TINJAUAN TENTANG MANAJEMEN

2. Perencanaan (Planning)

  Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Perencanaan merupakan

  pijakan untuk tahapan lebih lanjut dari tugas-tugas manajerial. 37 Tujuan dalam proses perencanaan adalah membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perencanaan

  dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) misi, (2) tujuan, (3) strategi, (4) kebijaksanaan, (5) prosedur, (6) aturan, (7) program, dan (8) anggaran. 38

  Missi menentukan tugas pokok suatu organisasi. Tujuan adalah ujung ke arah mana kegiatan ditujukan. Stretegi menentukan maksud dan jenis operasi serta alat-alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Kebijakan adalah pernyataan umum yang menuntuk tindakan. Prosedur menentukan urutan kronologis tindakan- tindakan yang diperlukan. Program adalah kompleks sasaran, kebijakan, prosedur,

  penugasan. Anggaran sangat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu tindakan. 39

  Jenis-jenis perencanaan yang paling populer untuk menggambarkan rencana- rencana organisasi adalah: 40

  a. Menurut luasnya

  1) Rencana Stratejik Rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan, menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menempatkan organisasi kedalam lingkugannya.

  37 John R. Schermerhorn, Jr, Manajemen ........, hlm. 150. 38 Harold Koonz, Cyril O’Donnel, Heinz Weihrich, Intisari Manajemen “terj” A. Hasyim

  Ali, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 113.

  39 Ibid., hlm. 145. 40 Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Manajemen: Edisi 8, (Jakarta: PT Indeks Press,

  2009), hlm. 197.

  2) Rencana Operasional Rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran secara menyeluruh

  b. Kerangka waktu

  1) Rencana Jangka Panjang Rencana dengan kerangka waktu di atas tiga tahun.

  2) Rencana Jangka Pendek Rencana yang mencakup satu tahun atau kurang

  c. Kekhususan

  1) Rencana Spesifik Rencana Spesifik memiliki sasaran ynag didefinisikan dengan jelas dan tidak memberi ruang untuk penafsiran. Rencana tersebut memiliki

  tujuan yang dinyatakan secara rinci. 41

  2) Rencana Pengarah Rencana yang fleksibel yang menjadi pedoman umum.

  d. Frenkuensi Penggunaan

  1) Rencana Sekali Pakai Rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik.

  2) Rencana Terus Menerus Rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang.

  41 Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Manajemen ........, hlm. 198.

  Dalam perencanaan, dibutuhkan manajemen bisnis yang matang. Karena konsep tersebut merupakan suatu multidisiplin, yang menyebabkan keberhasilan

  dalam usaha, serta memerlukan pertimbangan dalam berbagai faktor. 42

  Dalam mewujudkan keberhasilan dalam proses perencanaan, dibutuhkan strategi dalam mengembangan konsep yang ada. Strategi adalah suatu rencana aksi yang menyelaraskan sumber-sumber dan komitmen organisasi untuk

  mencapai keunggulan. 43 Seorang wirausahawan harus mampu mengenali berbagai unsur dasar untuk mencapai keunggulan bersaing, terkait harga atau nilai, dapat

  menyenangkan konsumen, pengalaman (testimoni) konsumen, atribut produk, serta keistimewaan layanan. Hal tersebut dapat dilihat dalam Gambar berikut ini:

  KEISTIMEWAAN

  HARGA ATAU

  LAYANAN

  NILAI

KEUNGGULAN BERSAING

  PRODUK

  MENYENANGI KONSUMEN

PENGALAMAN KONSUMEN

  42 Ahmad, et.al, Means Of Achieving Business Process Management Success Factors,

  “In: Proceedings of the 4th Mediterranean Conference on Information Systems, 25-27 September 2009 , Athens University of Economics and Business, Athens, pp. 1-17.

  43 Sabhan Echdar, Manajemen Entreperneurship: Kiat Sukses Menjadi Wirausaha, (Andi: Yogyakarta, 2013), hlm. 85.

  Dalam konteks Islam, Perencanaan (Planning) merupakan gambaran kegiatan yang akan datang dengan waktu, dan metode tertentu. Sebagaimana dalam Al- Qur’an Allah SWT berfirman:

  ∩∇∪ =xîö‘sù y7Înu‘ 4’n<Î)uρ ∩∠∪ ó=|ÁΡsù |Møîtsù sŒÎsù

  “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyirah: 7-8)

  Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai seseorang yang jika melakukan suatu

  pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, tuntas)” (HR. Thabrani).

  Setiap segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia maka ia harus bertanggung jawab. Islam mengajarkan umatnya untuk membuat perencanaan yang matang dan itqan, karena setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab akibat. Adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik. Juga sehingga akan

  disenangi oleh Allah. 44

  Maka dari itu, demi terwujudnya keberhasilan dimasa mendatang, diperlukan perencanaan (planning) yang dapat dilakukan. Untuk memformulasikan perencanaan kedepan, diperlukan pengujian dan analisis mendalam terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, perencanaan (planning)

  merupakan bagian dari keberhasilan. 45 Perencanaan yang matang, akan mendapatkan hasil yang maksimal. Begitu pula dengan sebaliknya, apabila

  perencanaan tersebut tidak baik, maka kegagalan akan membayangi selalu.

  44 Veitzal, dkk, Islamic Management ........, hlm. 187.

  45 Didin Hafiduddin and Hendri Tanjung, Shariah Principles On Management In

  Practice, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), hlm. 88.

3. Pengorganisasian (Organizing)

  Pengorganisasian merupakan proses penempatan orang-orang dan sumber daya lainnya untuk melakukan tugas-tugas dalam penyampaian tujuan biasa. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua dan dilakukan dari dasar yang telah dibuat oleh perencanaan yang baik. Tugas manajer adalah untuk

  mengatur sumber-sumber daya sesuai dengan tujuan yang tepat. 46

  Tujuan dari pengorganisasian adalah mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi

  yang paling tepat. 47

  Pelatihan karyawan dalam berinteraksi dengan pelanggan, bekerja dalam tim, dan mengelola ekspektasi merupakan hubungan penting. 48 Hal tersebut dapat

  membantu organisasi mengelola interaksi pelanggan secara lebih efektif untuk mempertahankan daya saing dalam usaha perekonomian. 49 Manajemen dalam

  berhubungan dengan pelanggan adalah kombinasi antara manusia, proses dan teknologi yang berusaha untuk memahami pelanggan perusahaan. 50

  46 John R. Schermerhorn, Jr, Manajemen, ........, hlm. 238. 47 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen ........, hlm. 11. 48 Parvatiar and Shet, “Customer Relationship Management: Emerging Practice, Process,

  and Discipline, “Journal of Economic and Social Research , Vol. 3, No. 2, 2001, pp. 1-34.

  49 Mishra, Customer Relationship Management: Implementation Process Perspective,

  Journal Acta Polytechnica Hungarica Vol. 6, No. 4, 2009, pp. 83-99.

  50 Chen and Popovic, “Understanding customer relationship management people, process

  and technology, “Business Process Management Journal, Vol. 9 No. 5, 2003, pp. 672-688.

  Sebuah organisasi yang tidak memiliki arah masa depan yang jelas akan sulit untuk melakukan kemajuan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan para pihak (stakeholder) atas keberadaan organisasi tersebut seperti pemilik, customer, dan

  karyawan organisasi tersebut. 51

  Struktur organisasi sangat diperlukan dalam manajemen yang mengelola organisasi apapun. Begitu pula dalam manajemen syariah. Struktur organisasi mencerminkan pengalokasian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-

  masing orang yang ada dalam suatu organisasi tersebut. 52

  Dalam Konteks Islam, Pengorganisasian (Organization) merupakan wadah tentang fungsi setiap orang, hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

  ∩⊇⊃⊂∪ .......... 4 (θ觍x s? Ÿωuρ Yè‹Ïϑy_ «! È≅ö7pt¿2 (θßϑÅÁtGôãuρ

  “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” ......... (Q.S. Ali Imran: 103)

  Ayat diatas menunjukkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang- orang yang bisa diorganisir dengan baik. Maka hendaknya bersatu padu dalam bekerja dan memegang komitmen untuk menggapai cita-cita dalam satu payung organisasi dimaksud. Disamping ayat di atas, Ali bin Abi Thalib membuat

  pernyataan yang terkenal yaitu: 53

  Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir dengan baik.

  51 Veitzal, dkk, Islamic Management ........, hlm. 237.

  52 Ma’ruf Abdullah, Manajemen Berbasis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,

  2012), hlm. 181.

  53 Veitzal, dkk, Islamic Management ........, hlm. 187.

4. Kepemimpinan (Leading)

  Perlu diketahui bahwa, seseorang yang turut menjadi anggota organisasi dan ikut kerja sama dalam perusahaan memiliki tujuan kepentingan pribadi masing- masing. Pada umumnya, kepentingan pribadi justru bertentangan dengan tujuan bersama. Agar kepentingan pribadi tersebut dapat diatur dan diarahkan, maka perlu daya upaya untuk mempengaruhi anggota kelompok organisasi agar dapat

  merealisasikan tujuan yang telah ditentukan, dinamakan sebagai Kepemimpinan. 54

  Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang akan dipimpin. Kepemimpinan juga melibatkan pembagian kekuasaan (power). Pemimpin mempunyai power yang lebih besar dibandingkan dengan yang dipimpin. Power tersebut datang dari beberapa sumber: reward power, coercive power, legitimate power, referent power, dan expert power. Berikut

  merupakan sumber-sumber kekuasaan. 55

  a. Reward Power Kekuasaan ini datang dari kemampuan seseorang memberikan balasan kepada orang lain yang melakukan pekerjaan tertentu. Manajer dapat menggaji karyawannya agar karyawan menjalankan tugas yang diperintahkan.

  b. Coercive Power Kekuasaan ini datang dari kemampuan sesorang menghukum orang lain, jika orang tersebut tidak dapat mengerjakan sesuatu. Hukuman dapat berupa hukuman ringan hingga hukuman berat.

  54 Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono, Prinsip Dasar Manajemen, (Yogyakarta:

  BPFE Press, 2001), hlm. 22.

  55 Mamduh M. Hanafi, Manajemen, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003), hlm. 328.

  c. Legitimate Power Kekuasaan ini datang jika seseorang mempunyai “hak” atau secara hukum diperbolehkan mempengaruhi orang lain dalam wilayah tertentu. Dalam

  organisasi, kekuasaan ini sering disebut sebagai wewenang formal. 56

  d. Referent Power Kekuasaan ini datang karena seseorang atau satu kelompok ingin meniru atau mengidentifikasi dirinya sebagai orang tertentu. Kekuatan demikian didasarkan atas identifikasi seorang pengikut dengan

  seorang pemimpin yang sangat dihormati dan terpandang oleh pengikut. 57

  e. Expert Power Kekuasaan ini datang dari kepakaran atau keahlian seseorang. Orang tertentu dipercaya mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, dan dapat mempengaruhi orang lain yang tidak mempunyai keahlian dibidang tersebut.

  Paling tidak harus ada 3 hal yang dimiliki pemimpin, yakni sebagai pemimpin atau pemikir besar (envisioning), pemberdaya (empowering), dan secara terus- menerus memberikan semangat (energizing). Jenis kepemimpinan demikian akan memiliki visi yang kuat sehingga dapat dikatakan sebagai tipe kepemimpinan

  visioner (visionary leadership). 58

  Sepanjang yang telah dilakukan pada pengacuan jenis kepemimpinan, berikut merupakan jenis kepemimpinan yang utama:

  a. Kepemimpinan situasional

  56 Mamduh M. Hanafi, Manajemen ........, hlm. 328.

  57 Sri Wiludjeng, Pengantar Manajemen ........, hlm. 143.

  58 Cacuk Sudarijanto, Jurus Manajemen ........, hlm. 139.

  Dalam jenis kepemimpinan ini dipercayakan bahwa faktor yang paling utama untuk menentukan gaya kepemimpinan adalah situasinya.

  Pemimpin maupun pengikutnya menyesuaikan diri dengan situasi. 59

  b. Kepemimpinan Perilaku Pribadi (Personal Behaviour Leader) Perilaku pemimpin diberi penekanan dalam jenis kepemimpinan itu sendiri. Pemimpin merupakan orang yang luwes, menggunakan setiap tindakan yang dianggap tepat.

  c. Kepemimpinan Pekerja Sentris Kepemimpinan tumbuh dari berbagai kekuatan yang beraksi dan mengadakan interaksi terus-menerus dengan memberikan penekanan kepada pekerjaan yang dilaksanakan, dan orang-orang yang

  melaksanakan pekerjaan tersebut. 60

  d. Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership) Motivasi dan pengarahan menimbulkan kontak antar pribadi pegawai. Lahirlah suatu hubungan yang dekat antara pemimpin dan bawahannya. Apabila mengikuti kepemimpinan pribadi, maka situasinya diliputi oleh

  karakteristik pribadi dan suasana yang informal. 61

  e. Kepemimpinan Demokrasi Kepemimpinan yang memberi penekanan pada partisipasi dan penggunaan pikiran-pikiran oleh anggota-anggota kelompok, yang karena

  59 George R. Terry and Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara,

  2005), hlm. 200.

  60 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 155.

  61 Ibid., hlm. 157.

  itu harus diberi penerangan yang baik mengenai pokok-pokok yang dibahas. 62

  f. Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan dimiliki oleh pemimpin sepenuhnya. Kedudukan yang dipegang, dapat menentukan apa yang harus diperbuat apabila hal tersebut dianggap baik. Jenis kepemimpinan ini dicirikan oleh pemimpin-

  pemimpin yang tegas. 63

  g. Kepemimpinan Paternalistik Didalam jenis kepemimpinan ini, terdapat suatu pengaruh kebapakan antara pemimpin dan kelompoknya. Tujuannya ialah untuk melindungi

  dan memperhatikan kesejahteraan pengikutnya. 64

  h. Kepemimpinan Asli (Indegenous Leadership) Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang multidimensional dan kompleks. Melibatkan seorang pemimpin, pengikut-pengikut dan situasi yang diciptakan oleh tugas-tugas organisasi itu, nilai-nilai sosial, kondisi-

  kondisi ekonomi, fasilitas-fasilitas teknologi dan pertimbangan politik. 65 Dalam konteks Islam, pemimpin tidak hanya fokus kepada seseorang yang

  memimpin institusi formal dan nonformal. Tuntutan Islam lebih universal bahwa kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup ia merupakan pemimpin, baik memimpin dirinya sendiri maupun kelompoknya.

  62 George R. Terry and Leslie W. Rue, Dasar-dasar ........, hlm. 202.

  63 Ibid.

  64 George R. Terry, Prinsip-prinsip ........, hlm. 157.

  65 George R. Terry and Leslie W. Rue, Dasar-dasar ........, hlm. 203.

  Dengan demikian, kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari setiap individu. 66 Sebagaimana Allah SWT berfirman:

  ;M≈y_u‘yŠ <Ù÷èt s−öθsù öΝä3ŸÒ÷èt yìsùu‘uρ ÇÚö‘F{ yÍׯ≈n=yz öΝà6n=yèy_ “Ï©! uθèδuρ ∩⊇∉∈∪ 7ΛÏm§‘ Ö‘θà tós9 …絯ΡÎ)uρ É>s)Ïèø9 ßìƒÎŽ| y7−u‘ ¨βÎ) 3 öä38s?u !tΒ ’Îû öΝä.uθè=ö7uŠÏj9

  “Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-An’am: 165)

  Rasulullah SAW bersabda:

  “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggung jawaban mengenai orang yang kamu pimpin.” (HR. Muslim)

  Kepemimpinan dalam pandangan Islam harus mempunyai mental seorang muslim dalam hal:

  a. Taqwa;

  b. Amanat;

  c. Bersungguh-sungguh

  d. Istiqomah

  e. Sabar;

  f. Berani

  g. Pengasih dan penyayang;

  h. Adil;

  i. 67 Bertanggung jawab.

  66 Veitzal, dkk, Islamic Management ........, hlm. 191.

  Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah SWT, sebagai berikut:

  ôÏΒ (θ‘Òx Ρ]ω É=ù=s)ø9 xá‹Î=xî ˆàsù |MΨä. öθs9uρ ( öΝßγs9 |MΖÏ9 «! zÏiΒ 7πyϑômu‘ yϑÎ6sù |MøΒz•tã sŒÎsù ( Í÷ö∆F{ ’Îû öΝèδö‘Íρx©uρ öΝçλm; öÏ øótGó™uρ öΝåκ÷]tã ßôãsù ( y7Ï9öθym ∩⊇∈∪ t,ÎÏj.uθtGßϑø9 =Ïtä† ©! ¨βÎ) 4 «! ’n?tã ö≅©.uθtGsù

  “Maka dengan rahmat Allah menjadi lunaklah hati engkau kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya larilah mereka dari sisimu. Oleh sebab itu, maafkanlah mereka, mohon ampunkan dosa mereka kepada Allah, bermusyawarahlah engkau dengan mereka mengenai suatu hal. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekat maka bertakwalah kepada Allah, Allah menyukai orang yang bertawakal kepada Allah” (Q.S. Ali Imran: 159).

  Ayat tersebut memerintahkan kita agar pemimpin bersifat lembut, mencintai bawahan, tidak boleh berlaku kasar, memaafkan kesalahan yang telah diperbuat oleh bawahan, selalu bermusyawarah kepada bawahan mengenai kepentingan bersama, dan berserah diri kepada Allah (tawakal) terhadap keputusan yang telah

  diambil. 68

  Tugas utama yang harus dijalankan seorang pemimpin adalah memberikan contoh dan suri tauladan yang baik untuk para bawahannya dalam menjalankan tugas-tugas perusahaan. Pemimpin mewajibkan dirinya untuk berprilaku lurus dan sesuai prosedur yang ada, serta teguh dalam menjalankan tanggung jawab dengan

  penuh kesabaran, amanah dan pengorbanan. 69

  67 Mochtar Effendi, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: PT Bharata Karya Aksara, 1986), hlm. 236.

  68 Ibid., hlm. 218.

  69 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis Dan

  Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 138.

5. Pengawasan (Controlling)

  Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen, yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai

  tujuan dengan hasil yang baik dan efisien. 70

  Tujuan dalam proses pengawasan (controlling) adalah untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang ditemukan. Serta melakukan berbagai alternatif solusi atas

  berbagai masalah yang terkait dengan pencapain tujuan dan target bisnis. 71

  Controlling memiliki peranan penting dalam manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakan pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah, atau tidak. Meskipun planning, organizing, leading baik, tetapi pengontrolan terhadap pelaksanaan kerja tidak teratur dan terarah, maka tujuan yang telah

  ditetapkan tidak dapat tercapai. 72

  Untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang efektif, maka perlu dipenuhi beberapa prinsip pengawasan. Ada dua prinsip pokok bagi suatu sistem pengawasan yang efektif ialah adanya rencana tertentu dan adanya pemberian

  instruksi-instruksi, serta wewenang-wewenang kepada bawahan. 73 Ada empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan, yakni: 74

  a. Waktu Pengawasan

  70 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),

  hlm. 113.

  71 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar ........, hlm. 11. 72 Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hlm. 110. 73 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: UGM Press, 2012), hlm. 173. 74 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen ........, hlm. 176.

  1) Pengawasan Preventif Pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation.

  2) Pengawasan Represif Pengawasan setelah rencana sudah dijalankan, dengan kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur standar yang telah ditentukan terlebih dahulu.

  b. Objek Pengawasan

  1) Produksi Pengawasan ditujukan terhadap kuantitas dan kualitas hasil produksi

  2) Keuangan Pengawasan ditujukan terhadap kualitas terhadap likuiditas perusahaan.

  3) Waktu Pengawasan ditujukan untuk menentukan dalam menghasilkan produksi apakah sesuai dengan waktu yang direncanakan.

  4) Manusia Pengawasan ditujukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang

  dijalankan sesuai dengan instruksi. 75

  75 Ibid., hlm. 177.

  c. Subjek Pengawasan

  1) Pengawasan Intern Pengawasan yang dilakukan oleh atasan dari petugas bersangkutan. Biasa disebut sebagai pengawasan vertikal atau formal.

  2) Pengawasan Ekstern Pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan, biasa disebut juga sebagai pengawasan informal.

  d. Cara Pengawasan

  1) Pengamatan Personal (Personal Observation) Pengawasan dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat

  dilihat pelaksanaan pekerjaan. 76

  2) Laporan Lisan (Oral Report) Pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fata-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.

  3) Laporan Tertulis (Written Report) Suatu pertanggung jawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasannya.

  4) Laporan Bersifat Istimewa (Control by Exception) Pengawasan yang hanya diberlakukan apabila diterima laporan yang

  menunjukkan peristiwa yang istimewa. 77

  76 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen ........, hlm. 179. 77 Ibid., hlm. 180.

  Setiap manajer atau pimpinan pada hakikatnya menjalankan fungsi pengawasan, terutama untuk kegiatan dirinya sendiri (self control) dan

  pengawasan terhadap semua orang yang berada dalam yuridiksinya. 78

  Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik organisasi keluarga maupun organisasi secara universal. Bagaimana manajer bisa mengontrol orang lain sementara dirinya sendiri masih belum terkontrol. Dengan demikian seorang manajer orang terbaik dan harus mengontrol

  seluruh anggotanya dengan baik. 79 Sebagaimana Allah SWT berfirman bahwa kontrol utama ialah dari Allah:

  3“uθøgªΥ ÏΒ Üχθà6tƒ tΒ ( ÇÚö‘F{ ’Îû tΒuρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9 ’Îû tΒ ãΝn=÷ètƒ ©! ¨βr ts? öΝs9r

  uŽsYò2r Iωuρ y7Ï9≡sŒ ÏΒ 4’oΤ÷Šr Iωuρ öΝåκÞ5ÏŠy™ uθèδ āωÎ) >π|¡÷Ηs~ Ÿωuρ óΟßγãèÎu‘ uθèδ āωÎ) >πsW≈n=rO Èe≅ä3Î ©! ¨βÎ) 4 Ïπyϑ≈uŠÉ)ø9 tΠöθtƒ (θè=ÏΗxå yϑÎ Οßγã⁄Îm6t⊥ム§ΝèO ( (θçΡx. tΒ tør óΟßγyètΒ uθèδ āωÎ) ∩∠∪ îΛÎ=tæ >óx«

  “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi ? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya, dan tiada (pembiacaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya, dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka di manapun berada. Kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kuamat apa yang Telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al- Mujadalah:7).

  78 Mochtar Effendi, Manajemen: Suatu Pendekatan ........, hlm. 118. 79 Veitzal, dkk, Islamic Management, ........, hlm. 189.