Landasan Filosofis Perkembangan Pondok Modern Darussalam Gontor
B. Landasan Filosofis Perkembangan Pondok Modern Darussalam Gontor
Hakikat pondok pesantren terletak pada isi jiwanya, bukan pada kulitnya. Pokok isi dari Pondok Pesantren adalah pendidikan. Selama beberapa abad Pondok Pesantren telah memberikan pendidikan (rohaniyah) yang sangat berharga kepada para santri sebagai kader-kader muballigh dan pemimpin umat dalam berbagai kehidupan. Di dalam pendidikan itulah terjalin jiwa yang kuat
yang sangat menentukan filsafat hidup para santri. 18
1. Visi Pondok Modern Darussalam Gontor
Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader- kader pemimpin umat; menjadi tempat ibadah thalab al-ilmi dan menjadi pusat pengetahuan Islam, bahasa Al-
Qur’an, dan ilmu pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren.
2. Misi Pondok Modern Darussalam Gontor
a. Mempersiapkan generasi yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya khairu ummah.
b. Mendidik dan mengembangkan generasi mukmun-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat
c. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek
d. Mempersiapkan warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
18 Tim Penulis, Serba-serbi Singkat Pondok Modern Darussalam Gontor: Untuk Pekan
Perkenalan Tingkat II, (Ponorogo: Percetakan Darussalam, 1997), hlm. 2.
3. Motto Pondok Modern Darussalam Gontor
a. Berbudi Tinggi
Berbudi tinggi atau akhlak karimah merupakan landasan utama pendidikan Pondok kepada seluruh santrinya, realisasi penanaman motto
ini dilakukan melalui semua unsur pendidikan yang ada. 19
b. Berbadan Sehat
Pembentukan dan pemeliharaan tubuh yang sehat dipentingkan dalam pendidikan di Pondok Modern. Agar para santri dapat melaksanakan tugas hidup, belajar dan beribadah dengan sebaik-baiknya.
c. Berpengetahuan Luas
Para santri di Pondok dididik secara sistemik untuk mempunyai kemandirian intelektual, mampu memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Santri tidak hanya diberi ilmu pengetahuan, tetapi juga diajari cara belajar serta dibekali dengan kunci-kunci yang dapat digunakan untuk membuka gudang pengetahuan.
d. Berpikiran Bebas
Berpikiran bebas harus tetap berdasarkan nilai, bebas yang aktif dan positif, bebas yang bertanggung jawab serta tetap dalam bingkai syariat dan norma. Motto ini ditanamkan sesudah santri berbudi tinggi, berbadan
sehat, dan berpengatahuan luas. 20
20 Ahmad Suharto, Profil Pondok Modern ........, hlm. 10. Ibid.
4. Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor
Panca Jiwa adalah nilai-nilai yang mesti dijiwai oleh siapapun yang berkecimpung di Gontor. Tidak hanya santri, tetapi juga berlaku untuk para guru, kyai, bahkan para keluarga kyai. Panca jiwa tersebut meliputi jiwa Keikhlasan,
Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah, dan Kebebasan. 21 Seluruh kehidupan di Pondok Modern Gontor dilandasi dan dijiwai oleh nilai-nilai Islami
yang dapat disimpulkan dalam Panca Jiwa sebagai berikut:
a. Keikhlasan Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala
perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah Lillah. 22 Hal ini meliputi segenap suasana kehidupan di Pondok Pesantren. Di
dalam Pondok Pesantren tidak ada saru pihakpun yang mempunyai niatan atau keinginan untuk memperoleh imbalan jasa berupa material. 23
b. Kesederhanaan Sederhana berarti wajar, sesuai kebutuhan, tidak pasif atau nrimo, tidak juga miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam
menghadapi perjuangan hidup. 24
21 Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Gontor, (Ponorogo: Trimurti Press, 2005) hlm. 86. 22
23 Ahmad Suharto, Profil Pondok Modern ........, hlm. 7. 24 Tim Penulis, Serba-serbi Singkat Pondok Modern …….., hlm. 3.
Imam Zarkasyi, disampaikan pada Diktat Kuliah Umum Pekan Perkenalan Pondok
Modern Darussalam Gontor, dengan beberapa sedikit perbaikan dan tambahan dari tahun ke tahun, sejak tahun 1939, hlm. 12.
c. Kemandirian (Berdikari) Kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Bukan hanya berarti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren juga sanggup berdikari sehingga tidak
pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan pihak lain. 25
d. Ukhuwah Islamiyah Kehidupan di pondok pesantren diiputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwah (persaudaraan) diniyyah bukan saja selama dalam Pondok Pesantren itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi kearah persatuan umat dalam
masyarakat sepulangnya dari pondok. 26
e. Kebebasan
Bebas dalam menentukan masa depan, memilih lahan perjuangan, memilih lapangan penghidupan: sebagai petani, pedagang, pegawai, militer dan berbagai profesi lainnya, selama memberikan manfaat dan
tetap mengemban misi perjuangan sebagai da’i di masyarakat. 27 Kebebasan tersebut harus dikembalikan dalam garis-garis disiplin yang
positif, dengan penuh tanggung jawab, baik dalam kehidupan pesantren maupun dalam masyarakat. 28
26 Ahmad Suharto, Profil Pondok Modern ........, hlm. 8. Imam Zarkasyi, disampaikan pada Diktat Kuliah Umum Pekan Perkenalan ……..,
hlm. 13. 27
28 Ahmad Suharto, Profil Pondok Modern ........, hlm. 8. Tim Penulis, Serba-serbi Singkat Pondok Modern …….., hlm. 6.
5. Panca Jangka Pondok Modern Darussalam Gontor
Perencanaan di Pondok Modern Darussalam Gontor dikonsepsi dalam bentuk program kerja dengan rumusan Pancajangka. Rumusan ini memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan pemajuan tersebut.
Adapun Pancajangka itu meliputi bidang-bidang berikut: 29
a. Pendidikan dan Pengajaran Maksud dari pendidikan dan pengajaran adalah berusaha dengan sepenuh tenaga, mencurahkan segenap pikiran, memusatkan segenap kekuatan ke arah kesempurnaan Pendidikan, pengajaran, bimbingan serta asuhan,
sampai meliputi kesempurnaan organisasi pemudanya. 30
b. Kaderisasi Kaderisasi menjadi sangat penting bagi kelangsungan lembaga, sejarah memberikan pelajaran bahwa banyak lembaga pesantren yang mati karena proses kaderisasi sangat lemah. Dengan demikian, adanya kader pesantren apabila kiyainya (Trimurti) meninggal, pondok tidak ikut mati, karena tidak ada yang meneruskan,
dan supaya tidak menyeleweng dari yang dikehendaki (ide) Trimurti. 31
c. Pergedungan Salah satu Panca Jangka Pondok Modern Darussalam Gontor adalah Pergedungan. Upaya merealisasikan tujuan pendidikan yang efektif dan efisien, Pondok Modern Darussalam Gontor senantiasa melakukan
30 Mardhiyah, Kepemimpinan Kiyai Dalam ........, hlm. 210. 31 Tim Penulis, Serba-serbi Singkat Pondok Modern …….., hlm. 36. Mardhiyah, Kepemimpinan Kiyai Dalam ........, hlm. 211.
pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan pergedungan, seiring bertambahnya santri. 32
d. Khizanatullah (Perluasan Wakaf) Suatu syarat yang terpenting dan mutlak untuk keberlangsungan balai pendidikan, Universitas atau Perguruan tinggi adalah memiliki sumber penghasilan tersendiri. Oleh sebab itulah maka usaha memperbesar
chizanatullah ini terus berjalan dan dikerjakan. 33
e. Kesejahteraan Keluarga Jangka ini bertujuan untuk memberdayakan kehidupan keluarga-keluarga yang membantu dan bertanggung jawab terhadap hidup dan matinya pondok secara langsung. Namun demikian, mereka tidak boleh menggantungkan penghidupannya kepada pondok. Sesuai dengan semboyan Hidupilah Pondok dan jangan menggantungkan hidup kepada
pondok. 34 Meskipun demikian, pondok tetap memperhatikan kesejahteraan yang
akan diberikan kepada keluarga pondok yang siap berjuang dan memperjuangkan terhadap berlangsungnya kehidupan Pondok Modern Darussalam Gontor, baik dalam raung lingkup ustadz yang mengajar dan lain sebagainya.
33 Tim Redaksi WARDUN 2014, Warta Dunia Pondok Modern ........, hlm. 56. 34 Tim Penulis, Serba-serbi Singkat Pondok Modern …….., hlm. 44. Mardhiyah, Kepemimpinan Kiyai Dalam ........, hlm. 212.