tercatat di bank tersebut, maka pemakaian lapisan-lapisan yang demikian itu dapat pula disebut layering.
Melalui “layering” dimaksudkan “separating illicit proceeds from their source by creating complex layers of financial transactions designed to disguise
the audit trail and provide anonymity”. Hubungan antara “placement” dan
“layering” adalah jelas. Setiap prosedur “placement” yang berarti mengubah
lokasi fisik atau sifat haram dari uang itu adalah juga salah satu bentuk “layering”. Strategi “layering” pada umumnya meliputi, antara lain, dengan
mengubah uang tunai menjadi aset fisik, seperti kendaraan bermotor, barang- barang perhiasan dari emas atau batu-batu permata yang mahal, atau “real
estate” , atau instrumen keuangan seperti “money orders”, cashier cheques or
securities and multiple electronic transfer of funds to so called ‘bank secrecy havens’, such as Switzerland or the Cayman Islands”.
3. Integration
Integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak
sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk kekayaan materiil atau keuangan, dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis
yang sah, maupun untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana. Dalam melakukan pencucian uang, pelaku tidak terlalu mempertimbangkan hasil yang
akan diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan karena tujuan utamanya adalah untuk menyamarkan atau menghilangkan asal usul uang
sehingga hasil akhirnya dapat dinikmati atau digunakan secara aman. Ketiga kegiatan tersebut di atas dapat terjadi secara terpisah atau simultan, namun
Universitas Sumatera Utara
umumnya dilakukan secara tumpang tindih. Modus operandi pencucian uang dari waktu ke waktu semakin kompleks dengan menggunakan teknologi dan rekayasa
keuangan yang cukup rumit. Hal ini terjadi, baik pada tahap placement, layering, maupun intergration sehingga penanganannya pun menjadi semakin sulit dan
membutuhkan peningkaan kemampuan capacity building secara sistematis dan berkesinmabungan. Pemilihan modus operandi pencucian uang bergantung dari
kebutuhan pelaku tindak pidana. Jadi, dalam integration, begitu uang tersebut telah dapat diupayakan
proses pencuciannya berhasil melalui cara layering, maka tahap selanjutnya adalah menggunakan uang yang telah menjadi halal clean money yang
digunakan untuk kegiatan bisnis atau kegiatan operasi kejahatan dari penjahat atau organisasi kejahatan yang mengendalikan uang tersebut.
Kesemua perbuatan dalam proses pencucian yang haram ini memungkinkan para raja uang haram ini menggunakan dana yang begitu besar itu
dalam rangka mempertahankan ruang lingkup kejahatan mereka atau untuk terus berproses dalam dunia kejahatan yang terutama menyangkut narkotik. Untuk
menghadapi cara-cara yang digunakan para pejabat ini dengan para pembantu mereka melalui perbagai transaksi yang tidak jelas dalam rangka menghalalkan
uang mereka dalam jumlah yang besar, maka ada tiga permasalahan yang harus ditangani jika ingin menggagalkan praktik kotor pencucian uang haram. Yang
pertama ialah kerahasiaan bank, kerahasiaan financial secara pribadi, dan efisiensi
Universitas Sumatera Utara
transaksi. Sedangkan proses pencucian uang, menurut Anwar Nasution,
54
Proses pencucian uang dilakukan melalui tiga proses. ada
empat faktor yang dilakukan dalam proses pencucian uang. Pertama, baik merahasiakan siapa pemilik yang sebenarnya maupun sumber uang hasil
kejahatan itu. Kedua, mengubah bentuknya sehingga mudah dibawa kemana- mana. Ketiga, merahasiakan proses pencucian uang itu sehingga menyulikan
pelacakannya oleh petugas hukum. Keempat, mudah diawasi oleh pemilik kekayaan yang sebenarnya.
55
54
Anwar Nasution,”Sistem Keuangan dan Proses Money laundering”, dalam Jurnal hukum Bisnis,Volume 3
.1998,hal.13
55
Adrian Sutedi.Op.Cit,hal.23
Pertama, disebut sebagai “immersion” atau “membenamkan” uang haram sehingga tidak tampak
dari permukaan. Dalam proses ini, uang hasil kejahatan ditempatkan dan dikonsolidasikan dalam bentuk dan tempat yang sulit oleh sistem pengawasan
petugas hukum. Karena menggunakan sistem pembayaran yang sah, proses “pembenaman” uang yang sah dilakukan melalui rekening koran, wesel pos
postal orders ravel’s check, surat berharga atas unjuk, ataupun instrumen keuangan lainnya yang mudah dikonversi ke dalam bentuk uang tunai dan
tabungan pada sistem perbankan. Instrumen lain yang sering digunakan menutupi pemilik ataupun sumber uang haram adalah penggunaaan transaksi kegiatan yang
memang sulit dilacak dan pajaki. Kesukaran itu mungkin bersumber dari sifat transaksi daripada kegiatan tersebut yang tidak memerlukan identitas baik pembeli
maupun penjual komoditi yang diperjualbelikan. Berapa besarnya volume ataupun
Universitas Sumatera Utara
nilai transaksi sulit ditaksir karena transaksi bersifat “cash and carry” ataupun karena tidak ada standar harga yang baku. Pelacakan semakin sulit dilakukan jika
transaksi lebih banyak menggunakan uang tunai. Kegiatan transaksi uang secara tunai tersebut, antara lain, seperti pedagang eceran. Termasuk di dalamnya seperti
restoran, bar dan klab malam, persewaan alat-alat hiburan ataupun perjudian, serta pelacuran yang dilegalisasi. Perdagangan batu mulia serta permata, barang antik,
uang, ataupun perangko tua, yang tidak memiliki standar harga yang baku, juga termasuk dalam kelompok ini.
Jika sistem peyedia jasa keuangan tidak dapat dipercaya, masyarakat kembali pada sistem tradisional. Erosi kepercayaan masyarakat pada sistem
perbankan terjadi karena kegoncangan sistem politik sosial ataupun karena adanya sistem devisa yang dikontrol ketat oleh pemerintah. Dalam sistem tradisional itu,
baik uang maupun barang berharga dijual ataupun digunakan oleh pemiliknya kepada pedagang emas ataupun valuta asing di suatu tempat ataupun di suatu
negara. Pada gilirannya pedagang tersebut memberikan surat bukti penyimpanan, baik uang maupun barang berharga itu. Surat bukti tersebut dapat diuangkan
kembali oleh pemegangnya pada jaringan yang dimiliki oleh pedagang emas dan valuta asing yang mengeluarkan surat berharga itu di tempat lain di mancanegara.
Biaya transaksi yang dipungut oleh jaringan pedagang seperti itu lebih mahal daripada biaya yang dipungut oleh sistem perbankan. Sistem seperti ini disebut
“uang terbang”. Pada tahap kedua
, uang haram yang telah dibenamkan di bawah “permukaan air” tersebut diberi sabun dan diacak. Proses penyabunan dan
Universitas Sumatera Utara
pengacakan dilakukan, baik dengan memanfaatkan Undang-Undang Kerahasiaan Bank maupun celah-celah peluang hukum, sistem politik yang “busuk”,
kelemahan administrasi serta sistem pembayaran ataupun sistem perbankan yang ada diberbagai negara. Dengan demikian, peranan para ahli hukum serta
pengacara, konsultan, dan akuntan sangat menonjol dalam proses tersebut. Disamping itu, uang haram dipindah-pindahkan dari sau rekening ke lain
rekening bank, baik dalam negeri maupun melalui transaksi antarnegara. Tujuan transaksi tersebut adalah untuk semakin menutup identitas pemilik yang
sebenarnya ataupun sumber uang harram tersebut. Untuk melayani transaksi semacam itu, pemilik uang haram membentuk prasarana jaraingan transaksi
internasional yang sangat kompleks. Prasarana dapat berupa perusahaan gadungan yang sengaja dibentuk dan beroperasi di mancanegara, apakah dimiliki sendiri
oleh pemilik uang haram ataupun cukup dapat dikontrol olehnya. Prasarana tersebut termasuk jaringan pedagang emas dan valuta asing pada sistem “uang
terbang”. Transaksi juga dapat dilakukan melalui rekening perwalian trust, baik milik pengacara, akuntan, maupun klien pemilik uang haram.
Tahap ketiga , proses pencucian uang haram disebut sebagai proses
pengeringan atau repatriasi dan integrasi. Pada tahap ini uang haram telah “dicuci” bersih dimasukkan kembali ke dalam sirkulasi dalam bentuk yang
menurut aturan hukum, telah berubah menjadi legal dan sudah membayar kewajiban pajak.
Universitas Sumatera Utara
Kompleksitas tiap tahap proses pencucian uang dan besar kecilnya jaringan prasarana yang diperlukan untuk mendukung berganung pada volume
uang haram yang akan di-“putihkan”. Sebagai contoh, uang haram jumlah besar hasil kejahatan kelompok gangster Al Capone,
56
Dewasa ini, pusat-pusat “offshore banking” telah menjalar luas ke berbagai negara miskin lainnya. Pada awalnya negara tempat penyimpanagan
uang haram adalah Swiss, Luxembourg, Lichtenstein, Hong Kong, dan Singapura. Daftar ini semakin bertambah dengan masuknya Panama. Antille Belanda, dan
Cayman Islands yang sekarang nyatanya paling disukai oleh bank-bank, baik
swasta maupun BUMN. Selain menawarkan bebas pajak, negara-negara miskin
diputihkan oleh Mayer Lansky,
baik melalui perjudian legal maupun “offshore banking”. Untuk keperluan tersebut, kelompok Al Capone mengembangkan pusat perjudian, pelacuran, serta
bisnis hiburan di Las Vegas dan Nevada, dua negara bagian yang melegalisasi bisnis seperti itu. Dalam sekejap mata, Mayer Lansky membuat Havana pada
masa Pemerintahan Presiden Fugencio Batista menjadi pusat perjudian, hiburan, dan ”offshore banking”. Tujuan utama “offshore banking” adalah untuk menjadi
pelabuhan tempat transit uang haram. Setelah Cuba jatuh ke tangan rezim
komunis dibawah Presiden Fidel Castro, Meyer Lansky pindah ke Bahama yang
dikembangkannya sebagai pusat perjudian dan hiburan serta “offshore banking” baru.
56
http:www.khn.go.id .J.E.Sahetapy,diakses tanggal 7 Februri 2010.
Universitas Sumatera Utara
tidak memiliki infrastruktur yang memadai untuk mengawasi bank ataupun transaksi keuangan masyarakat sehingga merupakan tempat yang sangat ideal bagi
kegiatan pemutihan uang. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pencucian uang adalah
kejahatan yang melibatkan upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil kejahatan. Para penjahat menyembunyikan atau menyamarkan hasil
kejahatannya melalui proses penempatan placement, pelapisan layering, atau menggabungkannya integration.
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 25
tahun 2003 sebagaimana di atur di dalam Pasal 2 angka 1 telah dicantumkan bahwa kejahatan di bidang asuransi merupakan kejahatan asal predicate offences
yang dapat mengakibatkan terjadinya tindak pidan pencucian uang. Dengan perubahan ini, pemerintah Indonesia telah mengembangkan pendekatan baru
dalam memerangi kejahatan di bidang asuransi.
57
57
Adrian sutedi. Op.Cit, hal.41.
Placement adalah sebuah tindakan dimana dana yang diperoleh dari hasil
kejahatan ditempatkan atau disimpan di dalam sistem keuangan. Di dalam proses placement
terdapat pergerakan fisik uang. Contoh placement dengan kejahatan asuransi.
Universitas Sumatera Utara
1 Melakukan pembayaran premi asuransi jiwa dalam jumlah besar dalam
jangka waktu yang relatif singkat dengan pembayaran tunai. 2
Pembelian kontrak lump-sum yang besar dimana secara historis pemegang polis terebut biasanya melakukannya dalam jumlah tidak besar atau
kontrak dengan pembayaran reguler. Layering
adalah modus dimana pihak pemegang dana melakukan berbagai macan tindakan untuk mengaburkan kepemilikan atas dana miliknya. Biasanya
pada modus ini pihak pemilik dana akan memerintahkan kepada penyedia jasa keuangan untuk melakukan pemindahan dana pada beberapa rekening di bank lain
atau penyedia jasa keuangan lainnya, baik dengan menggunakan nama pemilik sendiri maupun nama yang berbeda. Kegiatan layering juga dapat dilakukan
dengan mengubah bentuk harta hasil kejahatan menjadi bentuk harta yang lain tanpa melalui bantuan perbankan. Contoh layering terkait dengan kejahatan
asuransi adalah: 1
Pembeli jasa asuransi terlihat memiliki polis-polis yang sama yang berasal dari berbagai perusahaan asuransi lainnya.
2 Pengalihan manfaat atas suatu produk asuransi kepada pihak lain yang
nyata atau tidak ada hubungannya sama sekali. Integration
adalah tahap akhir dimana pelaku tindak kejahatan menarikmenggunakan harta yang telah di-placement atau layering bagi
kepentingan yang diinginkannya atau menggabungkan hasil harta kejahatan
Universitas Sumatera Utara
dengan harta kekayaannya yang sah. Contoh integration terkait dengan kejahatan asuransi adalah:
1 Melakukan pembelian produk-produk asuransi dan menjualnya kembali
dengan diskon pada produk asuransi single premium insurance bond. Sisa nilai yang diperoleh dimaksudkan dalam bentuk cek yang bersih dari suatu
perusahaan asuransi. hasil tersebut selanjutnya dugunakan untuk mendirikan kegiatan usaha yang baru dan apabila kekurangan dana maka
produk single premium insurance bond dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan.
2 Melakukan pembayaran premi yang cukup besar yang langsung
dibayarkan pada saat penutupan polis yang kemudian dibatalkan. Premi yang dibayarkan dikembalikan walupun dikurangi denda. Hasil
pengembalian premi kemudian diinvestasikan ke dalam usaha lain yang sah yang selanjutnya akan membeli produk asuransi lagi untuk
mengamankan perusahaannya. Terkait dengan hukuman bagi pelaku pencucian uang, maka setiap orang,
orang-perseorangan, atau korporasi termasuk perusahaan asuransi yang melakukan tindak pidana pencucian uang dapat dikenai hukuman penjara selama
5 tahun sampai dengan 10 tahun dan denda antara Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah sampai dengan Rp. 15.000.000.000,00 lima belas milyar rupiah.
Hukuman yang sama juga berlaku bagi pihak yang mendukung kejahatan pencucian uang.
Universitas Sumatera Utara
Pidana pokok yang dapat diberikan pada sebuah perusahaan adalah denda maksimal yang dapat ditambah sepertiga. Selain hukuman denda, tambahan
hukuman yang dapat diberikan pada perusahaan adalah pencabutan izin usaha atau bahkan pembubaran dan likuidasi perusahaan atas keterlibatannya dalam
money laundering.
H. Money Laundering Pasif pada Perusahaan Asuransi