24
yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit preventif health behavior, yang oleh Becker dikembangkan dari teori lapangan menjadi model kepercayaan
kesehatan health belief model Notoatmodjo,2010. Rosesnstock 1988 menyatakan, hipotesis
Health Belief Model HBM tergantung pada terjadinya simultan pada ketiga faktor yaitu:
1. Adanya motivasi yang cukup masalah kesehatan agar menjadi sebuah masalah kesehatan yang menonjol atau relevan.
2. Keyakinan bahwa seseorang rentan terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang serius. Hal ini sering disebut Ancaman.
3. Keyakinan bahwa setelah melakukan perilaku kesehatan tertentu akan bermanfaat dalam mengurangi ancaman dan dengan biaya atau usaha yang
dikeluarkan secara subjektif diterima. Biaya mengacu pada hambatan yang diraskan harus diatasi dalam berperilaku kesehatan, namun tidak
terbatas pada pengeluaran biaya. Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas kesehatan. Kesiapan individu
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap
penyakit, dan adanya kepercayaan perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu
sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang serupa.
25
Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model memiliki empat persepsi inti yang membentuk HBM itu sendiri yaitu Keseriusan yang dirasakan
perceived seriousness, kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility, manfaat yang dirasakan perceived benefits, dan rintangan yang dirasakan
perceived barrier. Namun dalam perkembangannya faktor lain telah ditambahkan kedalam HBM seperti variabel modifikasi modifying variable,
isayarat untuk bertindak cues to action, dan juga self efficacy. Setiap persepsi tersebut baik secara sendiri maupun dikombinasikan dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku kesehatan Rosenstock, 1988. Berikut Komponen Dari Teori Health Belief Model HBM;
1. Persepsi keseriusan yang dirasakan perceived seriousness
Rosenstock dalam Glanz 1990 menyatakan keseriusan yang dirasakan perceived seriousness dapat diartikan sebagai perasaan tentang keseriusasn
dari tertular penyakit atau meninggalkan penyakit yang tidak diobati, termasuk dalam konsekuensi medis dan klinis kematian, cacat, dan rasa sakit dan
konsekuensi sosial efek terhadap pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial. Tindakan individu untuk menilai keseriusan kondisi dari penyakit yang
dideritanya. Menurut Notoadmodjo 2010, Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan
penyakit terhadap individu atau masyarakat tersebut. Penyakit, polio misalnya, akan dirasakan lebih serius bila dibandingkan dengan flu. Oleh karena itu,
tindakan pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan bila dibandingkan dengan pencegahan dan pengobatan flu.
26
Konstruk dari keseriusan yang dirasakan perceived seriousness yaitu berbicara kepada keyakinan individu tentang keseriusan atau keparahan
penyakit. Sedangkan persepsi keseriusan sering didasarkan pada informasi medis atau pengetahuan, juga dapat berasal dari kepercayaan yang seseorang
miliki tentang kesulitan dari penyakit akan membuat atau berefek kepada hidup seseorang secara umum McCornick, 1999.
2. Persepsi kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility
Mengacu pada persepsi subjektif seseorang tentang resiko mengidap penyakit atau hal yang mengganggu kondisi kesehatan. Agar seseorang
bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan susceptible terhadap penyakit tersebut. Dengan kata lain,
suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan tiba bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.
Menurut Belcher 2005 risiko atau kerentanan seseorang adalah salah satu persepsi yang lebih kuat dalam mendorong orang untuk mengadopsi
perilaku sehat. Semakin besar risiko yang dirasakan, semakin besar kemungkinan dalam perilaku untuk mengurangi risiko. Logis bahwa ketika
orang percaya bahwa mereka berada pada keadaan risiko penyakit, mereka akan lebih cenderung untuk mencegah hal itu terjadi. Sayangnya, sebaliknya
juga terjadi. Ketika orang percaya bahwa mereka tidak berisiko atau memiliki kerentanan risiko rendah, cenderung mengakibatkan perilaku tidak sehat yep,
1993.
27
Kombinasi kerentanan yang dirasakan dan keseriusan disebut ancaman. Ancaman yang dirasakan memiliki komponen kognitif dan dipengaruhi oleh
informasi. Ini menciptakan tekanan untuk bertindak, tetapi tidak menentukan bagaimana seseorang akan bertindak G.M. Hochbaum, 1958.
3. Persepsi manfaat yang dirasakan perceived benefits
Ketika penerimaan persepsi kerentanan perceived susceptibility diri dan juga diyakini keseriusaanya perceived seriousness sebagai ancaman
perceived threat, itu menentukan tindakan tertenetu yang mungkin diambil. Secara hipotesis bergantung keyakinan seseorang tentang efektivitas berbagai
tindakan yang tersedia ada dalam mengurangi ancaman penyakit atau manfaat yang diterima dari melakukan perilaku kesehatan. Seseorang yang
menunjukan tingkat optimal keyakinan dalam kerentanan dan keparahan tidak akan melakukan tindakan kesehatan kecuali tindakan itu dianggap layak dan
manjur Glanz, 1990. Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang
dianggap gawatserius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan ini akan tergantung manfaat yang dirasakan apabila melakukan tindakan
tersebut. Notoatmodjo, 2010. Konstruksi atau manfaat yang dirasakan adalah opini seseorang dari nilai atau kegunaan dari perilaku baru dalam mengurangi
risiko pengembangan penyakit. Orang-orang cenderung mengadopsi perilaku yang lebih sehat ketika mereka percaya perilaku baru akan mengurangi
kesempatan mereka untuk terserang penyakit. Apakah orang-orang berusaha untuk makan lima porsi buah-buahan yang sayuran sehari jika mereka tidak
28
percaya itu adalah menguntungkan? Akan orang berhenti merokok jika mereka tidak percaya itu bahwa lebih baik untuk kesehatan? Apakah orang
menggunakan tabir surya jika mereka tidak percaya itu terbukti? Mungkin tidak Frank Swedmark, 2004.
Begitu pula dengan tindakan mengobati. Seseorang akan mengambil tindakan mengobati baik dari manfaat yang akan didapat besar atau tidak.
Apabila mengobati sendiri sudah dapat menyembuhkan penyakitnya, maka mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan kurang dirasa membrikan banyak
keuntungan atau manfaat.
4. Persepsi hambatan yang dirasakan perceived barrier
Aspek potensial dari suatu tindakan kesehatan dapat menjadi hambatan utnuk melakukan tindakan yang disarankan. Secara tidak sadar, analisis biaya
dan manfaat terhadap efeketifitas dari tindakan kesehatan, berbahaya memiliki efek samping negatif dan iatrogenik, tidak menyenangkan menyakitkan, sulit,
menjengkelkan, tidak nyaman, memekan waktu, dan lainnya Glanz, 1990. Penilaian individu mengenai seberapa besar hambatan yang akan
ditemui apabila melakukan suatu tindakan. pada umumnya manfaat dari tindakan perceived benefits lebih menentukan daripada rintangan-rintangan
yang mungkin ditemukan di dalam melakukan suatu tindakan tersebut Notoatmodjo, 2010.
Karena perubahan bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah bagi kebanyakan orang, konstruk terakhir dari HBM mengatasi masalah hambatan
yang dirasakan untuk berubah. Evaluasi individu sendiri dari hambatan dalam
29
mengadopsi perilaku baru. Dari semua konstruksi, hambatan yang dirasakan adalah yang paling signifikan dalam menentukan perubahan perilaku Janz
Becker, 1984. Rosenstock 1974 dalam Glanzs 1990 menyatakan tingkat gabungan
kerentanan dan keparahan menyediakan energi atau kekuatan untuk bertindak dan persepsi manfaat tanpa hambatan-hambatan menyediakan jalur yang
disukai untuk bertindak. Keseimbangan antara keuntungan dan hambatan kemungkinan mensugesti seseorang untuk mendapatkan perilaku yang
diinginkan, tetapi tidak selalu menentukan bahwa mereka akan bertindak. Jika skor manfaat dan hambatan yang dirasakan seseorang untuk berperilaku
mendekati seimbang, orang tersebut akan merasa bimbang untuk bertindak Hocbhaum, 1958.
5. Variabel Modifikasi modifying variables
Keempat konstruk utama dari empat persepsi di pengaruhi oleh variabel yang lain, seperti budaya, tingkat pendidikan, pengalaman masa lalu, keahlian,
dan motivasi. Hal tersbut adalah karakteristik individual yang mempengaruhi persepsi personal Hayden, 2009. Diyakini bahwa beragam demogarafik,
sosiopsikologis, dan variabel struktural, seperti contoh yang diberikan, mempengaruhi persepsi individu dan secara tidak langsung mempengaruhi
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya faktor sosiodemografi, terutama pendidikan diyakini memiliki efek tidak langsung pada persepsi
kerentanan, keparahan, manfaat, dan hambatan Glanz, 1990.
30
6. Isyarat untuk Bertindak cues to action
Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kagawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang
berupa factor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut, misalnya pesan-pesan pada media masa, nasehat atau anjuran kawan-kawan anggota keluarga lainnya
dari si sakit dan sebagainya Notoatmodjo, 2010.
7. Self-Efficacy
Bandura Menjelaskan Self efficacy adalah kepercayaan seseorang tentang kemampuannya untuk melakukan sesuatu . Orang-orang pada
umumnya tidak akan mencoba sesuatu yang baru tanpa mereka berpikir mereka dapat melakukanya. Jika seseorang percaya perilaku yang baru berguna
manfaat yang dirasakan, tetapi tidak berpikir ia mampu untuk melakukannya hambatan yang dirasakan, maka kesempatan itu tidak akan dicoba. Self
efficacy di tambahkan ke dalam health belief model yang asli pada tahun 1988 Rosenstock, Strecher, becker 1988.
Penelitian Kurnia 2012 tentang faktor-faktor yang melatar belakangi pasien patah tulang berobat ke pengobatan tradisional ahli patah tulang di
sumedang didapatkan tiga faktor dari teori HBM yang paling berpengaruh utnuk responden dalam menentukan keputusaanya untuk memilih tempat pelayanan
kesehatan untuk mengobati sakitnya, yaitu faktor motivasi untuk menyembuhkan sakitnya, faktor persepsi manfaat benefit perceived dan persepsi rintangan
barrier perceived, serta kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan.
31
Kemudian penelitian Sri Yenita 2011 tentang faktor determinan perilaku pemilihan tenaga penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat menyatakan adanya hubungan antara persepsi keseriusan yang dirasakan perceived seriousness, persepsi manfaat yang
dirasakan perceived benefits terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan. Penelitian Andham 2013 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku ibu dalam pencarian pengobatan pneumonia pada balita di wilayah kerja puskesmas pancoran mas depok didapatkan bahwa ada hubungan antara persepsi
keseriusan terhdapa perilaku ibu memiilih pengobatan pneumonia tersebut. Meskipun responden tidak mengetahui bahwa gejala sesak napas dan napas cepat
adalah gejala pneumonia, namun responden memiliki persepsi bahwa gejala tersebut berbahaya maka dapat mendorong responden untuk mencari pengobatan
ke pelayanan kesehatan. Dari ketiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pesrsepsi-persepsi
yang ada di dalam teori health belief model berpengaruh terhadap perilaku individu dalam berbagai perilaku pengobatan.
32
33
bidang: perilaku kesehatan preventif, perilaku peran sakit dan penggunaan klinik. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komponen dari Model
Kepercayaan Kesehatan dapat terkait dengan Perilaku Pencarian Pengobatan pada mahasiswa.
1. Keseriusan yang dirasakan perceived seriousness
Menurut Notoadmodjo 2010, bahwa tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan
penyakit terhadap individu tersebut. Persepsi seseorang tentang penyakit dan gejala penyakit dapat berdampak buruk terhadap dirinya sehingga dibutuhkan
tindakan pengobatan.
2. Kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility
Resiko atau kerentanan seseorang merupakan salah satu persepsi yang kuat dalam mendorong orang untuk berperilaku sehat. Persepsi seseorang tentang kerentanan
penyakit atau gejala penyakitnya dapat bertambah parah sehingga butuh tindakan pengobatan
3. Manfaat yang dirasakan perceived benefits
Persepsi seseorang tentang manfaat yang didapatkan dari tindakan pengobatan. Seseorang akan mengambil tindakan mengobati baik dari manfaat
yang akan didapat besar atau tidak. Apabila dengan dibiarkan saja sudah dapat menyembuhkan penyakitnya, maka pencarian pengobatan kurang dirasa
memberikan banyak keuntungan atau manfaat.
34
4. Hambatan yang dirasakan perceived barrier
Persepsi seseorang tentang hambatan atau rintangan dari tindakan pengobatan yang akan diambilnya. Hocbhaum 1958 menyatakan keseimbangan
antara keuntungan dan hambatan kemungkinan mensugesti seseorang untuk mendapatkan perilaku yang diinginkan, tetapi tidak selalu menentukan bahwa
mereka akan bertindak. Jika skor manfaat dan hambatan yang dirasakan seseorang untuk berperilaku mendekati seimbang, orang tersebut akan merasa bimbang
untuk bertindak.
2.7 Kerangka Teori
Menurut Notoatmodjo 2010 perilaku pencarian penyembuhan atau pengobatan adalah perilaku kelompok orang sakit yang berupaya untuk mecari
penyembuhan atau pengobatan guna membebaskan diri dari penyakit tersebut, serta memperoleh pemulihan kesehatannya.
Penelitian Pendahuluan yang telah dilakukan kepada 20 Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tentang perilaku mereka
ketika mengalami sakit. Diketahui sebanyak sepuluh orang mahasiswa mengobati sendiri self treatmentself medication, empat orang mahasiswa mencari
pengobatan keluar ke fasilitas kesehatan, dan enam orang mahasiswa tidak melakukan apa-apa no action terhadap penyakitnya.
Dari hasil di atas diketahui adanya perbedean perilaku pencarian pengobatan oleh mahasiswa di fakultas kedokterna dan ilmu kesehatan UIN
35