boleh melampaui jumlah dana yang ada padanya, artinya jumlah dana yang keluar tidak akan mengganggu likuiditas bank.
D. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Dana pinjaman atau kredit yang disalurkan bank lebih banyak bersumber dari dana simpanan nasabah pada bank. Laba yang diperoleh bank merupakan selisih
dari pemberian suku bunga simpanan dengan pembebanan suku bunga kredit kredit setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank, seperti biaya
operasional, gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya.
Namun pada kenyataannya tidak semua kredit yang diberikan itu memberi keuntungan atau laba pada bank. Hal ini disebabkan dimana kredit yang telah
diberikan bank menjadi macet. Kredit macet ini merupakan beban bagi bank karena akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan tingkat kesehatan bank.
Semakin besar jumlah persentase kredit macet pada bank maka semakin menyulitkan bank tersebut dalam menjalankan usahanya. Ada berbagai faktor
yang dapat menyebabkan kredit menjadi macet, secara garis besar dapat dibedakan berikut ini.
1. Faktor dari debitur
Tidak semua debitur mempunyai itikad baik pada saat mengajukan kredit ataupun pada saat kredit yang diberikan sedang berjalan. Itikad tidak baik
inilah memang sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak bank, karena hal ini menyangkut soal moral ataupun akhlak dari debitur. Bisa saja debitur saat
mengajukan kredit menutup-nutupi kebobrokan keuangan perusahaannya dan hanya mengharapkan dana segar dari bank, atau debitur memberikan data
keuangan palsu atau berbagai tindakan-tindakan lainnya.
Sebagai salah satu contoh yaitu seorang calon debitur yang bergerak dalam bidang pembangunan dan penjualan rumah ruko property, mengadakan
penjualan ruko dengan pura-pura fiktif atau jual beli yang direkayasa dengan modus bekerja sama dengan seorang pihak lain yang bertindak seolah-olah
sebagai pembeli. Oleh pembeli ini memohon fasilitas kredit pemilikan rumah ruko pada bank dan pihak bank menyetujui pemohonan kredit dimaksud.
Sebenarnya kredit yang dimohon oleh debitur baru tersebut adalah untuk kepentingan developer tadi yang digunakan untuk menutupi kewajiban-
kewajibannya, dan tentu dalam hal ini debitur baru tersebut akan mendapat imbalan balas jasa dari developer.
Kredit juga bisa menjadi macet karena kesalahan debitur di dalam mengelola keuangannya seperti terlalu banyak berinvestasi, terlalu terburu-buru dalam
melakukan ekspansi usaha, atau dalam usaha perdagangan terlalu banyak menimbun stok barang tanpa memperhitungkan kelancaran perputaran barang
Universitas Sumatera Utara
dagangannya. Hal ini bisa menyebabkan modal yang diberikan bank mengendap pada pembelian barang tersebut, sementara pendistribusian atau permintaan pasar
berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Tentu saja dengan kondisi seperti ini tidak akan menguntungkan pengusaha dan akhirnya menyebabkan
ketidakmampuan mengembalikan pinjaman pada bank.
Demikian juga kredit macet pada jenis kredit konsumsi atau consumer loan bisa terjadi karena adanya pemutusan hubungan kerja kepada karyawan, sehingga gaji
ataupun sumber pembayaran pinjaman kepada bank sudah tidak ada lagi.
2. Faktor dari kreditor