Potensi Perkembangan Perekonomian Pesantren

4. Potensi Perkembangan Perekonomian Pesantren

  Kronologi munculnya usaha ekonomi pesantren dimulai dari kebutuhan pesantren untuk menghidupi dirinya (survive) dan dalam rangka mengembangkan peran atau perluasan mandat (wider mandate) pesantren sebagai bentuk pengabdian ke masyarakat. Aktivitas ekonomi pesantren ini dimotivasi dan didasari oleh nilai ilahi dan insani demi terwujudnya kesuksesan dunia dan

  akhirat. 126

  Seiring dengan pertumbuhan pesantren yang begitu pesat, maka, potensi ekonomi yang ada dalam pesantren juga begitu besar. Dengan kemampuan manajemen yang baik, usaha produktif yang dikembangkan dapat meningkatkan kemandirian keuangan pesantren. Harapannya, pesantren dapat menjadi salah satu sarana pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat namun tetap tidak

  mengorbankan kualitasnya. 127

  Hal tersebut didukung oleh pendidikan pesantren yang membentuk jiwa kewirausahaan pada para santri. Kewirausahaan dapat dilihat dari segi kemampuan entitas dan keterampilan. Kewirausahaan dapat dianggap sebagai

  proses menciptakan produk baru dan mengembangkan yang sudah ada. 128

  Kewajiban kesimbangan dalam pemenuhan kebuhan duniawi dan ukhrawi bagi umat Islam juga tertuang dengan jelas dalam Al-Qur’an seperti dijelaskan

  dalam ayat berikut ini:

  126 Abdul Mu’in, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi, ........ hlm. 279. 127

  Slamet Widodo, “Agribisnis Pesantren Sebagai Upaya Pengembangan UMKM

  Kewirausahaan di Pedesaan,” dalam Seminar Nasional Revitalisasi Peran UMKM dalam Pembangunan Melalui Penguatan Sektor Agroindustri, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 23 November 2011.

  Marta Goetz, “Environment for Entrepreneurship, “Innovative Management Journal,

  No. 2, December 2008, pp. 16-27.

  ( u‹÷Ρ‘‰9 š∅ÏΒ y7t7ŠÅÁtΡ š[Ψs? Ÿωuρ ( nοtÅzFψ ‘¤! uﻕ ª! š9t?u !yϑ‹Ïù Æ;tGöuρ =Ïtä† Ÿω ©! ¨βÎ) ( ÇÚö‘F{ ’Îû yŠ|¡x ø9 Æ;ö7s? Ÿωuρ ( šø‹s9Î) ª! z|¡ômr !yϑŸ2 Å¡ômruρ

  ( ٧٧ : ﺺﺼﻘﻟﺍ ) ∩∠∠∪ tωšø ßϑø9

  Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

  Pesantren dengan perkembangannya yang begitu pesat, sudah saatnya untuk mengimbangi keberlangsungan aktivitasnya dengan kegiatan perekonomian guna terciptanya kesimbangan antara pemenuhan kebutuhan duniawi dan ukhrawi yang telah dijelaskan oleh ayat diatas. Sehingga, potensi ekonomi di pesantren dapat berkembang dengan baik.

  Mengacu pada peran dan fungsi pondok pesantren dalam usahanya membangun sosial ekonomi umat ada 3 problem krusial. Tiga persoalan krusial inilah yang kemudian menopang lancar tidaknya upaya pengembangan ekonomi

  pondok pesantren, seperti: 129

  a. Persoalan sumber daya manusia (human resources). Persoalan ini terkait erat dengan kemampuan membaca potensi ekonomi yang kemudian memunculkan ide-ide baru terkait dengan jenis aktivitas ekonomi.

  129 Abdul Mu’in, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi, ........ hlm. 5.

  b. Persoalan kapasitas kelembagaan (institutional capacity) Persoalan ini akan berkaitan dengan sistem dan tata kerja. Seperti bagaimana posisi lembaga unit ekonomi dengan pesantren, serta mekanisme dan prosedur dalam melaksanakan tata administrasi dan manajemennya.

  c. Persoalan jaringan (networking). Persoalan ini menyangkut bagaimana memaksimalkan network yang berasal dari popularitas kyai, jaringan santri alumni pondok pesantren,

  serta jaringan pondok dengan masyarakat sekitar. 130 Pesantren memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi

  masyarakat. Pertama, sebagian besar atau hampir 90 pesantren berada di daerah pedesaan.. Kedua, latar belakang status sosial ekonomi orang tua santri sebagian besar (80) rendah. Ketiga, pesantren merupakan lembaga sosial, sehingga

  pengembangan ekonomi umat dapat efektif melalui pesantren. 131

  Tujuan yang ingin dicapai dalam mencetak kader-kader pemberdayaan masyarakat, seperti yang ditetapkan oleh pondok pesantren adalah: 132

  a. Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha dikalangan santri dan masyarakat;

  b. Menumbuh-kembangkan sentra dan unit usaha yang berdaya saing tinggi;

  130 Abdul Mu’in, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi, ........ hlm. 5. 131 Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi ........, hlm. 18.

  Yoyok Rimbawan, “Pesantren dan Ekonomi,” Conference Proceeding: Annual

  International Conference Islamic Studies XII, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013, hlm. 1180-1199.

  c. Membentuk Lembaga Ekonomi Mikro berbasis nilai Islam;

  d. Mengembangkan jaringan ekonomi dan pendanaan di pesantren baik horisontal maupun vertikal. 133

  Seiring dengan perkembangan masyarakat, pondok pesantren dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan secara perlahan tanpa menanggalkan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan agama. Perubahan-perubahan yang dilakukan pesantren salah satunya adalah pesantren dikembangkan tidak hanya mengajarkan tentang agama atau kitab kuning saja, tetapi juga pesantren dapat dikembangkan menjadi basis ekonomi kerakyatan dan pusat pengembangan ekonomi umat di daerah-daerah, baik dalam bentuk lembaga keuangan syariah

  maupun koperasi pondok pesantren (kopontren). 134

  Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren tersebut memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut: 135

  a. Menunjang pendidikan kearah kegiatan praktis dan keterampilan berkoperasi;

  b. Memenuhi kebutuhan ekonomis bagi santri;

  c. Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin dan jiwa demokratis pada diri santri yang sangat berguna bagi pembangunan diri mereka dan Negara.

  133 Yoyok Rimbawan, “Pesantren dan Ekonomi ........, hlm. 1180-1199. 134

  Gunawan Aji, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi Pondok

  Pesantren”, Jurnal Walisongo, Volume 19, Nomor 1, Mei 2011, pp. 231-260.

  135 Abu Ivan, Koperasi Pondok Pesantren, (Jakarta: Al- Hidayah, 1974), hlm. 30.

  Pada dasarnya, pesantren yang mendirikan koperasi bukanlah hal yang baru. Pesantren-pesantren pra kemerdekaan juga telah melakukannya dan terbukti dapat meningkatkan wawasan alumninya akan pentingnya jiwa kepengusahaan yang

  baik. Baik itu untuk dirinya sendiri maupun sebagai bagian dari dakwah. 136

  Dengan adanya koperasi pesantren, kebutuhan santri dapat terpenuhi dan koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini memberikan kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan

  mereka. 137

  Dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik, yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pesantren ini memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu dijadikan media pendidikan bagi santri, tujuan ini memberikan arahan bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif

  yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. 138

  Pesantren, pada kenyataannya adalah lembaga potensial untuk bergerak ke arah ekonomi berbasis rakyat, sebagaimana kekuatan yang dimilikinya. Jika pesantren tidak bergerak, maka pesantren hanya akan menjadi penonton di era

  yang akan datang, ketika lembaga ekonomi mikro bergerak ke arah kemajuan. 139

  Sanin, Eksistensi Koperasi Santri di dalam Pembangunan dan Pengembangan

  Pesantren, UIN Malang, 2008, hlm. 66

  137 Reni Anggraini, Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri, UIN Jakarta, 2008, hlm. 3

  138 Ibid., hlm. 4 139 Nur Syam, Penguatan Kelembagaan Ekonomi ......., hlm. 251