21
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskrpitif korelatif. Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh kecerdasan
emosional terhadap pengambilan keputusan kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
2. Populasi dan Sampel
2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari sampel yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang ditetapkan peneliti Sugiyono,
2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yaitu seluruh perawat yang menjadi kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan.
2.2 Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi Hidayat, 2011.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi
sebagai responden atau sampel Sugiyono, 2008. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari seluruh perawat yang menjadi kepala
ruangan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan yaitu berjumlah 40 orang.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, dan pengumpulan data dilakukan pada bulan januari 2014. Alasan peneliti memilih
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan, dengan lokasi rumah sakit yang strategis
dan memiliki jumlah perawat sebagai kepala ruangan yang memadai untuk direkrut sebagai subjek penelitian.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan
izin dari Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa pertimbangan etik yang diperhatikan, yaitu hak
kebebasan, dan kerahasiaan menjadi responden serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik maupun tekanan sosial.
Lembar persetujuan diberikan kepada responden ataupun dengan pernyataan lisan. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian
yang dilakukan. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden. Jika kepala ruangan yang menjadi responden bersedia, maka mereka diminta
untuk menandatangani informed consent lembar persetujuan. Jika kepala
ruangan tersebut menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama kepala ruangan pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi
kode pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi kepala ruangan dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
5. Instrumen Penelitian
5.1 Kuisioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Instrumen penelitian ini
terdiri dari 3 bagian, yaitu: Kuisioner Data Demografi; kuesioner ini berisi tentang data demografi perawat meliputi: usia, jenis kelamin, pengalaman
kerja, dan jenjang pendidikan terakhir. Kuisioner bagian kedua berisi tentang kecerdasan emosional kepala
ruangan. Pada kuisioner kecerdasan emosional dengan aspek trait emotional intelligence peneliti menggunakan instrumen yang dibuat oleh Petrides
Furnham dalam penelitian Nazriani 2009. Dalam penelitiannya Nazriani 2009 telah melakukan uji daya beda item pada 30 pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden, namun setelah melewati analisis daya beda item didapatkan 23 item sahih dengan batas r
xx
0,30, yaitu dengan rentang koefisien korelasi dari r
xx
= 0,32 sampai dengan r
xx
= 0,73. Item-item yang
telah sahih diuji reliabilitasnya dan diapatkan koefisien α= 0,901. Tabel hasil analisis daya beda item dan reliabilitas dapat dilihat dibagian lampiran 17.
Kuisioner ini terdiri dari 23 pertanyaan yang memiliki rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Pada instrumen ini terdapat 15
pernyataan negatif yang berada pada nomor 1, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 19, 20, 21, 22 dan 8 pernyataan positif yang berada pada nomor 2, 5, 8,
10, 14, 16, 18, 23. Untuk setiap pernyataan positif setiap jawaban selalu 4, sering 3, kadang-kadang 2, dan tidak pernah 1. Hasil ukur dari
kuesioner ini adalah apabila nilai 60-75 dikategorikan kurang baik dan nilai 76-92 dikategorikan baik. Distribusi item-item pertanyaan dapat dilihat dari
tabel 3.
Tabel 3 Distribusi item Instrumen Kecerdasan Emosional
Aspek Nomor Pertanyaan
Jumlah Adaptability
13 1
Assetiveness 9, 20
2 Emoiton expression
7 1
Emotion management others 10, 21
2 Emaotion perception self and others
12, 19 2
Emotion regulation 3
1 Impulsiveness low
6 1
Relationship skills 15, 22
2 Self-esteem
8 1
Self-motivation 2, 17
2 Social competence
5, 18 2
Stress management 14, 23
2 Trait empathy
16, 1 2
Trait happiness 4
1 Trait optimism
11 1
Kuisioner bagian ketiga berisi tentang kemampuan pengambilan keputusan kepala ruangan. Untuk kuisioner kemampuan pengambilan
keputusan kepala ruangan peneliti menggunakan instrumen yang dibuat sendiri oleh peneliti mengacu pada tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri
dari 25 pernyataan yang memiliki rentang dari selalu sampai tidak pernah. Pada instrument ini terdapat 19 pernyataan negatif yang berada pada nomor
2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25 dan 6 pernyataan positif yang berada pada nomor 1, 4, 10, 14, 17, 20. Untuk setiap
pernyataan positif setiap jawaban selalu 4, sering 3, kadang-kadang 2, dan tidak pernah 1. Hasil ukur dari kuesioner ini adalah apabila nilai 61-80
dikategorikan kurang baik dan nilai 81-100 dikategorikan baik. Distribusi item-item kemampuan pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Distribusi Item Instrumen Kemampuan Pengambilan Keputusan
Langkah Pengambilan Keputusan Nomor Pertanyaan
Jumlah
Penetapan tujuan 2, 4, 17, 18, 23
5 Pengumpulan data secara cermat
5, 7, 21, 24, 22 5
Pembuatan alternative 1, 10, 13, 15, 19
5 Berpikir logis
3, 8, 11, 14, 16 5
Memilih dan bertindak secara efektif, serta evaluasi
6, 9, 12, 20, 25 5
6. Uji Instrumen
6.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan
mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen kuesioner yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Lestari, 2013. Jika
skala pengukuran tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti, sebab tidak mengukur apa yang seharusnya dilakukan Sunyoto, 2012.
Uji validitas instrumen dilakukan oleh salah satu dosen Keperawatan yang ahli dalam bidang manajemen keperawatan di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Langkah pertama memulai uji
validitas ini adalah peneliti mengajukan surat permohonan uji validitas kepada dosen ahli dalam bidang manajemen keperawatan yang telah
disetujui oleh dosen pembimbing. Kemudian peneliti menyerahkan proposal penelitian dan format uji
validitas instrument yang akan digunakan. Peneliti hanya menguji 1 instrumen penelitian yaitu instrumen kemampuan pengambilan keputusan
dengan jumlah awal item adalah 30. Setelah dilakukan uji validitas pertama, terdapat 9 item relevan bernilai 4 dan 21 item yang masing-masing
hasilnya adalah 12 item tidak relevan bernilai 1, 4 item perlu revisi sedikit agar relevan, dan 5 item perlu revisi banyak agar relevan. Setelah peneliti
mengajukan instrument yang telah direvisi sebanyak 25 item, didapatkan hasil yaitu 23 item relevan bernilai 4, 1 item tidak relevan bernilai 1 dan
1 item perlu revisi sedikit agar relevan. Uji validitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada lampiran 15.
6.2 Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, instrumen diberikan uji reliabilitas untuk memastikan adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau dengan
kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Kuesioner disebarkan
kepada 30 kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang
digunakan pada penelitian ini. Peneliti menggunakan metode Cronbach alpha untuk menguji
reliabilitas instrument dalam skala likert. Untuk kuesioner kecerdasan emosional, peneliti melakukan uji reliabilitas kembali karena terdapat
perbedaan karakteristik sampel dan mendapatkan nilai reliabilitas 0,807 sedangkan
untuk instrumen kemampuan pengambilan keputusan mendapatkan nilai reliabilitas 0,751. Menurut Polit Hungler 1995, suatu
instrument dikatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih dari 0,70. Maka dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dianggap sebagai instrumen
yang reliabel.
7. Pengumpulan Data
Persiapan awal mulai dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 1.
Mengajukan permohonan izin pelaksanaan uji reliabilitas dan penelitian kepada institusi pendidikan yaitu Fakultas keperawatan USU
2. Kemudian surat dari Fakultas Keperawatan USU dikirim ke Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan untuk mendapatkan izin melakukan uji reliabilitas.
3. Setelah mendapatkan izin dari dari Direktur Penunjang Medis dan
Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, peneliti melakukan persiapan uji reliabilitas.
4. Setelah mendapatkan calon responden, peneliti menjelaskan tujuan
dilaksanakannya uji reliabilitas. Jika responden setuju maka peneliti meminta untuk menandatangani lembar persetujuan responden.
5. Kemudian surat dari Fakultas Kepererawatan USU di kirim ke Rumah
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan sebagai tempat penelitian. 6.
Setelah mendapatkan izin dari Direktur Bidang SDM dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, peneliti melakukan persiapan
pengumpulan data. 7.
Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada calon responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan proses
pengisian kuesioner. 8.
Kemudian peneliti mendistribusikan kepada responden yang memiliki karakter sampel pada penelitian.
9. Kemudian calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani
surat persetujuan, selanjutnya mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada kurang
mengerti. 10.
Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, kemudian peneliti
memeriksa kelengkapan data sehingga jika ada data yang kurang lengkap dapat dilengkapi dengan segera.
11. Selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.
8. Analisa Data