4.4 Notasi Syair Madihin
Dari hasil penelitian terhadap syair madihin di Kabupaten Langkat, khususnya di Desa Tanjung Ibus, peneliti menemukan dua model syair madihin. Model pertama
merupakan syair madihin yang tidak berjudul dan dinyanyikan oleh pemuka adat Banjar pada upacara adat perkawinan masyarakat Banjar sedangkan model kedua merupakan
syair madihin yang berjudul, memiliki pencipta, dan dinyanyikan oleh masyarakat, baik pemuka adat maupun masyarakat umum di Langkat.
Kedua model syair madihin yang menjadi ciri khas masyarakat Banjar di Kabupaten Langkat ini memiliki struktur notasi balok. Notasi balok syair madihin yang
berjudul adalah “Paris Berantai“ yang diciptakan oleh Andinsyah. Syair ini pernah dinyanyikan oleh Ibu Nafsiah di Kota Medan. Notasi balok dan notasi angka syair
madihin berjudul “Paris Berantai“ berikut ini merupakan hasil rekaman dan transkripsi Muhammad Takari di Medan pada tanggal 4 November 1992.
Universitas Sumatera Utara
Notasi IV.1: Notasi Balok dan Notasi Angka Lagu Paris Berantai
Visual dengan frekuansi aslinya Direkam di : Medan, 4 November 1992
M.M. = 100 Biola
: Datuk Abdul Rahman Transkripsi: Muhammad Takari
Penyanyi : Ibu Nafsia Gondang : Zulkifli Cicik
......dan seterusnya
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya, model kedua syair madihin adalah syair tanpa judul yang dinyanyikan oleh H. Rusli pada perekaman syair yang peneliti lakukan di Desa Tanjung
Ibus, 12 April 2009. Perekaman terbaru tersebut menjadi fokus penelitian ini, sehingga syair tersebut dideskripsikan dan dikaji struktur notasinya di samping pengkajian
terhadap struktur frekuensi dan struktur melodinya. Setelah dilakukan pengukuran terhadap notasi balok syair model kedua ini, maka peneliti menemukan kesamaan notasi
pada setiap bait syair tersebut. Oleh karena itu, paparan data penelitian berikut ini akan menampilkan notasi balok dari dua bait syair madihin yang dituturkan oleh pamadihinan
dari Desa Tanjung Ibus.
Universitas Sumatera Utara
Notasi IV.2: Notasi Balok Syair Madihin
Universitas Sumatera Utara
Notasi IV.3: Notasi Balok dan Notasi Angka Syair Madihin
Universitas Sumatera Utara
Notasi balok pada notasi IV.2 merupakan dasar bagi pemberian notasi angka pada notasi IV.3. Dari notasi tersebut terlihat dua karakter syair sebagai sebuah teks sastra dan
sebagai nyanyian. Aspek pertama terlihat dari notasi balok dan notasi angka yang menunjukkan nada tinggi pada akhir setiap bait. Nada tinggi itu diawali dengan tangga
nada do 1 yang menuju tangga nada la 6 atau si 7. Sebaliknya, setiap bait dimulai oleh rentang waktu kosong beberapa saat hingga pamadihinan menemukan tarikan nafas
dengan tangga nada tinggi, yakni la 6. Dari tangga nada ini, nyanyian mengarah kepada dua irama, yakni menuju tangga nada sejenis serta tangga nada yang berdekatan yakni la
6, sol 5, dan si 7. Pola tangga nada yang lain, dari la 6 naik menuju si 7 dan irama musik syair tersebut tiba-tiba turun secara drastis menuju tangga nada do 1.
Berdasarkan notasi balok dan notasi angka syair madihin terdapat pula hal yang membedakan antara syair sebagai teks sastra dan syair sebagai melodi. Pada melodi
dalam notasi balok dan notasi angka terdapat penambahan deretan vokal a untuk mengakhiri bait pertama syair madihin. Penambahan deretan vokal a ini tidak
mengubah lirik syair karena penambahan vokal ini hanya terjadi dalam menyanyikan syair. Sebaliknya, penambahan vokal a tidak terjadi pada syair madihin sebagai teks
sastra. Dengan demikian, perbedaan lirik syair pada syair madihin sebagai teks sastra dengan syair madihin sebagai seni resital yang mengandalkan frekuensi dan durasi
melodi hanya terjadi setelah pamadihinan menyanyikan syair sehingga tidak mengurangi makna syair sebagai sebuah teks sastra.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN