Pengawasan Kredit Analisis Data

Pemberian hak tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan. Sebagai bukti adanya hak tanggungan, Kantor Pertanahan menerbitkan sertipikat hak tanggungan. Pada sertipikat tersebut memuat irah-irah Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap 39 . Meskipun Hak Tanggungan ditujukan untuk menjamin pelunasan hutang debitur kepada bank, namun ada ketentuan yang mengatur bahwa dilarang membuat perjanjian yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak tanggungan untuk memiliki agunan atau objek hak tanggungan apabila debitur cidera janji. Jika janji demikian dibuat maka perjanjian itu batal demi hukum 40 . Kalau kita lihat kapan pemegang hak tanggungan mempunyai hak pada objek hak tanggungan atau pada agunan, tentu setelah akta hak tanggungan didaftarkan sehingga dengan demikian akan disebutkan bank menjadi kreditur pemegang hak tanggungan. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa janji itu dibuat pada saat pembuatan akta hak tanggungan. Pada prosedur internal bank, setelah semua perjanjian kredit dan pengikatan jaminan dilakukan dengan sempurna, maka unit kerja terkait akan mengajukan memo pencairan kredit kepada pejabat terkait, untuk selanjutnya fasilitas kredit dibukukan atau dicairkan oleh unit kerja administrasi kredit.

C. Pengawasan Kredit

Setiap kredit tetap berpotensi menjadi bermasalah, oleh karena itu pengawasan terhadap pemberian kredit harus dilaksanakan. Dengan adanya pengawasan ini akan membantu pihak perusahaan untuk meminimalisasi risiko kredit yang bisa muncul. Setiap bank menginginkan kualitas risk assets yang sehat dalam arti productive dan collectible sehingga setiap tahap dari proses kegiatan perkreditan harus dimonitor dengan baik untuk mengetahui secara dini penyimpangan yang terjadi dari kegiatan perkreditan, sehingga bank dapat mengambil langkah-langkah secepat mungkin untuk memperbaiki. Sebagai wujud tanggungjawab bank dalam penyaluran kredit, telah ada ketentuan yang mewajibkan setiap bank umum menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia mengenai seluruh kegiatan usaha yang berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit kepada debitur, dan laporan ini disampaikan setiap awal bulan. 39 Lihat pasal 14 UUHT. 40 Lihat pasal 12 UUHT. Universitas Sumatera Utara Ketentuan di atas diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.78PBI2005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur. Dari laporan ini, Bank Indonesia akan mengawasi dan memonitor setiap perkembangan usaha bank umum dalam penyaluran kredit, diantaranya jumlah kredit yang disalurkan, sektor-sektor usaha yang dibiayai bank, termasuk juga kolektibilitas kredit dari setiap fasilitas kredit yang diberikan. Selain itu dalam suatu bank lazim ditemui unit kerja atau bagian yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan operasional internal bank yang disebut dengan audit internal internal auditor. Audit internal ini merupakan bagian dari struktur pengendalian intern bank. Tugasnya dibidang kredit adalah meneliti dan mengawasi pemberian kredit oleh bank, mulai dari proses permohonan, pengikatan, pencairan, pemeliharaan sampai kepada pelunasannya, apakah telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan internal bank serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya unit kerja ini akan membantu bank terhindar dari berbagai penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi dan pelanggaran terhadap berbagai ketentuan lainnya. Jika kita lihat usaha bank dalam penyaluran kredit maka usaha pada bidang ini sangat banyak berkaitan dengan berbagai peraturan hukum yang ada, baik dalam ketentuan pemberian kredit itu sendiri dan ketentuan yang berkaitan dengan pengikatan terhadap jaminan yang diserahkan pada bank. Hal ini disebabkan dimana penyaluran kredit ini bersentuhan langsung dengan berbagai sendi kehidupan dan perekonomian manusia sehari-hari, demikian juga perekonomian bangsa dan negara pada umumnya. Salah satu prinsip yang disyaratkan oleh ketentuan perundang-undangan dalam usaha pemberian kredit adalah prinsip kehati-hatian prudential principles. Prinsip ini memberi acuan bagi bank bahwa dalam pemberian kredit tidak dilakukan secara mudah, tanpa memperhatikan aspek risiko yang akan muncul dikemudian hari. Sebagai contoh hubungan prinsip ini di dalam penyaluran kredit adalah dalam hal pembatasan jumlah kredit yang akan disalurkan oleh bank, seperti rasio perbandingan antara dana yang ada pada bank dengan jumlah kredit yang disalurkan atau dalam istilah asing disebut Loan to Deposit Ratio LDR. Dalam rasio ini akan memperlihatkan batas jumlah kredit yang layak disalurkan oleh bank yang tidak Universitas Sumatera Utara boleh melampaui jumlah dana yang ada padanya, artinya jumlah dana yang keluar tidak akan mengganggu likuiditas bank.

D. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah