Pengertian Project based learning Project based learning dapat diterjemahkan menjadi pembelajaran

1. Pengertian Project based learning Project based learning dapat diterjemahkan menjadi pembelajaran

berbasis proyek. Untuk membedakan dengan Problem based learning (PBL), Project based learningdisingkat dengan PjBL. Istilah PjBL (Project based learning) memang sering dipertukarbalikkan dengan Problem based learning (PBL). Seringkali keduanya juga sama-sama disingkat dengan PBL, sehingga makin rancu, meskipun sebenarnya di antara keduanya berbeda. Keduanya menekankan lingkungan belajar peserta didik aktif, kerja

kelompok (kolaboratif), dan teknik evaluasi otentik (authentic assessment). Perbedaannya terletak pada perbedaan objek.

84 Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs

PjBL dan PBL memiliki beberapa kesamaan karakteristik. Keduanya adalah model pembelajaran yang dimaksudkan untuk melibatkan peserta didik di dalam tugas-tugas otentik dan dunia nyata agar dapat memperluas belajar mereka. Peserta didik diberi tugas proyek atau problem yang open- ended dengan lebih dari satu pendekatan atau jawaban. Kedua model ini juga dinyatakan sebagai model yang student-centered, dan menempatkan peranan guru sebagai fasilitator. Peserta didik dilibatkan dalam PjBL atau PBL, secara umum bekerja di dalam kelompok secara kolaboratif, dan didorong mencari berbagai sumber informasi yang berhubungan dengan proyek atau problem yang dikerjakan. Model ini menekankan pengukuran hasil belajar otentik dan dengan basis unjuk kerja (performance-based assessment).

PjBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa proyek mandiri atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Proyek tersebut berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student-centered).

Berikut pengertian lain PjBL, yang sebenarnya tidak jauh berbeda, sekalipun ada yang menyebutnya sebagai metode, pendekatan, atau cara dalam pembelajaran.

a. PjBL adalah metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan peserta didik ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas

(University of Nottingham, 2003).

b. PjBL adalah pendekatan pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap

permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya (Barron, 1998).

c. PjBL adalah proses pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengitegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau wilayah kajian (Blumenfeld, dkk., 1991).

d. PjBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktiitas peserta didik (Boud & Felleti, 1991).

e. PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, (b) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada

Ilmu Pengetahuan Alam 85 Ilmu Pengetahuan Alam 85

informasi untuk memecahkan permasalahan, (e) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, (f) peserta didik secara berkala melakukan releksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, (g) produk akhir aktivitas

belajar akan dievaluasi secara kualitatif, (h) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan (Global SchoolNet, 2000).

Pada PjBL peserta didik dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi atau penyelidikan dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-

keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh peserta didik dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsensus atau kesepakatan tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan informasi

yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh peserta didik merupakan keterampilan yang

esensial sebagai landasan untuk keberhasilan proyek mereka. Keterampilan- keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi dalam tim menyebabkan

pembelajaran menjadi aktif, di mana setiap individu memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba menunjukkan keterampilan

yang mereka miliki dalam kerja tim mereka. Pembelajaran secara aktif dapat memimpin peserta didik ke arah peningkatan keterampilan dan kinerja ilmiah. Kinerja ilmiah tersebut mencakup prestasi akademis, mutu interaksi hubungan antar pribadi, rasa harga diri, persepsi dukungan sosial lebih besar, dan keselarasan antar para peserta didik.

Tidak semua kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek dapat disebut PjBL. Berangkat dari pertanyaan “apa yang harus dimiliki proyek belajar agar dapat digolongkan sebagai PjBL”. Berikut ini adalah lima kriteria apakah suatu pembelajaran berproyek termasuk sebagai PjBL. Lima kriteria itu adalah (a) keterpusatan (centrality), (b) berfokus pada pertanyaan atau

masalah, (c) investigasi konstruktif atau desain, (d) kemandirian peserta didik, dan (e) realisme. Berikut ini penjelasannya.

a. Proyek dalam PjBL adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong peserta didik mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip

inti atau pokok dari mata pelajaran. Deinisi proyek (bagi peserta didik) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan

pengetahuan konseptual yang melatarinya. Proyek biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa dipastikan jawabannya atau ill-deined problem. Proyek dalam PjBL dapat dirancang secara tematik, atau gabungan (intersection) topik-topik dari dua atau lebih mata pelajaran.

86 Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs 86 Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs

penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri, atau proses pengembangan model. Proyek pada PjBL merupakan aktivitas inti yang

meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau keterampilan baru) pada pihak peserta didik.

Jika inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan

yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek PjBL yang dimaksud.

c. PjBL lebih mengutamakan kemandirian, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat kaku, dan tanggung jawab peserta didik daripada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional.

d. Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan keontentikan pada peserta didik. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan peserta didik, konteks di mana kerja proyek dilakukan, produk yang dihasilkan, atau kriteria di mana produk-produk atau unjuk kerja dinilai. PjBL melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.

Selama berlangsungnya proses belajar dalam PjBL, guru berperan sebagai fasilitator dan evaluator, dengan rincian tugas berikut ini.

a. Menyusun masalah yang akan dipecahkan.

b. Membantu penyediaan sumber baik cetak maupun elektronik.

c. Mengatur kelompok dan menciptakan suasana belajar yang nyaman.

d. Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman- temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.

e. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan

perkembangan kelompok.

f. Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self- evaluation.

g. Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian

tujuan.

h. Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.

Ilmu Pengetahuan Alam 87 Ilmu Pengetahuan Alam 87

j. Membimbing proses belajar pesertda didik dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain.

k. Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap peserta didi terlibat dalam proses belajar

l. Mengevaluasi penerapan PjBL yang telah dilakukan.