Di Kabupaten Langkat, khususnya Kecamatan Secanggang, fungsi syair madihin sebagai pen dukung mata pencarian masyarakat tidak berlaku mutlak. Hal ini disebabkan
pamadihinan tidak mengandalkan diri sebagai seniman dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Pamadihinan yang memperoleh banyak materi dari pertunjukan seni
resitasi ini hanyalah John Tralala dan Mat Nyarang. Mat Nyarang banyak mengisi acara RRI Nusantara III Banjarmasin. Sebaliknya, John Tralala berhasil memberi kesan
memuaskan kepada Presiden Suharto sehingga John Tralala memperoleh ONH Ongkos Naik Haji Plus dari Presiden RI tersebut. Dengan demikian, fungsi syair madihin sebagai
pendukung mata pencarian belum terwujud secara merata di antara para pamadihinan. Imbalan yang diterima oleh pamadihinan setelah menyanyikan syair madihin
dalam upacara adat perkawinan Banjar mengalami pergeseran dari masa ke masa. Pada masa sekarang, pada umumnya, pihak penyelenggara memberikan honorarium dalam
bentuk uang sesuai dengan kesepakatan pemesanannya. Pada masa lalu, imbalan yang diterima oleh pemadihinan adalah dalam bentuk piduduk barang tertentu yang memiliki
nilai kultural, misalnya sebilah jarum dan segumpal benang. Biasanya piduduk tersebut dilengkapi dengan barang pengiring yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan
kebutuhan primer keluarga pamadihinan, seperti hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
5.4.3.5 Ekspresi Individu
Komunikasi dalam kesenian Banjar ini juga menggunakan tanda, signal dan lambang-lambang tertentu yang boleh didekati dan dirasakan baik oleh orang Banjar atau
bukan Banjar. Komunikasi melalui kesenian termasuk syair madihin ini sedikit-
Universitas Sumatera Utara
sebanyaknya adalah untuk mengekspresikan eksistensi individu boleh jadi penyanyi, pencipta lagu, penari, dan semua orang yang terlibat dalam seni pertunjukan Banjar.
Seorang seniman yang baik tentu saja harus boleh pula berkomunikasi lisan kepada orang lain. Dalam kebudayaan Banjar, komunikasi lisan dalam seni pertunjukan ini sangat
diperlukan, karena bagaimanapun selain adanya pembawa acara yang umumnya pandai berpantun, seorang penyanyi atau penari juga harus boleh berpantun atau berbahasa
dengan baik. Selain melalui gaya, komunikasi yang mencerminkan ekspresi individu dalam
konteks sosial lainnya, di kalangan seniman-seniman Banjar Sumatera Utara adalah dengan cara komunikasi bukan lisan lainnya. Misalnya cara berbusana, mengikut
kesopanan Banjar, menarikan tarian Banjar dengan norma-norma Banjar, perilaku di atas dan di luar panggung, menjaga moralitas pribadi, dan perilaku-perilaku lainnya. Pada
prinsipnya dalam kebudayaan Banjar di Sumatera Utara eksistensi individu dihargai bila memenuhi syarat-syarat dan norma-norma sosial yang ada, yang ditanam di benak para
warga masyarakat Banjar, yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman berinteraksi sesamanya.
Komunikasi dalam kesenian Banjar sebagai ekspresi individu ini juga, mendapatkan apresiasi berdasarkan tingkat pendidikan seseorang. Jika ia seorang sarjana,
maka masyarakat telah paham bahwa honorariumnya akan lebih besar daripada seorang seniman yang berpendidikan di bawahnya. Oleh karena itu, pamadihinan harus
memperkenalkan diri sebagai wujud ekspresi individualnya, sebagaimana tercermin dalam larik-larik syair madihin berikut ini.
Harus dijaga ini kelestariannya seperti madihin saya Syahyan Kelana
Universitas Sumatera Utara
supaya meriah ini maksud tujuannya tulung rame-rame tepuk tangan bersama
bersama …………
5.4.3.6 Ekspresi Kelompok