Pengaturan Prinsip Know Your Customer pada Perusahaan Asuransi

BAB III PENERAPAN PRINSIP

KNOW YOUR CUSTOMER PADA PERUSAHAAN ASURANSI

A. Pengaturan Prinsip Know Your Customer pada Perusahaan Asuransi

Sebagai salah satu entry bagi masuknya uang hasil tindak kejahatan, asuransi ataupun jasa keuangan lain harus mengurangi risiko digunakannya sebagai sarana pencucian uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi, dan memelihara profil nasabah, serta pelaporan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan suspicious transactions yang dilakukan oleh pihak yang menggunakan jasa bank atau jasa keuangan lain. Penerapan prinsip mengenal nasabah atau lebih dikenal dengan Know Your Customer Principle KYC Principle ini didasari pertimbangan bahwa KYC tidak saja penting dalam rangka pemberantasan pencucian uang, tetapi juga dalam rangka penerapan prudential untuk melindungi dari berbagai risiko dalam berhubungan dengan nasabah dan counter-party . khususnya terhadap para nasabah, pihak asuransi, atau perusahaan jasa keuangan lain harus mengenali para nasabah agar asuransi atau perusahaan jasa keuangan lain tidak terjerat di dalam kejahatan pencucian uang. 62 Prinsip mengenal nasabah ini merupakan rekomendasi FATF, yang merupakan prinsip ke-15 dari 25 Core Principles for Effective Banking 62 Adrian Sutedi. Op.Cit,hal.147. Universitas Sumatera Utara Supervision dan Basel Committee. Pengenalan terhadap nasabah harus dilakukan mulai dari identitas nasabah, prosedur penerimaan nasabah, monitoring nasabah secara kontinu, dan kemudian melaporkan kepada pihak yang berwenang. 63 63 Gema Swadarma, “Mari Mengenal Nasabah ”, Edisi Nomor 028III. September 2001,hal.10. Prinsip Mengenal Nasabah sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang pada Pasal 17 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap orang yang melakukan hubungan usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan wajib memberikan identitasnya secara lengkap dan akurat dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Penyedia Jasa Keuangandan melampirkan dokumen pendukungyang diperlukan.” Selain itu, sebagai tanggapan atas rekomendasi FATF tersebut maka dikeluarkanlah Keputusan Menteri Keuangan KMK Republik Indonesia Nomor 45KMK.062003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Non Bank yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK Republik Indonesia Nomor 74PMK.0122006 teentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Non Bank. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 45KMK.062003 tentang Prinsip Menenal Nasabah dinyatakan bahwa: “Prinsip Menenal Nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh Lembaga Keuangan Non Bank untuk mengetahui identitas nasabah dan memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan.” Universitas Sumatera Utara Sedangkan menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74PMK.0122006 tentang Prinsip Mengenal Nasabah dinyatakan bahwa: “Prinsip Menenal Nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh Lembaga Keuangan Non Bank untuk mengetahui identitas dan latar belakang nasabah serta memantau kegiatan transaksi nasabah.” Lembaga keuangan non bank sebagaimana yang dimaksudkan oleh Peraturan ini adalah perusahaan perasuransian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan. Sementara lembaga keuangan non bank lainnya seperti perusahaan efek, pengelola reksa dana, dan bank custodian telah di atur tersendiri dengan keputusan Ketua Badan pengawas pasar modal. 64 Inti Peraturan Menteri Keuangan ini adalah bahwa setiap usaha perasuransian wajib memberikan laporan kepada pemerintah apabila ditemukan adanya indikasi nasabah yang melakukan transaksi mencurigakan suspicious transactions dalam penutupan asuransi. Defenisi suspicious transactions dalam Peraturan Menteri Keuangan adalah transaksi yang menyimpang dari profil, karakteristik serta kebiasaan pola transaksi nasabah asuransi bersangkutan danatau yang menggunakan dana untuk transaksi asuransi yang diduga berasal dari kejahatan, seperti melakukan penipuan pada perusahaan asuransi sehingga memperoleh dana dari penipuan tersebut. Dana kemudian digunakan untuk membeli polis asuransi jiwa lain dengan premi tinggi yang langsun dibayarkan pada saat penutupan polis tersebut. Selang beberapa waktu, polis akan dibatalkan, dan premi yang dibayarkan akan dikembalikan walaupun dikurangi denda. 64 http:www.kompas.com. Kapler A. Marpaung, UU Anti pencucian uang wajib Dipatuhi Nasabah Asuransi. diakses tanggal 30 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, seluruh perusahaan perasuransian dalam setiap proses penutupan asuransi akan melakukan beberapa kegiatan, antara lain, pertama, perusahaan perasuransian perusahaan asuransi, reasuransi, broker asuransi akan menetapkan kebijakan dalam penerimaan nasabah. Kedua, perusahaan perasuransian akan menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah. Ketiga , perusahaan perasuransian menetapkan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah. Serta, keempat, perusahaan perasuransian menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan Prinsip mengenal Nasabah. 65 PPATK berperan dalam hal melakukan pelaporan dan pengawasan terhadap suspicious transactions pada setiap lembaga keuangan, termasuk di sini adalah Perusahaan Asuransi. PPATK akan menganalisis setiap transaksi yang mencurigakan dan terindikasi tindak pidana pencucian uang pada perusahaan asuransi serta membuat dan memberikan laporan terhadap analisis tersebut secara Selain penerapan Prinsip Know Your Customer, dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang maka menurut undang-undang pencucian uang dibentuklah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK yang tugas pokoknya adalah membantu penegak hukum dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana berat lainnya dengan menyediakan inforamasi intelijen yang dihasilkan dari analisis terhadap laporan yang disampaikan kepada PPATK. 65 Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74PMK.0122006. Universitas Sumatera Utara berkala kepada Presiden, Dewan Perwakilan rakyat, dan lembaga yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa keuangan. 66 Pada tanggal 30 Januari 2003 menteri Keuangan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan KMK nomor 45KMK.062003 yang mengatur tentang keharusan untuk menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah PMN atau yang biasa disebut dengan Know Your Customer Principles KYC bagi Lembaga Keuangan Non Bank. Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan Menteri Keuangan tersebut adalah salah satunya sebagai upaya untuk menciptakan industri keuangan non ban yang sehat dan berstandar internasional serta terlindungi dari kemungkinan disalahgunakan untuk kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan. PMN dapat dijabarkan dalam beberapa hal berikut: PPATK dalam melakukan analisis terhadap suspicious transactions dan terindikasi tindak pidana pencucian uang pada perusahaan asuransi tidak berlaku ketentuan uandang-undang lain yang menyatakan tentang kerahasiaan perusahaan asuransi dan kerahasiaan transaksi keuangan lainnya.

B. Penerapan Prinsip Know Your Customer pada Perusahaan Asuransi