Prosedur Identifikasi Transaksi Prosedur Identifikasi Transaksi Mencurigakan Prosedur Pelaporan

Penyimpanan catatan dan dokumen mengenai identitas nasabah selama 5 lima tahun merupakan hal yang sudah ditetapkan dalam Pasal 17 ayat 5 Undang-Undang Nomor 15 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. 73

b. Prosedur Identifikasi Transaksi

Identifikasi transaksi yang dilakukan Bagian Pengendalian PMN antara lain : 1 Mengembangkan sistem pemantauan yang dapat dilakukan baik secara manual ataupun otomasi untuk memudahkan pengidentifikasian transaksi mencurigakan. 2 Melakukan pemantauan dan melaporkan transaksi mencurigakan untuk di evaluasi lebih lanjut. 3 Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi transaksi nasabah, baik yang dilaporkan maupun yang tidak dilaporkan kepada PPATK.

c. Prosedur Identifikasi Transaksi Mencurigakan

Melakukan identifikasi transaksi mencurigakan suspicious transaction dengan kategori: 1 Transaksi tersebut tidak normal atau tidak sesuai dengan karakteristik dan profil nasabah. 73 Lihat Pasal 17 ayat 5 Undang-Undang Nomor 15 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Universitas Sumatera Utara 2 Transaksi tersebut diduga terkait dengan hasil kejahatan, dan 3 Tidak dapat diyakini kewajarannya setelah dilakukan verifikasi lebih lanjut. Petugas unit kerja yang bertaggungjawab pada perusahaan asuransi harus mendokumentasikan dan melakukan pengkinian yang jelas, indicator red flag dan contoh dari transaksi yang mencurigakan yang mungkin timbul di berbagai unit yang terkait. 74

d. Prosedur Pelaporan

1 Pelaporan Transaksi a Departemen Pertanggungan 1 Staf Underwriter di Departemen Pertanggungan yang mengidentifikasi transaksi mencurigakan harus segera melaporkankepada Koordinator Penerapan PMN Departemen Pertanggungan. 2 Koordinator Penerapan PMN Departemen Pertanggungan yang menerima laporan transaksi mencurigakan harus memastikan bahwa transaksi yang dilaporkan tersebut sesuai dengan salah satu contoh transaksi mencurigakan. 74 LAMPIRAN I-AI Keputusan Direktur Jendral Keuangan, Nomor Keputusan 2833LK2003 tentang Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, hal 8. Universitas Sumatera Utara 3 Koordinator Penerapan PMN Departemen Pertanggungan segera meneruskan laporan transaksi mencurigakan tersebut kepada Bagian Pengendalian PMN. b Pelaporan Kantor Cabang 1 Petugas frontliner agen, agen koordinator atau back officer kasir, KUAK yang mengidentifikasi transaksi mencurigakan harus segera melaporkan kepada Pemimpin Operasional masing-masing. 2 Pemimpin Operasional yang menerima laporan transaksi mencurigakan harus memastikan bahwa transaksi yang dilaporkan tersebut sesuai dengan salah satu contoh transaksi mencurigakan; dan apabila transaksi tersebut sesuai dengan contoh transaksi mencurigakan, Pemimpin Operasional harus segera melaporkan kepada Koordinator Penerapan PMN Kantor Cabang. 3 Koordinator Penerapan PMN Kantor Cabang harus segera meneruskan laporan transaksi mencurigakan tersebut kepada Bagian Pengendalian PMN. c Pelaporan Bagian Pengendalian PMN 1 Atas laporan transaksi mencurigakan yang disampaikan Kantor Cabang maupun Departemen Pertanggungan, maka Universitas Sumatera Utara Bagian Pengendalian PMN harus mengevaluasi untuk memastikan bahwa transaksi tersebut termasuk transaksi mencurigakan dan perlu dilaporkan kepada PPATK. 2 Selanjutnya laporan transaksi mencurigakan tersebut disampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan dan dilaporkan kepada PPATK. d Pelaporan transaksi mencurigakan bersifat rahasia. Pejabat, pegawai serta agen wajib merahasiakan pelaporan transaksi mencurigakan tersebut. 2 Transaksi Yang Dilaporkan a Transaksi Tunai Transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai dalam jumlah kumulatif sebesar Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atau lebih atau mata uang asing yang nilainya setara, baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa kali transaksi dalam satu hari kerja. b Transaksi Mencurigakan, dengan contoh sebagai berikut: 1 Permintaan asuransi yang dilakukan jauh dari tempat nasabah, dimana polis sejenis tersedia di tempat nasabah berada. Universitas Sumatera Utara 2 Permintaan asuransi untuk suatu kegiatan atau usaha di luar bentuk dan pola usaha atau kegiatan normalnya. 3 Permintaan asuransi yang diajukan oleh agen atau perantara dari luar wilayah hukum Indonesia dimana ketentuan hukum tersebut tidak memiliki regulasi perasuransian atau regulasinya sangat lemah atau dari daerah dimana kegiatan kejahatan terorganisasi misalnya, perdagangan narkoba, atau aktivitas teroris sangat menonjol. 4 Pengalihan manfaat atas suatu produk asuransi kepada pihak lain yang secara nyata tidak ada hubungan kepentingan sama sekali. 5 Permintaan asuransi dengan cara bayar sekaligustunggal yang besar, dimana secara historis pemegang polis tersebut biasanya melakukannya untuk jumlah yang tidak besar atau kontrak dengan pembayaran reguler. 6 Usaha-usaha untuk menggunakan cek pihak ketiga untuk pembayaran premi. 7 Nasabah menunjukkan tanda-tanda tidak memperhatikan isi polis tetapi lebih memperhatikan urusan pembatalan perjanjian polis. Universitas Sumatera Utara 8 Nasabah mengajukan pembayaran secara sekaligustunggal melalui wire transfer dengan menggunakan uang asing. 9 Nasabah terlihat memiliki polis-polis yang sama yang berasal dari berbagai perusahaan asuransi jiwa lainnya. 10 Nasabah masuk asuransi yang nilainya jauh di atas kemampuan keuangan yang wajar dari yang bersangkutan. 11 Nasabah masuk asuransi dengan premi yang mahal dan dalam angka waktu pendek membatalkan polis tersebut, meminta pengembalian uang dalam bentuk tunai atau diberikan kepada pihak ketiga. 12 Nasabah berusaha untuk meminjam nilai tunai maksimum dari suatu polis premi tunggal sesaat setelah pembayaran polis tersebut. 3 Batas Waktu Pelaporan a Pelaporan Kantor Cabang dan Departemen Pertanggungan ke Bagian Pengendalian PMN. 1 Penyampaian laporan transaksi tunai dilakukan paling lambat 7 tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. Universitas Sumatera Utara 2 Penyampaian laporan transaksi mencurigakan dilakukan paling lambat 1 satu hari kerja setelah diketahui adanya unsur transaksi mencurigakan. b Pelaporan Bagian Pengendalian PMN ke PPATK. 1 Penyampaian laporan transaksi tunai dilakukan paling lambat 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. 2 Penyampaian laporan transaksi mencurigakan dilakukan paling lambat 3 tiga hari kerja setelah diketahui adanya unsur transaksi mencurigakan Penyampaian laporan bagian pengendalian PMN ke PPATK telah disesuaikan dengan ketentuan Pasal 13 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 15 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. . 75 75 Lihat Pasal 13 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 15 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. PELATIHAN Guna menciptakan suatu sistem Pengenalan Nasabah yang efektif, pelatihan wajib diberikan kepada seluruh pegawai dan petugas pemasaran, termasuk pegawai baru. Universitas Sumatera Utara 1. Pegawai Dinas Luar dan Petugas Pemasaran Pegawai Dinas Luar dan Petugas Pemasaran wajib mendapat pelatihan sesuai bidang tugasnya dengan penekanan pada : a. Pemahaman tentang kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah sesuai dengan bidang tugasnya. b. Teknik persuasif untuk meminta data nasabah guna memenuhi ketentuan dalam kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah. c. Pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab dalam mengidentifikasi transaksi yang tidak normal atau tidak sesuai dengan profil nasabah. d. Pemahaman terhadap pentingnya melakukan pengkinian profil nasabah.

2. Pegawai Dinas Dalam