Keterbatasan Penelitian Persepsi Keseriusan Yang Dirasakan Perceived Seriousness Terhadap
62
melakukan perilaku pencarian pengobatan apabila merasakan gejala sakit atau gangguan kesehatan.
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang persepsinya serius terhadap gejala penyakit atau gangguan kesehatannya, tidak memiliki pengaruh terhadap
perilaku pencarian pengobatan mereka , begitu pula sebaliknya. Menurut HBM seharusnya jika seseorang persepsinya serius terhadap kondisi dirinya maka akan
mendorong seseorang untuk bertindak. Semestinya responden dapat mengukur keseriusannya sendiri misalnya seperti “seberapa seriuskah gejala saya?”,
“apakah mengancam hidup saya?”, atau “gejala sakit saya ini mengganggu kegiatan sehari-hari”, jika si responden menanggapi secara negatif maka akan
membentuk ancaman ke dalam dirinya untuk segera melakukan tindakan pengobatan. Namun sayang apabila pertanyaan-pertanyaan dalam diri tentang
keseriusan itu ditanggapi positif maka persepsi keseriusan yang diterimapun kecil. Jadi dapat diasumsikan persepsi responden tentang keseriusan berasal dari
seberapa besar dampak gejala sakit yang dirasakannya. Berdasarkan hasil per program studi, jumlah responden yang persepsinya
serius lalu melakukan pencarian pengobatan didapatkan yaitu kesehatan masyarakat sebanyak 36,8, farmasi sebanyak 27,8, keperawatan sebanyak
35,7, dan kedokteran sebanyak 50. Responden pada penelitian ini sedang berada di semester empat masa perkuliahanya, dilihat dari mata kuliah dari
semester satu sampai tiga, keempat program studi memiliki persamaan mata kuliah yaitu Anatomi Fisiologi dan juga Patologi. Anatomi atau ilmu urai
mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain sedangkan fisiologi mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan
63
normal Pearch, 2009. Untuk Patalogi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu yang mempelajari penyakit.
Menurut Notoatmodjo 2010, bahwa proses pertama dari perilaku pencarian pengobatan adalah mengenali gejala penyakit. Seorang mahasiswa
kesehatan tentu saja memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan akibat paparan informasi selama perkuliahan. Dari hasil kuesioner didapatkan
hanya 24,6 mahasiswa yang merasa gejala sakitnya tersebut parahberat dan 14,3 mahasiswa merasa sakit yang dideritanya dapat mengancam hidupnya.
Dengan responden memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisa kondisi sendiri maka konsisi sebenarnya dari gejala sakit atau
gangguan kesehatan yang sebenarnya kemungkinan besar mudah diketahui. Pada penelitian ini pun gejala sakit atau gangguan kesehatan yang dirasakan oleh
responden sebagian besar seperti sakit kepala, masuk angin, diare, radang, batuk dan flu. Penelitian Vaz 2012 tentang perilaku pencarian pengobatan terhadap
mahasiswa medis di Universitas Goa India ditemukan bahwa 31,3 mahasiswa mengdiagnosa sendiri gejala sakitnya dan 66,3 melakukan pengobatan sendiri.
Menurut McCornick-Brown, 1999, keseriusan yang dirasakan perceived seriousness berbicara kepada keyakinan individu tentang keseriusan atau
keparahan penyakit. Sedangkan persepsi keseriusan sering didasarkan pada informasi medis atau pengetahuan, juga dapat berasal dari kepercayaan yang
seseorang miliki tentang kesulitan dari penyakit akan membuat atau berefek kepada hidup seseorang secara umum.
64
Penelitian Dewi 2013 pada penlitian faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pencarian pengobatan pneumonia pada balita di
wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas Depok menyatakan bahwa persepsi keseriusan memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencarian
pengobatan ibu untuk mengatasi pneumonia anaknya. Hal tersebut dapat dimaklumi bahwa adanya perbedaan karakteristik responden. Dari segi
pengetahuan mungkin sangat berbeda jauh antara masyarkat umum dengan mahasiswa. Kemudian bisa dilihat dari sisi yang menerima keseriusannya, balita
tentu saja tidak dapat menilai kondisinya sendiri, sehingga sang ibu lah yang menilai keseriusannya. Sedangkan untuk responden mahaiswa kesehatan tentu
saja dapat merasakan keseriusan kondisi gejala sakitnya itu serius atau tidak. Masalah kesehatan penyakit dalam masyarakat, akan dipersepsikan
berbeda-beda oleh masing-masing orang. Bahkan beberapa orang yang menderita penyakit yang sama, pada sebagian orang dipersepsikan sebagai penyakit, tetapi
bagi sebagian lain dipersepsikan bukan sebagai penyakit Notoatmodjo, 2010. Dengan pengetahuan dan kemampuan menganalisa kondisi kesehatan yang baik,
maka mahasiswa dapat menerima keseriusan yang dirasakan dengan baik. Namun dari pernyataan Notoatmodjo diatas setiap orang memiliki persepsi secara
subjektif terhadap kondisi kesehatan yang dirasakan, jadi apabila mahasiswa merasakan keseriusan dari suatu gejala sakitnya, bisa saja pada mahasiswa lain
dianggap tidak serius walaupun dengan gejala sakit yang sama. Dalam teori HBM itu sendiri menyatakan bahwa bahwa ada faktor
eksternal atau subvariabel yang secara tidak langsung mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap persepsi keseriusan itu sendiri. Untuk mendapatkan tingkat
65
penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan, keuntungan, dan hambatan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang berupa faktor eksternal. Faktor-
faktor eksternal seperti pesan di media massa, nasihat atau anjuran teman, nasihat atau anjuran orang tua, dan sebagainya. Jika faktor-faktor itu tidak cukup untuk
mempengaruhi penerimaan keseriusan yang dirasakan, maka kecil juga kemungkinan persepsi keseriusan yang dirasakan mempengaruhi seseorang untuk
berperilaku. Mengacu pada Mackian 2003, bahwa pendekatan untuk mempelajari
perlaku pencarian kesehatan bisa juga menggunakan pendekatan perilaku pencarian pelayanan kesehatan pemanfaatan sistem. Kemudian menurut
Anderson dalam Notoatmodjo 2010 dengan model sistem kesehatan health system model, percaya bahwa setiap individu atau orang mempunyai perbedaan
karakterisitk, mempunyai perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, mempunyai perbedaan pola pengobatan dan penggunaan pelayanan kesehatannya masing-
masing. Ia menambahkan bahwa perbedaan struktur sosial, gaya hidup pada akhirnya mempengaruhi perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.
Penerimaan seseorang mengenai keseriusan yang dirasakan,didasarkan oleh pengetahuan, pengalaman tentang penyakit dan gangguan kesehatan yang
pernah dialami sebelumnya. Selain itu faktor eksternal juga mungkin dapat mempengaruhi penerimaan persepsi keseriusan yang dirasakan. Oleh karena itu,
pada penelitian ini ditemukan bahwa persepsi keseriusan yang dirasakan perceived seriousness tidak berhubungan secara signifikan terhadap perilaku
pencarian pengobatan oleh mahasiswa.
66