10
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran perilaku pencarian pengobatan mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan tahun 2013. 2. Mengetahui gambaran persepsi keseriusan yang dirasakan perceived
seriousness, kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility, persepsi manfaat yang dirasakan perceived benefits, dan persepsi
rintangan yang dirasakan perceived barrier pada perilaku pencarian pengobatan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2013. 3. Mengetahui hubungan persepsi keseriusan yang dirasakan perceived
seriousness, kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility, persepsi manfaat yang dirasakan perceived benefits, dan persepsi
rintangan yang dirasakan perceived barrier pada perilaku pencarian pengobatan mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menambah pustaka bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan mengenai perilaku pencarian pengobatan serta dapat memberikan
masukan bagi mahasiswa dalam berperilaku pencarian pengobatan yang baik dan benar.
11
1.5.2 Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan serta acuan untuk penelitian perilaku pencarian pengobatan selanjutnya yang lebih baik.
1.5.3 Bagi Fakultas Kekokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Memberikan tambahan pustaka tentang salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan oleh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2013.
1.5.4 Dinas Kesehatan
Dapat memberikan masukan bagi dinas kesehatan tentang perilaku pencarian pengobatan di masyarakat khususnya pada perilaku pencarian
pengobatan pada mahasiswa.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2013. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 oleh
mahasiswa semester 10 peminatan Promosi Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon Terhadap Sakit
Menurut Notoatmodjo 2010, masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapatkan penyakit, dan tidak dirasakan sakit disease but no illness sudah
barang tentu tidak akan bertindak apa-apa terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul
berbagai macama perilaku dan usaha. Respon seseorang apabila sakit adalah sebagai berikut:
a. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa no action. Alasanya antara lain bahwa kondisi yang demikian tidak
mengganggu kegiatan dan kerja mereka sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang
dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Tidak jarang pula masyarakat memprioritaskan tugas-tugas lainyang dianggap lebih penting daripada
mengobati sakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya. Alasan lain
seperti fasilitas kesehatan yang yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan tidak simpatik, judes, tidak responsif, takut dokter, takut
pergi ke rumah sakit, takut biaya menjadi beberapa alasan yang membuat masyarakat malas untuk melakukan pengobatan Notoatmodjo, 2010.
13
b. Tindakan mengobati sendiri self treatment atau self medication Terjadi karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya
terhadap diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalau usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan
kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian pengobatan keluar tidak diperlukan. Mengobati sendiri yang dilakukan masyarakat melalui
berbagai cara antara lain: kerokan, pijat, membuat ramuan sendiri, misalnya jamu, minum jamu yang ada di warung , minum obat yang bebas
di warung obat atau apotek Notoatmodjo, 2010.
c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional tradisional remedy
Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih menduduki tempat teratas dibanding dengan pengobatan-
pengobatan yang lain. pada masyarakat yang masih sederhana, masalah sehat dan sakit adalah lebih bersifat budaya daripada gangguan-gangguan
fisik. Identik dengan itu, pencarian pengobatan pun lebih berorientasi kepada sosial-budaya masyarakat daripada hal-hal yang dianggap masih
asing. Dukun, jamu, dan bermacam-macam obat herbal adalah
pengobatan tradisonal yang merupakan bagian dari masyarakat, berada di tengah-tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat,dan pengobatan yang
dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat, lebih diterima oleh masyarakat daripada dokter, mantri, bidan, dan sebagainya yang masih asing bagi