Tahapan Problem Based Learning

3. Tahapan Problem Based Learning

Ide dasar dari PBL sebenarnya cukup sederhana, yaitu pembelajaran melalui penemuan masalah. Belajar apa? Yaitu belajar tentang ‘isi’ (fakta, konsep, ketrampilan, algoritma) dan belajar bagaimana mencari penyelesaian

masalah dan atau berpikir kritis. Savery (2006) menyatakan bahwa kunci keberhasilan PBL terletak pada tahap pemilihan masalah dan guru yang

merupakan pemandu proses pembelajaran dan yang mengarahkan tanya jawab pada proses penyimpulan pengalaman belajar. Pola umum PBL adalah: (1) hadapkan peserta didik pada masalah autentik, (2) peserta

didik mencari informasi yang relevan dengan masalah dan model untuk memecahkan masalah, baik secara individual atau dalam kelompok,

(3) peserta didik mengembangkan, mengasses dan mempresentasikan pemecahan masalah. Secara lebih khusus, berikut ini diberikan sintaks (tahapan) PBL menurut Arends (2008). PBL terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dari guru memperkenalkan kepada peserta didik suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja peserta

didik. Jika masalah yang dikaji tergolong ‘ringan’, kelima tahapan dapat diselesaikan dalam sekali pertemuan; jika sedang sedang saja, kelima

tahapan mungkin dapat diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali pertemuan; dan bila masalahnya kompleks mungkin akan memerlukan waktu lebih lama. Kelima tahapan (sintaks PBL) ini dapat dilihat pada Tabel 1.3.4.

Tabel 1.3.4. Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran PBL

Langkah-langkah Pokok Kegiatan Guru Tahap 1

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelas- Memberikan orientasi tentang kan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, permasalahan pada peserta

dan memotivasi peserta didik agar terlibat didik

pada kegiatan pemecahan masalah.

Tahap 2

Membantu peserta didik menentukan dan Mengorganisasi peserta didik

mengatur tugas belajar yang berkaitan dengan untuk meneliti

masalah yang diangkat.

Tahap 3

Mendorong peserta didik untuk mengumpul- Membimbing penyelidikan

kan informasi yang sesuai, melaksanakan peserta didik secara mandiri

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan maupun kelompok

dan pemecahan masalah. Membantu peserta didik dalam merencanakan

Tahap 4

dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti

Mengembangkan dan menya- laporan, video, model; dan membantu peserta jikan hasil karya

didik dalam berbagi tugas dengan temannya untuk menyampaikan kepada orang lain.

Tahap 5

Membantu peserta didik melakukan releksi Menganalisis dan mengevalu- dan mengadakan evaluasi terhadap penyeli- asi proses pemecahan mas-

dikan dan proses-proses belajar yang mereka alah

lakukan.

Sumber: Arends, 2008

80 Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs

Kegiatan guru dan peserta didik yang terkait dengan kelima tahapan pada Tabel 1.3.4 (Arends, 2008), dijelaskan berikut ini.

a. Memberikan orientasi tentang permasalahan pada peserta didik

Pada awal PBL, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan jelas, menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran, dan menjelaskan apa yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik. Guru juga perlu menjelaskan proses dan prosedur PBL apabila peserta didik belum mengetahui proses atau prosedur PBL secara rinci. Hal-hal yang perlu ditegaskan pada peserta didik adalah sebagai berikut.

1). Tujuan utama belajar bukan memeroleh pengetahuan baru sebanyak-

banyaknya, akan tetapi lebih kepada belajar cara menyelidiki masalah penting dan pentingnya menjadi pebelajar mandiri.

2). Masalah atau pertanyaan yang diselidiki tidak memiliki jawaban mutlak

’benar’, dan mungkin masalah yang kompleks dapat mempunyai banyak cara pemecahan masalah yang adakalanya saling bertentangan.

3). Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi. Peserta didik berusaha belajar mandiri atau bersama temannya, tetapi guru harus siap menjadi pembimbing.

4). Selama tahap analisis dan penyajian, peserta didik didorong untuk

menyatakan ide-idenya secara terbuka dan bebas, tidak boleh ada yang mentertawakan, baik guru maupun sesama peserta didik. Semua peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan penyelidikan dan mengungkapkan ide-idenya.

Pada tahap ini guru menyajikan situasi masalah dengan hati-hati dan semenarik mungkin dengan memberi kesempatan pada peserta didik untuk melihat, merasakan, menyentuh, atau sesuatu yang memunculkan

ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Guru hendaknya berupaya melibatkan seluruh peserta didik untuk mengidentiikasi masalah. Penyuguhan sesuatu

yang tidak dapat diperkirakan dan mengejutkan, dapat menarik tersendiri bagi peserta didik. Sebagai contoh, demonstrasi yang menunjukkan air mengalir

ke atas, es yang mencair pada suhu dingin, rekaman video masalah nyata seperti kebakaran hutan atau polusi atau hal lainnya. Hal yang terpenting

pada tahap ini adalah membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk melakukan penyelidikan.

b. Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti

PBL menghendaki guru untuk mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar peserta didik, membantu peserta didik untuk menyelidiki permasalahan bersama-sama, membantu peserta didik merencanakan penyelidikan mereka dan pelaporannya. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran selanjutnya

Ilmu Pengetahuan Alam 81 Ilmu Pengetahuan Alam 81

Setelah pembentukan kelompok, guru dan peserta didik menentukan subtopik‑subtopik yang spesiik, tugas‑tugas penyelidikan, dan jadualnya. Masalah yang umum dapat dibagi-bagi, misalnya topik cuaca, dapat

dibagi menjadi hujan asam, badai, awan, dan sebagainya. Akumulasi dari semua kegiatan tersebut diharapkan akan menghasilkan pemecahan masalah terhadap masalah umum tersebut. Untuk proyek yang besar dan memerlukan waktu cukup panjang, perlu dibuat jadual rinci. Guru hendaknya mengupayakan semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan penyelidikan.

c. Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok

Penyelidikan dalam PBL bisa dilakukan peserta didik secara mandiri, berpasangan, atau berkelompok. Sekalipun setiap masalah bisa dilakukan dengan teknik penyelidikan yang berbeda, pada umumnya PBL melibatkan kegiatan pengumpulan data dan eksperimentasi, berhipotesis dan menjelaskannya, serta memberikan pemecahan masalahnya.

Pengumpulan data dan eksperimentasi

Guru hendaknya membantu peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan agar peserta didik memikirkan masalah dan macam informasi yang diperlukan untuk mencari pemecahan masalah. Peserta didik perlu dibelajarkan bagaimana menjadi penyelidik yang aktif dan bagaimana menggunakan model-model yang sesuai

dengan permasalahan yang sedang dikaji, misalnya wawancara, observasi, mengukur, atau membuat catatan. Peserta didik juga perlu dibelajarkan

bagaimana etika penyelidikan yang benar. Tahap ini sangat penting, karena peserta didik mengumpukan informasi yang cukup untuk menciptakan ide- ide, diupayakan tidak hanya berupa kegiatan mencari jawaban dalam buku, meskipun Niederhoffer (1999) menyatakan bahwa buku bacaan merupakan tahap awal dalam mencari informasi.

Mengembangkan hipotesis, menjelaskan, dan memberikan pemecahan

Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan melakukan penyelidikan pada masalah yang dikaji, peserta didik akan mulai menyampaikan hipotesis, penjelasan, dan solusi pemecahan masalah. Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik mengungkap semua idenya dan guru

82 Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs 82 Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs

Selama tahap penyelidikan, guru semestinya selalu siap memberikan bantuan tanpa mencampuri kegiatan peserta didik. Pada proyek tertentu dan untuk peserta didik tertentu, guru perlu di dekat peserta didik untuk membantu menemukan bahan dan mengingatkan mereka tentang tugas yang harus mereka selesaikan. Namun, guru mungkin bisa membiarkan peserta didik tertentu untuk berisiatif sendiri.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hasil karya ini bentuknya tergantung dari permasalahan yang dikaji dan waktu penyelesaian. Adakalanya hasil karya hanya berbentuk laporan, tetapi adakalanya berbentuk sesuatu yang lebih kompleks seperti

poster, rekaman video, model suatu perwujudan isik, program komputer, sajian multimedia, dan sebagainya. Penyajian hasil karya juga tergantung

keinginan, apakah hanya dipresentasikan sesaat, didiskusikan cukup lama, atau bahkan dipamerkan untuk umum termasuk peserta didik kelas lain, guru lain, bahkan orangtua atau masyarakat luas.

Guru perlu memikirkan dan mengatur penyajian hasil karya peserta didik tersebut, melalui beberapa kegiatan berikut. Penyajian secara verbal

dan/atau visual di kelas dan umpan baliknya. Bisa juga diadakan pameran berupa pekan ilmu pengetahuan, masing-masing peserta didik atau kelompok

memamerkan karyanya, serta adanya penilaian oleh orang lain. Bisa juga dimasukkan ke situs web yang memamerkan karya peserta didik secara online. Bisa juga dengan cara-cara lain yang mungkin dilakukan.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tahap akhir PBL adalah membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir peserta didik, kemampuan penyelidikan peserta didik, dan ketrampilan intelektual yang telah peserta didik gunakan.

Selama tahap ini, guru meminta peserta didik mengkonstruksi kembali pemikiran dan kegiatan mereka pada berbagai tahap pembelajaran yang telah mereka lakukan. Berikut ini contoh beberapa pertanyaan yang bisa diajukan. Kapan mereka mulai memiliki pemahaman tentang situasi dan masalah yang dipelajari? Kapan mereka mulai yakin terhadap solusi tertentu?

Ilmu Pengetahuan Alam 83

Mengapa mereka menerima penjelasan tertentu dibanding yang lainnya? Mengapa mereka menolak penjelasan tertentu? Apakah mereka mengubah pikiran tentang suatu permasalahan selama proses penyelidikan? Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu? Apa yang akan mereka lakukan di masa yang akan datang? Dan sebagainya.

Pada penerapan PBL, adakalanya guru menemui beberapa permasalahan terutama terkait dengan peserta didik yang “lambat belajar”. Kemungkinan terdapat peserta didik-peserta didik yang kurang memiliki keterampilan bekerja secara mandiri. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan guru (Arends, 2008). • Memberi lebih banyak arahan tentang keterampilan investigasi

(penyelidikan), seperti cara menemukan informasi, menarik inferensi dari data yang ada, dan menganalisis hipotesis terutama hipotesis yang berlawanan.

• Meluangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan PBL dan harapan atas hasil kerja peserta didik. • Meluangkan lebih banyak waktu untuk peserta didik pada setiap tahapan penyelidikan. • Menetapkan jadual yang lebih teliti untuk memeriksa kemajuan penyelidikan, dan menanyakan tanggung jawab peserta didik atas

penyelesaian tugasnya. Mendampingi peserta didik “lambat belajar” dalam pengembangan

keterampilan penyelidikan merupakan pengalaman tersendiri bagi guru, dan apabila berhasil, mungkin merupakan salah satu pengalaman paling rewarding bagi guru. Mungkin juga ada kendala lain dalam pelaksanaan PBL, misalnya sekolah kurang memiliki perpustakaan dan sumber daya teknologi yang terbatas, terbatasnya jam pelajaran, dan lainnya. Semuanya

memerlukan kreativitas guru dalam memecahkan masalah yang ada.