pemanen buah kelapa sawit saja dengan pembaharuan SOP selama 2 tahun, sedangkan karyawan pemanen buah kelapa sawit tidak memiliki SOP. Sehingga karyawan pemanen sering melakukan kesalahan dalam bekerja, seperti memanen buah kelapa sawit yang masih mentah. Masalah pengawasan kerja karyawan pemanen buah kelapa Universitas Sumatera Utara sawit pada PT.PP.London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate juga masih kurang. Karena hanya dua orang mandor yang mengawasi semua karyawan pemanen yang bekerja, yang terkadang lokasi pekerjaan memiliki jarak yang jauh dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Hal ini membuat karyawan pemanen buah kelapa sawit beristirahat melebihi waktu yang ditetapkan perusahaan, dan karyawan dapat menyembunyikan atau membuang buah mentah yang seharusnya tidak dipanen. Selain kedisiplinan kerja, faktor lain yang mendukung produktivitas kerja karyawan adalah faktor insentif. Insentif diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih giat lagi, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi perusahaan. Berikut data pemberian insentif kepada karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.2 : Tabel 1.2 Data Insentif Perhari Pemanen Buah Kelapa sawit 1 Desember 2012 Jumlah Karyawan Hasil Panen Janjang Basic Janjang Over Basic Janjang Harga Buah 195 Insentif Rp 6 350 80 270 52.650 52.650 4 310 80 230 44.850 44.850 10 205 80 125 24.375 24.375 7 182 80 102 19.890 19.890 6 172 80 92 17.940 17.940 9 94 80 14 2.730 2.730 4 80 80 - - - 5 70-78 80 - - - Total =51 833 162.435 162.435 Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate. Data diolah Tabel 1.2 menunjukkan insentif perhari yang diterima karyawan pemanen buah kelapa sawit berbeda-beda. Sebagian karyawan menerima insentif yang besar, sedang, kecil, dan hanya mencapai standar basic saja bahkan masih ada Universitas Sumatera Utara karyawan yang tidak mencapai standar perusahaan. Pemberian insentif tersebut dilakukan dengan melihat kinerja karyawan yaitu banyaknya buah yang dipanen melebihi standar over basic maka karyawan tersebut akan mendapatkan insentif. Insentif yang diterima berupa uang yang disesuaikan dengan harga buah kelapa sawit saat itu. Hal ini diharapkan dapat memotivasi karyawan pemanen buah kelapa sawit supaya lebih produktif. Dari masalah kedisiplinan kerja yang menunjukkan tingginya tingkat absensi dan insentif berdampak pada produksi Tandan Buah Segar TBS dan Produktivitas Karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Tandan Buah Segar TBS dan Produktivitas Karyawan Tahun 2010 – 2012 Tahun Jumlah Karyawan TBS Ton Produktivitas karyawan OI Target Pencapaian Target Pencapaian 2010 51 23.279 22.650 456 444 2011 51 23.683 22.405 464 439 2012 51 22.575 21.123 442 414 Rata – rata 23.179 22.059 454 432 Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate .Data diolah Tabel 1.3 menjelaskan mengenai target yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk pencapaian TBS dan produktivitas karyawan yang ditentukan dan diharapkan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa TBS pada tahun 2010 - 2012 selalu di bawah target. Hal ini disebabkan bahwa produktivitas karyawan belum optimal. Dapat dilihat pada produktivitas karyawan tahun 2010 – 2012 tidak mencapai target. Hal ini dapat dilihat pada rata – rata pencapaian produktivitas karyawan sebesar 432 sedangkan target perusahaan 454. Diduga bahwa Universitas Sumatera Utara penurunan hasil produksi tahun 2010 - 2012 disebabkan tingkat absensi dan insentif pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang di dukung dengan teori- teori tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Kerja dan Insentif terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah kedisiplinan kerja dan Insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate?”

1.3 Tujuan Penelitian