Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan pemberian fasilitas kredit kepada debitur menjadi bermasalah pada bank? 2. Bagaimanakah tanggung jawab lembaga asuransi dalam penyelesaian klaim atas suatu resiko yang terjadi pada suatu perjanjian kredit? 3. Bagaimanakah peranan lembaga asuransi dalam pemberian kredit di Bank BNI 46 Persero Tbk Cabang Kabanjahe?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan pemberian fasilitas kredit kepada debitur menjadi bermasalah. 2. Untuk mengetahui bentuk tanggung jawab lembaga asuransi dalam penyelesaian klaim atas suatu resiko yang terjadi pada suatu perjanjian kredit.

3. Untuk mengetahui peranan lembaga asuransi dalam pemberian kredit pada Bank

BNI 46 Persero Tbk cabang Kabanjahe

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan ada 2 dua manfaat yang dapat dihasilkan yaitu yang bersifat teoritis dan bersifat praktis. 1. Bersifat teoritis, yakni hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan berbagai konsep kajian yang dapat memberikan Universitas Sumatera Utara andil bagi peningkatan pengetahuan dalam disiplin Ilmu Hukum khususnya dalam hal Peranan lembaga Asuransi dalam pemberian kredit perbankan. 2. Bersifat Praktis, yakni hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi kepada masyarakat luas khususnya para debitur maupun calon debitur tentang peranan lembaga asuransi dalam pemberian kredit dan akibat hukum tidak dilakukan penutupan asuransi atas suatu pemberian kredit.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang tersedia dan penelusuran kepustakaan khususnya di lingkungan Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum dan Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara, bahwa penelitian tentang ”Peranan Lembaga Asuransi Dalam Pemberian Kredit Perbankan” study terhadap PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Kabanjahe belum pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dan dengan demikian penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, 5 dan satu teori harus diuji dengan menghadapkan pada 5 J.J.J M. Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas- Asas, Penyunting : M. Hisyam, Jakarta : FE UI, 1996, hlm 203 lihat M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitan, Bandung : Mandar Universitas Sumatera Utara fakta-fakta yang dapat menunjukkan pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya. 6 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis. Lembaga keuangan adalah sebagai perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana surplus of funds dengan pihak yang kekurangan dana lack of funds, sehingga peranan lembaga keuangan sesungguhnya adalah sebagai perantara keuangandana masyarakat Financial Intermediary. Dalam arti yang luas lembaga keuangan tersebut termasuk didalamnya lembaga perbankan, peransuransian, dana pensiun, penggadaian dan lain-lain yang menjadi jembatan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. 7 Lembaga keuangan bank khususnya di Indonesia sampai saat ini masih mempunyai peranan dominan. Hal ini terlihat dengan menjamurnya usaha-usaha perbankan dengan tingkat persaingan yang ketat. Sedangkan peranan lembaga asuransi adalah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial. Di bawah ini dapat kita lihat beberapa peranan asuransi yakni : 1. Dari segi masyarakat umumnya sosial Asuransi bisa memberikan keuntungan- keuntungan tertentu terhadap individu atau masyarakat, yaitu : Maju, 1994, hal. 27 menyebutkan, bahwa teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetapi merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskannya. Suatu penjelasan biar bagaimanapun meyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. 6 Ibid, hlm 16. 7 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000, hlm 77. Universitas Sumatera Utara a. Menentramkan kepala keluarga suamibapak, dalam arti memberi jaminan kepada keluarga tersebut apabila meninggal dunia. b. Dengan membeli polis asuransi dapat digunakan sebagai alat untuk menabung saving. c. Sebagai sumber penghasilan earning power. Pada negara-negara yang sudah maju, seseorang yang merupakan pekerja yang professional dalam perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaan dimana bekerja. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat pentingnya posisi yang dipegangnya. 2. Dari segi PemerintahPublik Perusahaan asuransi memberikan manfaat bagi kepentingan pemerintah antara lain dalam hal mengumpulkan dana untuk di gunakan bagi pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat termasuk kesehatan dan memberikan pendapat sektor pajak bagi negara. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dengan perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan: ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam Universitas Sumatera Utara bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Menurut J.Milnes Holden 8 yang dikutip dari Hart, bank adalah seseorang atau perusahaan yang menjalankan usaha dengan menerima uang, mengumpulkan surat- surat berharga, bagi nasabah yang menerima cek sebagai alat penarikan uangnya berdasarkan jumlah yang tersedia direkening mereka masing-masing. Selain itu menurut Holden yang dikutipnya dari Parker mengatakan bank adalah orang atau perusahaan yang yang mengkhususkan usahanya dibidang perbankan, dengan menerima uang atau simpanan dan melakukan pembayaran atas penarikan cek atau alat penarikan lainnya yang dilakukan nasabahnya. Kedua pengertian bank di atas hampir sama yaitu bank sebagai seseorang atau perusahaan yang menjalankan usaha perbankan dengan menerima uang atau simpanan dalam melakukan pembayaran atas penarikan cek dari nasabahnya. Zainal Asikin memberikan pengertian yang hampir sama yang dikutipnya dari istilah Fockeman, bank adalah sebagai suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberi uang dari dan kepada pihak ketiga. 9 Melayu SP Hasibuan yang mengutip pendapat Verryn Stuart mengatakan bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain dengan 8 J. Milnes Holden, The Law and Practice of Banking Colume I : Banker and Customer, Pitman : 1980, hlm 9. 9 Zainal Asikin, Pokok-pokok Hukum Perbankan, Jakarta : Raja Grafindo Perkasa, 1995, hlm 4. Universitas Sumatera Utara memberi kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru dalam bentuk kertas atau logam. 10 Dari penjelasan di atas secara sederhana dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum yang bergerak di bidang jasa keuangan. Bank sebagai badan hukum secara yuridis berarti merupakan subyek hukum yang dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga. 11 Pasal 2 Undang-Undang Perbankan mengatakan Perbankan di Indonesia berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian baik dalam kegiatan memberikan kredit maupun segala usaha bank yang sifatnya memberikan pelayanan dalam sistem mekanisme pembayaran. Fungsi perbankan di Indonesia dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan mengatakan : ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Di Indonesia lembaga keuangan bank mempunyai misi dan fungsi yang khusus yaitu selain mempunyai fungsi yang lazim juga memiliki fungsi sebagai agen pembangunan agent of development yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 12 10 Melayu SP Hasibuan, Dasar- dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara, 2001, hlm 2-3. 11 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, Bandung : Mandar Maju, 2000, hlm 2. 12 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm 86. Universitas Sumatera Utara Ini berarti kehadiran bank sebagai suatu badan usaha tidak semata-mata bertujuan bisnis tapi juga memiliki misi lain yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya. 13 Sebagai lembaga keuangan yang terpenting bank memiliki fungsi sebagai: 1. Pedagang dana money lender yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara efektif dan efesien. Bank sebagai tempat penitipan dan penyimpanan uang dalam prakteknya maka kepada penitip dan penyimpan diberikan kertas tanda bukti. Sedangkan dalam fungsinya sebagai penyalur dana bank memberikan kredit atau dalam bentuk surat-surat berharga. 2. Lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran uang. Dimana bank sebagai penghubung antara satu nasabah dengan yang lainnya dalam melakukan transaksi. Dalam hal ini kedua orang tersebut tidak secara langsung melakukan pembayaran tetapi cukup memerintahkan bank untuk menyelesaikannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan fungsi perbankan secara ekonomi makro adalah untuk mendayagunakan dana masyarakat, pemerataan penghasilan, serta meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta meningkatkan potensi masyarakat. Dalam hal sosial budaya pertumbuhan perbankan Indonesia juga berhasil menjalankan fungsinya dengan meningkatkan pola berfikir masyarakat yaitu meningkatkan pola kehidupan masyarakat dengan mempercayakan keuangannya pada lembaga perbankan. 13 Sentosa Sembiring, Ibid,hlm 3. Universitas Sumatera Utara Pada prinsipnya perbankan di Indonesia memiliki fungsi dan tujuan yang lebih luas yaitu sebagai lembaga yang menjadi penunjang utama pembangunan nasional yang menjalankan usahanya berdasarkan asas-asas yang terdapat pada Pancasila. Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan mengatakan berdasarkan jenisnya bank terdiri dari: 1. Bank Umum. 2. Bank Perkreditan Rakyat. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan usaha Bank Umum meliputi : a Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu; b Memberi Kredit; c Menerbitkan Surat Pengakuan Hutang; d Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri surat-surat berharga untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya; e Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f Menempatkan dana pada peminjam dana dari atau meminjamkan dana kepada bank lain; g Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; Universitas Sumatera Utara h Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i Membuat kegiatan penitipan untuk pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j Menempatkan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dalam bursa efek; k Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank; l Melakukan kegiatan piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat; m Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip syariah; n Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini. Berdasarkan usaha-usaha bank umum tersebut maka sifat usaha bank dapat dibedakan atas: 14 1. Sisi Pasiva yaitu kegiatan melakukan penarikan dana masyarakat dan pihak ketiga lainnya dengan berbagai instrumen utang; 2. Sisi Aktiva yaitu kegiatan usaha yang berhubungan dengan penggunaan atau pengakolasian dana terutama untuk memperoleh keuntungan; 3. Sisi Jasa yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pemberian jasa-jasa dalam mekanisme pembayaran. 14 Rudi Badrudin, Lembaga Keuangan Bank, Yogyakarta : STIE YPKN, 1999, hlm 65. Universitas Sumatera Utara Usaha utama perbankan adalah menghimpun dan menyalurkan dana. Usaha bank yang bersifat pemberian jasa adalah usaha perbankan dalam rangka ekstensifikasi usaha. Dalam perkembangannya usaha inilah yang menjadi daya tarik masyarakat terutama pelayanan jasa yang memudahkan barbagai macam transaksi perbankan yang dilakukan masyarakat. Pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Disamping itu, Pasal 1754 BW menyebutkan bahwa “Pinjam meminjam ialah persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu atas barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula”. Dari undang-undang tersebut dikatakan bahwa perjanjian kredit disamakan dengan perjanjian pinjam meminjam dan objeknya adalah benda yang habis jika dipakai. Jadi, ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut memberi isyarat bahwa perjanjian pinjam meminjam ini termasuk syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yang disebutkan di dalam Pasal 1320 BW sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, berlaku terhadap perjanjian kredit dan dapat dijadikan sebagai pelengkap Universitas Sumatera Utara dari pasal-pasal yang hendak dimuat di dalam akta perjanjian kredit itu sendiri, sehingga dengan demikian maka suatu perjanjian kredit merupakan hukum yang mengikat bagi para pihak yang membuatnya. Namun kita mengakui pendapatan yang sangat kecil dari kebutuhannya sehari-hari sehingga memerlukan kredit. Dalam hal inilah manusia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan atau meningkatkan daya guna atas sesuatu barang. Bank dalam memberikan jaminan kredit harus berkeyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur dalam melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, jaminanagunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur. Pada Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan bahwa “dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad atas kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan”. Di sini terlihat bahwa adanya suatu kredit mengandung resiko, oleh karenanya diperlukan suatu jaminan hutang dalam pemberian kredit. 15 Terdapat beberapa penggolongan asuransi tergantung dari dasar peninjauannya. Sebagai lembaga penjamin kepentingan orang dalam keutuhan benda, 15 S. Mantayborbir, Imam Jauhari, Agus Hari Widodo, Hukum Piutang dan Lelang Negara di Indonesia,Medan : Pustaka Bangsa Press, 2002, hlm 8. Universitas Sumatera Utara harta ataupun wal’alfiat manusia, di negara kita asuransi digolongkan menjadi tiga, sebagai berikut : 1 asuransi kerugian, 2 asuransi jiwa, dan 3 asuransi sosial. 16 Pasal 246 KUHD menentukan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tak tertentu. Emmy Pangaribuan Simanjuntak menyatakan asuransi adalah penggantian kerugian yang diberikan oleh pihak penanggung sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu ganti rugi oleh karena orang yang menerima ganti rugi tidak menerima ganti rugi yang sungguh-sungguh sesuai dengan kerugian yang dideritanya. Ganti rugi yang diterimanya itu sebenarnya adalah hasil penentuan sejumlah uang tertentu yang telah disepakati oleh pihak-pihak. 17 Agar kita mengetahui gambaran yang jelas tentang pengertian perjanjian tersebut, maka berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut : J. Satrio, mengemukakan bahwa” suatu perjanjian adalah sekelompok atau sekumpulan perikatan-perikatan yang mengikat para pihak”. 18 16 H. Gunanto, Hukum Perjanjian Asuransi Kerugian Quavadis Perlindungan Penanggung Versuss Tertanggung. Makalah Dalam Simposium Asuransi Kerugian Dalam Kenyataan dan Harapan. Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 1987, hlm. 2. 17 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Op.Cit, hlm 43. 18 J.Satrio, Hukum Perjanjian, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1992, hlm 4. Universitas Sumatera Utara Menurut M.Yahya Harahap, mengatakan bahwa ”perjanjian mengandung suatu pengertian tentang hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih, yang memberikan sesuatu hak pada suatu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menuaikan prestasi”. 19 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Disamping itu, Pasal 1754 BW menyebutkan bahwa “Pinjam meminjam ialah persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu atas barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula”. Kata kredit berasal dari Bahasa Romawi yaitu dari asal kata “credere” yang berarti percaya. 20 Berarti dengan demikian maka istilah kata “kredit” yaitu kepercayaan, sehingga hubungan yang terjalin dalam kegiatan perkreditan diantara para pihak sepenuhnya harus didasari oleh adanya saling percaya mempercayai, yaitu bahwa kreditur dalam memberikan kredit harus dipercaya bahwa penerima kredit 19 M.Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung : Alumni, 1986 hlm 20. 20 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hlm 365. Universitas Sumatera Utara nasabah debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan, baik yang menyangkut jangka waktunya maupun prestasi dan kontra prestasinya. Pada umumnya tujuan dalam memberikan kredit adalah sebagai berikut : Membantu usaha nasabah debitur Peran bank sangat diperlukan untuk membantu usaha nasabah debitur sekaligus merupakan tujuan dari pemberian kredit dalam bentuk dana. Dengan pemberian dana tersebut maka pihak nasabahdebitur akan dapat menjalankan usahanya dan memperluas kegiatan usahanya, sehingga akan membuat kegiatan usaha nasabahdebitur semakin lancar dan kinerja usahanya akan semakin membaik daripada sebelumnya. Mencari keuntungan Bank di dalam memberikan kredit merupakan tujuan utamanya. Hasil keuntungan yang diperolehnya dalam bentuk bunga dan denda yang diterima oleh krediturbank sebagai balas jasa dan biaya kredit yang dibebankan kepada nasabah debitur. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup krediturbank, sehingga perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya. Membantu pemerintah Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit yang diberikan, maka akan ada masukan dana dalam rangka peningkatan pembangunan. 21 Dalam suatu kamus, kata bank diartikan sebagai : 22 1. Menerima uang deposito, custody, menerbitkan uang, untuk memberikan pinjaman dan diskonto, memudahkan penukaran fund-fund tertentu dengan cek, notes, dan lain-lain dan juga bank memperoleh keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga, perusahaan yang melaksanakan bisnis tersebut disebut bank. 21 Ibid., hlm. 106 22 Thomas Suyatno DKK Kelembagaan Perbankan. cetakan ketigabelas, Jakarta : PT.SUN, 2005, hlm 41 Universitas Sumatera Utara 2. Gedung atau kantor tempat dilakukannya transaksi bank atau tempat beroperasinya perusahaan perbankan. Abdurachman dalam Ensiklopedia ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa: bank adalah suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain. 23 Selain dari pada itu bank juga diartikan oleh sebagian orang sebagai suatu institusi yang mempunyai peran yang besar dalam dunia komersil, yang mempunyai wewenang untuk menerima deposito, memberikan pinjaman dan menerbitkan promissory notes. Sedangkan masyarakat awam mengenal bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menerima simpanan deposito atau tabungan, bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam, menukar dan memindahkan uang serta tempat menerima setoran pembayaran iuran listrik, telepon, air dan bahkan uang kuliah serta jasa-jasa lainnya. Apabila kita menelusuri sejarah dan terminologi bank, maka akan ditemukan bahwa kata bank berasal bahasa Italia yaitu dan kata banca” yang berarti bence yaitu suatu bangku tempat duduk. Sebab pada zaman pertengahan, pihak bankir Italia 23 Ibid, hlm 1. Universitas Sumatera Utara yang memberikan pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk dibangku-bangku di halaman pasar. 24 Adapun pengertian bank secara spesifik dapat dijumpai pada Pasal 1 huruf 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, secara jelas disebutkan bahwa : Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai financial intermediary” dengan usaha utama menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lintas pembayaran. Bank sebagai badan usaha akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan bank mempunyai kewajiban pokok untuk menjaga kestabilan nilai uang, mendorong kegiatan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. 25 Selanjutnya pada Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan perbankan Indonesia yaitu: 24 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Bandung :Citra Aditya Bakti, 1993, Cet 1, hlm 13. 25 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm 59. Universitas Sumatera Utara Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Pengertian dari kedua pasal tersebut jika dihubungkan dengan penjelasan umum undang- undang perbankan, maka akan terlihat perbankan nasional mempunyai ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan perbankan pada umumnya.

2. Konsepsi