Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan

pemenuhan kewajiban oleh nasabah adalah kewajiban penyerahan berbagai bentuk agunan sebelum dana diberikan kepada nasabah. Hal penting dalam penyerahan agunan ini adalah keabsahan secara yuridis dalam perjanjian pengikatan agunan. Pihak bank harus yakin bahwa agunan yang telah diserahkan telah berdasarkan perjanjian yang sah secara yuridis. 34 Untuk lebih memberi pengamanan atau perlindungan bagi bank dan debitur, biasanya agunan kredit disyaratkan untuk diasuransikan sehingga kedua pihak terhindar dari risiko kerugian yang bisa timbul karena adanya kebakaran ataupun kehilangan agunan yang menjadi objek pertanggungan. Terhadap produk kredit tertentu, seperti Kredit Pemilikan Rumah KPR, disyaratkan agar debitur menutup asuransi jiwa kredit. Tujuannya adalah apabila pada masa kredit sedang berjalan dan debitur meninggal dunia, maka seluruh kewajibannya pada bank akan dilunasi atau menjadi tanggungjawab pihak perusahaan asuransi, sehingga keluarga atau ahli waris yang ditinggalkan tidak terbebani untuk melunasi hutang debitur pada bank. Seluruh usulan atau rekomendasi dari unit kerja di atas, termasuk hasil penilaian agunan dari Appraiser disampaikan kepada komite kredit. Usulan ini yang menjadi dasar pertimbangan bagi komite kredit dalam mengambil keputusan atas persetujuan ataupun penolakan permohonan kredit dari calon debitur. Setelah permohonan atau usulan kredit disetujui komite kredit, maka persetujuan itu akan diberitahukan secara tertulis kepada calon debitur. Surat pemberitahuan ini sering disebut dengan Surat Penegasan atau Persetujuan Kredit Offering LetterOL. Surat ini berisikan tentang hak dan kewajiban para pihak, antara lain kesediaan bank memberikan fasilitas kredit kepada calon debitur, termasuk syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Jika debitur menyetujui syarat-syarat yang harus dipenuhinya untuk memperoleh fasilitas kredit dimaksud maka seterusnya calon debitur akan menandatangani surat tersebut di atas materai cukup sebagai tanda persetujuannya.

B. Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan

Permohonan kredit yang disetujui bank dituangkan dalam suatu perjanjian yang dapat dibuat secara dibawah tangan maupun secara notariil. Perjanjian ini secara umum dikenal dengan nama perjanjian kredit. Sampai saat ini belum ada suatu definisi baku tentang pengertian perjanjian kredit. Namun apabila kita melihat isi dari perjanjian kredit, maka perjanjian ini 34 Sigit Triandaru, Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, edisi kedua, Jakarta : Salemba Empat, 2006, hlm.116 Universitas Sumatera Utara berisikan janji pemberian pinjaman uang dari bank kepada debitur dengan memenuhi syarat-syarat seperti pemberian jangka waktu dan bunga pinjaman tertentu, dan diikuti dengan pemberian agunan. Perjanjian kredit yang telah ditandatangani para pihak, baik akta dibawahtangan dibuat para pihak sendiri atau dalam bentuk akta otentik dibuat oleh dan di hadapan notaris, mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Perjanjian kredit sebagai alat bukti bagi kreditur dan debitur yang membuktikan adanya hak dan kewajiban timbal balik antara bank sebagai kreditur dan debitur. Hak debitur adalah menerima pinjaman dan menggunakan sesuai tujuannya dan kewajiban debitur mengembalikan hutang tersebut baik pokok dan bunga sesuai waktu yang ditentukan. Hak kreditur untuk mendapat pembayaran bunga dan kewajiban kreditur adalah meminjamkan sejumlah uang kepada debitur, dan kreditur berhak menerima pembayaran kembali pokok dan bunga. 2. Perjanjian kredit dapat digunakan sebagai alat atau sarana pemantauan atau pengawasan kredit yang sudah diberikan, karena perjanjian kredit berisi syarat dan ketentuan dalam pemberian kredit dan pengembalian kredit. Untuk mencairkan kredit dan penggunaan kredit dapat dipantau dari ketentuan perjanjian kredit. 3. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok yang menjadi dasar dari perjanjian ikutannya yaitu perjanjian pengikatan jaminan. Pemberian kredit pada umumnya dijamin dengan benda-benda bergerak atau benda tidak bergerak milik debitur atau milik pihak ketiga yang harus dilakukan pengikatan jaminan. 4. Perjanjian kredit hanya sebagai alat bukti biasa yang membuktikan adanya hutang debitur artinya perjanjian kredit tidak mempunyai kekuatan eksekutorial atau tidak memberikan kekuasaan langsung kepada bank atau kreditur untuk mengeksekusi barang jaminan apabila debitur tidak mampu melunasi hutangnya wanprestasi. 35 Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Rahmawaty Trifiani, nama akta perjanjian untuk pemberian fasilitas kredit pada PT.BANK CENTURY Tbk. bermacam-macam, namun akta perjanjian yang paling banyak dibuat adalah : 1. Akta Perjanjian Kredit PK, untuk fasilitas kredit modal kerja 35 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, cetakan ketiga, Jakarta: .Alfabeta, 2005, hlm. 129. Universitas Sumatera Utara 2. Akta Pengakuan Hutang PH, untuk fasilitas kredit angsuran, dengan tujuan penggunaan seperti kredit konsumsi, investasi, dan sebagainya. Dan semua akta- akta tersebut dibuat secara notariil. Dalam akta perjanjian kredit dicantumkan beberapa klausul, antara lain seperti : 1. Jumlah hutang atau plafond kredit, cara penarikan dana dan pelunasannya. 2. Besarnya suku bunga kredit 3. Jangka waktu kredit 4. Biaya-biaya, seperti biaya provisi, adminstrasi kredit, denda-denda tunggakan kredit. 5. Hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan debitur 6. Jaminan kredit 7. Asuransi jaminan 8. Hal-hal lainnya Klausul-klausul dalam akta pengakuan hutang secara umum sama dengan klausul dalam akta perjanjian kredit. Yang membedakannya adalah dalam akta pengakuan hutang cara penarikan atau penggunaan plafond kredit oleh debitur secara sekaligus, dan pelunasannya dengan cara mencicil atau mengangsur pokok dan bunga setiap bulan untuk jangka waktu pinjaman yang biasanya lebih dari 1 satu tahun. Dalam akta ini juga debitur mengakui bahwa yang bersangkutan telah berhutang sebesar sejumlah plafond yang diberikan kepadanya. Hal ini dengan alasan karena bentuk penarikan dana yang dilakukan seperti yang disebutkan di atas. Pada kedua bentuk perjanjian ini, klausul mengenai jaminan dan cara pengikatan jaminan disebutkan dalam salah satu klausulnya seperti janji pemberian hak tanggungan untuk jaminan tanah dan bangunan. Disamping kedua bentuk akta perjanjian di atas, masih ada bentuk-bentuk perjanjian lainnya seperti Perjanjian Kredit Kerja Sama untuk fasilitas kredit car loan atau dealer loan. Fasilitas kredit ini merupakan kerja sama penjualan kendaraan bermotor antara dealer dengan bank. Demikian juga untuk fasilitas kredit tak langsung Indirect Loan atau Non Cash Loan, seperti pemberian fasilitas Garansi Bank atau Letter of Credit, perjanjian Universitas Sumatera Utara yang dibuat dengan nama akta Perjanjian Bank Garansi dan Perjanjian Letter of Credit. Perjanjian-perjanjian lainnya juga dapat dibuat sesuai dengan fasilitas kredit yang diberikan bank. Terhadap agunan yang diserahkan debitur, diikat sesuai dengan lembaga hukum jaminan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang ada. Perjanjian pengikatan jaminan ini merupakan perjanjian asesor yaitu perjanjian yang mengikuti perjanjian pokok atau perjanjian kredit. Bank perlu memastikan bahwa agunan yang diterima benar-benar dapat digunakan untuk memitigasi risiko saat debitur mengalami default. Bentuk agunan yang diserahkan seringkali bersifat spesifik sesuai dengan kegiatan usaha yang dibiayai. Jika kegiatan usaha tersebut secara umum tidak menguntungkan, maka aktiva debitur yang bersangkutan akan dinilai rendah. Dalam hal ini bank harus memastikan bahwa agunan tetap memiliki nilai yang cukup dalam hal terjadi default. 36 Apakah manfaat jaminan bagi pihak debitur dan kreditur?. Untuk menjawab pertanyaan ini, H.Salim HS, berpendapat yaitu : Bagi debitur dengan adanya jaminan itu memperoleh fasilitas kredit dari bank dan tidak khawatir dalam mengembangkan usahanya. Keamanan modal adalah dimaksudkan bahwa kredit atau modal yang diserahkan oleh kreditur kepada debitur tidak merasa takut atau khawatir tidak dikembalikannya modal tersebut. Memberikan kepastian hukum adalah memberikan kepastian bagi kreditur dan debitur. Kepastian bagi kreditur adalah kepastian untuk menerima pengembalian pokok kredit dan bunga dari debitur. Sedangkan bagi debitur adalah kepastian untuk mengembalikan pokok kredit dan bunga yang ditentukan 37 . Salah satu unsur dalam pemberian kredit adalah adanya agunan. Namun, jika unsur lain seperti penilaian karakter debitur yang tidak baik atau kemampuan membayar tidak ada, maka kredit yang dimohon tidak akan disetujui bank. Dalam hal kredit dicover dengan adanya agunan, bank mempunyai keyakinan bahwa jika kredit menjadi macet maka dapat diselesaikan dengan cara menjual agunan tersebut. 36 Global Association of Risk Professionals Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, Indonesia Certificate in Banking Risk Regulation, Work Book, tingkat I., 2008. hlm . A.21 37 H.Salim, HS., Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 28 Universitas Sumatera Utara Agunan berupa tanah dan bangunan beserta benda-benda yang ada atau tumbuh diatas tanah tersebut diikat dengan Hak Tanggungan. Umumnya tanah yang diagunkan ke bank adalah tanah yang bersertipikat. Objek Hak Tanggungan adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Demikian hal tersebut dapat kita temukan di dalam pengertian Hak Tanggungan. Menurut Sutarno, dari pengertian hak tanggungan dapat diuraikan elemen atau unsur-unsur pokok hak tangungan, yaitu : 1 Hak Tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan hutang 2 Hutang yang dijamin jumlahnya tertentu 3 Objek Hak Tanggungan adalah hak-hak atas tanah sesuai Undang-Undang Pokok Agraria yaitu Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha dan Hak Pakai 4 Hak Tanggungan dapat dibebankan terhadap tanah berikut benda yang berkaitan dengan tanah atau hanya tanahnya saja 5 Hak Tanggungan memberikan hak preferen atau hak diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kredit lain 38 . Pada pasal 4 UUHT, menyebutkan : 1 Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah : 1. Hak milik 2. Hak guna usaha 3. Hak guna bangunan 2 Selain hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Hak Pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak Tanggungan. 3 Hak Tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman dan hasil karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, dan yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas dinyatakan di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan. 38 Sutarno, Op.Cit., hlm. 153 Universitas Sumatera Utara Pemberian hak tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan. Sebagai bukti adanya hak tanggungan, Kantor Pertanahan menerbitkan sertipikat hak tanggungan. Pada sertipikat tersebut memuat irah-irah Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap 39 . Meskipun Hak Tanggungan ditujukan untuk menjamin pelunasan hutang debitur kepada bank, namun ada ketentuan yang mengatur bahwa dilarang membuat perjanjian yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak tanggungan untuk memiliki agunan atau objek hak tanggungan apabila debitur cidera janji. Jika janji demikian dibuat maka perjanjian itu batal demi hukum 40 . Kalau kita lihat kapan pemegang hak tanggungan mempunyai hak pada objek hak tanggungan atau pada agunan, tentu setelah akta hak tanggungan didaftarkan sehingga dengan demikian akan disebutkan bank menjadi kreditur pemegang hak tanggungan. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa janji itu dibuat pada saat pembuatan akta hak tanggungan. Pada prosedur internal bank, setelah semua perjanjian kredit dan pengikatan jaminan dilakukan dengan sempurna, maka unit kerja terkait akan mengajukan memo pencairan kredit kepada pejabat terkait, untuk selanjutnya fasilitas kredit dibukukan atau dicairkan oleh unit kerja administrasi kredit.

C. Pengawasan Kredit