Struktur Frekuensi Syair Madihin

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

5.1 Struktur Frekuensi Syair Madihin

Pengukuran struktur frekuensi syair madihin didasarkan pada pendapat van Heuven 1994:3 yang menyatakan bahwa ciri frekuensi fundamental tersusun dalam struktur melodiintonasi. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan alat bantu komputer Program Praat versi 4.027, maka frekuensi nada dasar, nada final akhir, nada atas, dan nada rendah bawah pertunjukan 10 bait syair madihin di Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Tabel berikut ini memperlihatkan pergerakan frekuensi setiap nada yang diukur berada pada kisaran 101,61 sampai dengan 910,00. Frekuensi tersebut berasal dari nada yang dihasilkan oleh seorang pamadihinan dari Tanjung Ibus yang berjenis kelamin laki-laki yang dijadikan sampel target penelitian ini. Tabel V.1: Frekuensi Bait 1-10 Syair Madihin No. Nada Dasar Nada Final Nada Akhir Nada Atas Nada Bawah 1 186,00 291,16 113,01 101,61 2 133,40 232,54 206,54 151,50 3 409,20 284,62 487,90 210,82 4 117,10 197,04 751,40 160,40 Universitas Sumatera Utara 5 600,01 236,23 235,93 185,30 6 330,00 341,33 444,30 150,30 7 910,00 323,31 223,01 229,01 8 135,40 380,54 377,64 197,97 9 560,00 148,54 128,14 109,40 10 270,00 206,13 153,29 146,54 Jlh. 3.651,11 Hz 2.641,44 Hz 3.121,18 Hz 1.642,85 Hz Berdasarkan hasil pengukuran yang dipaparkan pada tabel V.1 dapat diilihat frekuensi syair madihin pada bait 1 sampai dengan 10. Secara keseluruhan, frekuensi nada final akhir Hz, nada atas Hz, nada bawah rendah Hz sedangkan frekuensi isi nada dasar adalah Hz. Dari hasil pengukuran tersebut juga dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi masing-masing nada meliputi nada dasar adalah 910,00 Hz pada bait ketujuh, nada final adalah 380,54 Hz pada bait kedelapan, nada atas adalah 487,90 Hz pada bait ketiga, dan nada bawah adalah 229,01 Hz pada bait ketujuh. Sebaliknya, frekuensi terendah masing-masing meliputi nada dasar adalah 117,10 Hz pada bait keempat, nada final adalah 148,54 Hz pada bait kesembilan, nada atas adalah 128,14 Hz pada bait kesembilan, nada bawah adalah 101,61 Hz pada bait pertama. Setelah mengamati kenyataan frekuensi tertinggi dan terendah pada syair madihin, maka secara keseluruhan, struktur frekuensi syair madihin bermula dengan nada dasar yang tinggi, kemudian secara perlahan-lahan bergerak turun dan naik mengikuti nada final dan nada atas, hingga berakhir dengan nada bawah. Perbandingan komposisi persentase pemakaian nada dasar, nada final, nada atas, dan nada bawah dalam Universitas Sumatera Utara keseluruhan nyanyian syair adalah 33 : 24 : 28 : 15. Angka perbandingan tersebut diambil dari persentase struktur frekuensi syair yang terdiri atas nada dasar 33,02, nada final 23,89, nada atas 28,23, dan nada bawah 14,86. Berdasarkan pengukuran frekuensi syair madihin, diperoleh frekuensi penekanan nada lebih tinggi dibandingkan dengan nada yang lain. Secara umum, frekuensi penekanan nada lebih tinggi terdapat pada nada dasar. Frekuensi penekanan nada lebih tinggi yang terjadi pada nada awal, nada tengah, dan nada akhir setiap bait syair madihin hanya terjadi pada satu bait yaitu bait ketujuh pada kata ”pil ekstasi”, ”rantai wati”, dan ”diminumi”. Bait ketujuh ini merupakan pemicu puncak nada yang terdapat pada bait ketujuh di mana bait ketujuh menggunakan nada dasar yang berfrekuensi sangat tinggi. Dari hasil perekaman dengan menggunakan Praat versi 4.027 dapat diketahui bahwa puncak nada syair madihin terletak pada kalimat, “gila kedudukan sikut kanan sikut kiri”. Kalimat ini terdapat pada bait keenam yang mengisahkan berbagai macam kegilaan manusia dengan segala perilakunya. Dengan demikian, setiap bait syair madihin ditutup oleh nada lebih tinggi dengan hanya satu bait dari keseluruhan syair yang ditutup oleh nada lebih tinggi sebagai nada awal, nada tengah, nada akhir, dan dari nada yang lebih tinggi tersebut terdapat puncak nada yang dihasilkan oleh pamadihinan pada waktu mempertunjukkan atau menyanyikan syair ini, baik dalam upacara perkawinan Banjar maupun pada upacara yang lain sebagai ungkapan perasaan dan estetika masyarakat Banjar dalam menjalani kehidupannya.

5.2 Struktur Durasi Syair Madihin