Upacara Melepas dan Menyambut Haji

pula dipergunakan tari dan musik Banjar, seperti pertunjukan syair madihin, serta marhaban dan barzanji.

5.4.2.4 Upacara Melepas dan Menyambut Haji

Dalam kebudayaan Banjar di Sumatera Utara, setiap orang yang hendak menunaikan haji selalu ditepungtawari atau diupa-upa. Di rumah calon haji tersebut dilakukan upacara melepas keberangkatan calon hajinya. Calon haji ini biasanya mengundang teman-teman dan sanak saudara serta tetangga dekat untuk upacara tersebut. Para undangan yang hadir ini biasanya menggunakan busana tradisi Banjar lengkap dengan songket. Namun, calon haji tersebut tidak memakai busana Banjar, ia memakai pakaian haji yang serba putih. Adapun acara utamanya adalah berupa doa selamat selama melakukan ibadah haji yang dipimpin oleh seorang ulama. Selain itu, persembahan barzanji dan marhaban tak lupa dilakukan oleh para seniman Islam. Kemudian di ujung acara para hadirin dipersilahkan untuk menepungtawari calon haji tersebut, satu per satu hingga selesai. Biasanya selepas itu para hadirin dipersilahkan untuk memakan makanan yang telah disediakan oleh tuan rumah. Setelah calon haji pulang dari Tanah Suci, upacara yang sama juga dilakukan kepada haji tersebut, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga ia selamat selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah. Ibadah haji ini dilakukan pada bulan Zulhijjah. Di Sumatera Utara dalam konteks ibadah haji ini, biasanya sebelum melaksanakannya dilakukan manasik haji, yaitu aktivitas latihan ibadah haji. Manasik Universitas Sumatera Utara haji ini dilakukan oleh pengurus ibadah haji, yang biasanya dipusatkan di tempat asrama haji di Kota Medan, tepatnya di Asrama Haji di kawasan Titi Kuning Medan. Para calon jemaah haji ini sebelum berangkat mengikuti kelompok terbang kloter biasanya diinapkan di Asrama Haji, dengan berbagai fasilitas penginapan seperti kamar, makan, minum, dan lainnya. Tidak jarang pula setiap kelompok terbang melakukan upacara tepung tawar, agar para jamaah haji dalam kelompok itu diselamatkan Allah dan dikaruniai haji yang mabrur sebagaimana yang dicita-citakan oleh mereka bersama. Kemudian pada masanya mereka terbang dengan pesawat terbang yang telah disediakan oleh pemerintah Indonesia, dan sesampainya di Tanah Suci mereka melakukan ibadah haji. Kemudian, setelah saatnya mereka pulang lewat bandar udara Polonia Medan, dan biasanya langsung disambut oleh keluarga yang menjemputnya. Di rumah mereka telah disediakan aacara menyambut haji ini dengan tepung tawar dan para penyambut memakai pakaian tradisi Banjar. Mereka seperti saat melepas calon haji, kini menepungtawari haji yang baru, diupa-upa karena diselamatkan Allah dalam pelaksanaan ibadah, dan didoakan semoga menjadi haji atau hajjah yang mabrur dan mabrurah. Selepas itu biasanya mereka juga makan jamuan yang telah disediakan tuan rumah, terutama disipakan oleh kerabat dekat haji yang baru pulang dari tanah suci tersebut. Kesenian yang dipergunakan saat menghantar calon dan menyambut haji adalah marhaban dan barzanji. Kesenian ini secara tekstual memakai kata-kata dalam Kitab Al- Barzanji. Kadangkala diselipi juga dengan pertunjukan syair madihin.

5.4.3 Fungsi Sosiobudaya Syair Madihin