Pengelolaan Bisnis Pesantren Di Indonesia

5. Pengelolaan Bisnis Pesantren Di Indonesia

  Dalam menghadapi tantangan zaman, pesantren melakukan diversifikasi peran, yakni tidak hanya mengembangkan aspek kognitif keilmuan, tetapi juga aspek psikomotrik keahlian kecakapan hidup (life skill). Dewasa ini, banyak pesantren yang terlibat dalam pengembangan sektor perekonomian seperti bidang pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan, pertokoan, koperasi, BMT

  dan home industri. 140

  Dimasa mendatang, pesantren memiliki tantangan dalam menghadapi Globalisasi yang menjadi realitas keseharian, Pesantren harus mampu mencari solusi yang benar-benar mencerahkan sehingga dapat menumbuh kembangkan kaum santri yang memiliki wawasan luas dan mampu beradaptasi dengan modernisasi kehidupan. Pada sisi lain, dapat menghantarkan masyarakat menjadi komunitas yang menyadari tentang persoalan yang dihadapi dan mampu

  mengatasi dengan penuh kemandirian dan keadaban. 141

  Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan pesantren dari pesantren tradisional menuju pesantren modern, serta menjadikan pesantren yang berkolaborasi terhadap entitas bisnis pada pesantren yang ada. Pesantren saat ini dituntut untuk melakukan aktivitas bisnis guna menghidupi pesantren sebagai self

  financing atau self supporting. 142

  Bisnis merupakan sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distibusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang

  Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah Dari Pesantren, (Yogyakarta:

  Forum Pengkajian Pendidikan dan Pesantren Yogyakarta, 2007), hlm. 23.

  141 Abu ‘Ala, Peran Pesantren Dalam Transformasi Sosial, dalam Pembaruan Pesantren,

  (Yogyakarta: LKIS Printing, 2006) hlm. 8.

  142 Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah ........, hlm. 24.

  bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa kepada konsumen. Sehingga, dapat dikatakan bisnis merupakan suatu aktivitas yang

  menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. 143

  Pilihan aktivitas ekonomi (bisnis) ditentukan oleh kemampuan pengelola pesantren membaca, mendefinisikan, memanfaatkan, dan mengorganisasikan resources, kondisi geografis, kondisi sosiokultural, baik internal maupun eksternal. Jenis-jenis usaha ekonomi yang dapat dikembangkan pada pesantren

  umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok besar, yaitu: 144

  a. Agribisnis

  (pertanian, perikanan, perkebunan)

  b. Jasa

  (KBIH, percetakan, Lazis, BMT, koperasi)

  c. Perdagangan (ritel, pertokoan, agen penjualan)

  d. Industri

  (penjernihan air, meubeler).

  Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan kegiatan bisnis di pesantren adalah sebagai berikut:

  a. Menganalisis kebutuhan subjek sasaran ekonomi (need assessment).

  b. Melakukan analisis potensi SDM dalam kegiatan bisnis di pesantren.

  c. Memetakan kebutuhan dan potensi untuk dijadikan sebagai rancangan program yang memadai.

  d. Melaksanakan program dengan memperhatikan jaringan kerja (Networking) yang telah dimiliki pesantren.

  e. 145 Melakukan evaluasi kinerja.

  Bukhori Alma dan Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta,

  2009), hlm. 115.

  144 Choirul Fuad Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi, ........ hlm. 268. 145 Nur Syam, “Penguatan Kelembagaan Ekonomi, ...............hlm. 252.

  Pengembangan bidang ekonomi pondok pesantren dimaksudkan untuk menopang kemandirian pesantren secara kelembagaan pada satu sisi dan

  menyiapkan kecakapan hidup bagi para santrinya. 146

  Pesantren yang tumbuh di Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan bisnis di lingkungan pesantren. Setiap pesantren memiliki aktivitas bisnis yang mendukung sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Berikut merupakan bentuk pengelolaan bisnis pada sebagian pesantren di Indonesia:

  a. Pesantren Sidogiri Pesantren Sidogiri Pasuruan telah berhasil melakukan pengembangan aneka usaha hingga mempunyai aset 15 Milliar di bawah koordinasi Koperasi Pondok Pesantren. Aset ini disumbangkan melalui usaha-usaha percetakan, aneka pertokoan seperti toko buku, toko sarung dan busana muslim, produksi air minum mineral merk santri yang produksi perbulannya telah mencapai 25 ribu pak atau 1.000.000 gelas. Asset ini

  belum termasuk BMT MMU yang telah mencapai 20 Milliar. 147 Secara garis besar, Koppontren Sidogiri terbagi menjadi dua sasaran,

  yaitu:

  1) Sasaran utama komunitas santri Jenis usaha adalah toko kitab dan serba ada, dan warung makan

  2) Sasaran terhadap Masyarakat

  146 Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah ........, hlm. 28. 147 Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah ........, hlm. 24.

  Jenis usaha adalah toko serba ada, toko kebutuhan pokok (sembako), percetakan dan stationary, pertanian dan perkebunan, warpostel, mini

  market, dll. 148

  b. Pesantren Al Ittifaq Pesantren Agribisnis Al Ittifaq di Ciwidey Bandung telah berhasil menjadi pesantren penghasil aneka sayur mayur dan setiap hari memasoknya ke berbagai supermarket di Bandug, Bogor, Depok, dan Jakarta. Pesantren melibatkan seluruh santri dalam proses produksinya dan tidak memungut

  biaya atas seluruh biaya pendidikan di pesantren. 149 Ada beberapa jenis usaha yang dikembangkan di pesantren Al Ittifaq, di

  antaranya pertanian, agrobisnis, peternakan, perikanan, dan koperasi pondok pesantren. Akan tetapi usaha ekonomi yang paling menonjol

  adalah di bidang agribisnis. 150

  c. Pesantren Al Amin Pesantren Al Amin Prenduan Sumenep telah berhasil mengembangkan usaha bahari dengan produk berbagai aneka industri ikan laut yang dilakukan melalui usaha mandiri dan kerja sama dengan masyarakat nelayan dan juga para alumni yang sudah berhasil sebagai pengusaha

  pengolahan ikan laut. 151

  d. Pesantren Darul Hijrah

  Mahmud Ali Zein, “Model-model Perkembangan Ekonomi Pondok Pesantren:

  Pengalaman Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, “dalam Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009), hlm. 308.

  149 Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah ........, hlm. 23. 150 Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi ........, hlm. 70. 151 Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah ........, hlm. 24.

  Bidang usaha Pesantren Darul Hijrah Kalimantan Selatan adalah mengadakan kegiatan perikanan air tawar dengan berbagai usaha antara lain pengadaan bibit ikan, pembesaran ikan konsumsi, penanaman jati, karet, pisang, dan agrowisata. Dalam rangka pengembangan usaha, pesantren Darul Hijrah bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Banjarbaru, Kelompok Tani Pengelola Tambak Kalimantan

  Selatan, PT Pupuk Kaltim, dan IPB. 152

  e. Pesantren Hidayatullah Pesantren Hidayatullah Balikpapan Kalimantan Timur memiliki berbagai jenis usaha ekonomi sebagai penopang bagi keberlangsungan aktivitas yayasan dalam menjalankan misi tarbiyah dan dakwahnya, yaitu: peternakan sapi, peternakan ayam, perkebunan jeruk, budidaya ikan, dan

  Baitul Maal. 153 Mekanisme pengelolaan bisnis keseluruhan berada dibawah naungan

  yayasan. Seluruh bidang usaha harus menyetor infaq ke yayasan melalui Bendahara. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membiayai biaya operasional yayasan. Khususnya di bidang pendidikan dan

  pemeliharaan sarana prasarana yayasan, serta gaji para guru (ustadz). 154

  f. Pesantren Darul Arafah Pesantren Darul Arafah Medan, memiliki berbagai jenis usaha ekonomi yang dikembangkan, antara lain: perkebunan cokelat, budidaya ikan tawar, penanaman kayu mindy, pembibitan kelapa sawit, peternakan unggas,

  152 Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi ........, hlm. 100. 153 Abdul Mu’in, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi ........ , hlm. 110. 154 Ibid., hlm. 121.

  penggemukan sapi, perkebunan kelapa, budidaya jagung unggul, waserda, kantin santri, jahit pakaian, laundry, percetakan pesantren. Namun, dalam hal pengelolaan usaha, tidak melibatkan santri. Oleh karena itu terdapat

  karyawan khusus dalam menjalankan kegiatan usaha. 155 Secara umum, kegiatan perekonomian pesantren yang ada memberlakukan

  kedua prinsip sebagai berikut:

  a. Pelaksanaan kegiatan unit usaha berbasis Learning By Doing. Dalam mengelola unit usaha, seluruh staff asatidz belajar mengelola dengan praktik langsung di lapangan secara sunguh-sungguh. Dengan demikian, akan tercipta pengalaman dari apa yang telah dilakukan. Pengalaman serta arahan dari senior menjadikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi pengelolaan unit usaha

  b. Implementasi Pelaksanaan Prinsip Self Berdrying System Pengelolaan unit usaha dilandasi atas keinginan pondok dalam memenuhi kebutuhan santri yang ada. Serta memaksimalkan keuntungan agar sirkulasi ekonomi berputar untuk kepentingan pondok. Kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Pondok pesantren sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada

  bantuan pihak lain. 156

  155 Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi ........, hlm. 225. 156 Ahmad Suharto, Profil Pondok Modern ........, hlm. 8.