32 organisasi yang bekerja di bawah arahan tim anggaran. Penyusunan anggaran
dalam suatu organisasi biasanya dikoordinasi oleh tim anggaran dan departemen anggaran. Tim anggaran anggotanya terdiri atas manajer divisi
dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu organisasi atau unit organisasi. Tim anggaran berperan dalam pemeriksaan,
memberikan tujuan dan tuntutan kebijakan, mengasistensi unit-unit penyusun anggaran, menyelesaikan berbagai konflik anggaran, menyetujui anggaran
final sebelum disetujui dewan komisaris, serta memonitor kerja aktual dari pelaksanaan anggaran Yuwono, dkk, 2005:34.
Jadi, proses penyusunan anggaran sektorpublik tidak jauh berbeda dengan sektor swasta, dimulai dari tahap persiapan, ratifikasi, implementasi, hingga
pelaporan dan evaluasi yang disusun oleh tim anggaran untuk melaksanakan tujuan organisasi.
3. Partisipasi Anggaran
Hansen dan Mowen 2009:448 menjelaskan partisipasi anggaran memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam
pembuatan anggaran daripada membebankan anggaran kepada para manjer tingkat bawah. Partisipasi anggaran mengkomunikasikan rasa tanggungjawab
kepada para manajer tingkat bawah dan mendorong kreativitas, karena adanya keterlibatan manajer tingkat bawah dalam pembuatan anggaran, tujuan
anggaran akan lebih menjadi tujuan pribadi para manajer yang akan menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar. Peningkatan tanggung
33 jawab dan tantangan inheren dalam proses tersebut akan memberikan insentof
non-uang yang mengarah pada tingkat yang lebih tinggi. Anthony dan Govindarajan 2006:86 menjelaskan bahwa partisipasi
anggaran sebagai salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen akan mendorong manajer agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai cita-cita
organisasi. Brownell 1982 dalam Falikhatun 2007:2 mengatakan bahwa partisipasi penganggaran merupakan suatu proses dimana individu-individu
terlibat langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan
dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka. Teori keagenan telah digunakan untuk menjelaskan partisipasi anggaran.
Hasil yang diharapkan oleh principal dalam hal ini adalah pihak pemerintah dapat ditingkatkan melalui perolehan informasi terhadap agen
masyarakat yang diwakili oleh DPRD sebelum proses penyusunan anggaran. Dari proses partisipasi dalam penyusunan anggaran, pemerintah akan
memperoleh kesempatan mendapatkan informasi dari masyarakat yang dapat disampaikan secara lebih akurat berupa informasi lokal yang berguna sebagai
standar yang dapat memberikan keuntungan dalam pengukuran kinerja. Proses penganggaran pada umumnya mempunyai tiga pendekatan yaitu,
pendekatan dari atas ke bawah top-down yang menyatakan eksekutif perusahaan menentukan jumlah anggaran dan kemudian menekankan jumlah
tersebut pada tingkat-tingkat yang lebih bawah, kelemahan sistem ini dirasakan oleh manajer yang lebih rendah sebagai pemaksaan yang tidak
34 realistis oleh orang-orang yang tidak langsung bersentuhan dengan aktivitas
bisnis. Pendekatan kedua adalah bawah-atas bottom up, dimana manajer yang lebih rendah yang menentukan anggaran sehingga kelemahannya sering
mengabaikan eksekutif. Sistem ketiga adalah partisipasi atau pendekatan menerima dan memberi, dengan manajer pada berbagai tingkatan berunding
untuk mencapai anggaran yang memuaskan semua pihak. Adapun karakteristik dari pertisipasi dalam penyusunan anggaran dapat
dilihat dari beberapa faktor Sumarno 2005:203, yaitu : a. Pengaruh yang besar dalam partisipasi pengukuran anggaran
b. Pengaruh dalam revisi penyusunan anggaran c. Pengaruh mengenai pendapatusulan dalam penetapan anggaran
d. Keyakinan dalam memutuskan suatu anggaran e. Pentingnya kontribusi usulan atau pemikiran dalam penyusunan anggaran
f. Keikutsertaan dalam kegiatan penyusunan anggaran Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran maka disimpulkan
bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran. Maka
proses anggaran secara partisipasi sangat dibutuhkan. Dengan adanya penyusunan anggaran secara partisipasi dapat terjadi pertukaran informasi
baik antara atasan dengan bawahan maupun level manajemen yang sama.
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran
Patisipasi anggaran mempunyai dampak positif terhadap motivasi manajerial Anthony dan Govindarajan, 2007:87, yaitu:
35 1 Komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita, yang
disebabkan kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita- cita anggaran apabila berada dalam kendali manajer, dibandingkan bila
dipaksa secara eksternal. 2 Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil keahlian dan
pengetahuan pribadi pembuat anggaran. Pertukaran informasi yang efektif akan meningkatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai
pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan selama fase peninjauan dan persetujuan.
3 Penyusunan anggaran partisipatif sangat menguntungkan bagi lingkungan yang dinamis dan tidak pasti, karena manajer atas pusat
pertanggungjawaban memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban.
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran
Anggaran partisipatif juga memiliki tiga dampak negatif yang berpotensi menimbulkan masalah Hansen dan Mowen, 2009:448-449,
yaitu: 1 Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Beberapa manajer senderung menyiapkan anggaran yang terlalu tinggi atau terlalu ketat. Jika tujuan terlalu mudah dicapai, seorang
manajer bisa kehilangan minat dan kinerjanya bisa menurun. Persiapan anggaran yang terlalu ketat dapat memastikan kegagalan dalam
36 pencapaian standar. Sebaiknya para manajer dalam partisipasi
anggaran menetapkan tujuan yang tinggi, tetapi dapat dicapai.
2 Membuat kelonggaran dalam anggaran sering disebut sebagai menutupi anggaran
Kelonggaran anggaran atau budgetary slack atau menutup anggaran padding the budget munsul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau mingggikan biaya dengan sengaja untuk menurunkan resiko yang dihadapi manajer.
3 Partisipasi semu Partisipasi anggaran muncul ketika manajer puncak menerapkan
pengendalian jumlah atau proses penganggaran sehingga hanya mencari partipasi palsu dari manajer tingkat bawah partisipasi semu.
Dalam hal ini manajemen puncak hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, yang berakibat
manfaat dari partisipasi anggaran ini tidak akan didapat. Partisipasi anggaran memeiliki dampak positif yaitu dengan adanya
partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak hanya dari atasan tetapi bawahanpun turut dilibatkan dalam proses penyusunannya karena pertukaran
informasi yang efektif akan meningkatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai pekerjaan yang dilakukan. Akan tetapi partisipasi dalam
penganggaran juga menimbulkan dampak negatif salah satunya adalah adanya
37 partipasi palsusemudari manajer tingkat bawah hanya untuk emndapatkan
persetujuan formal dari atasan sehingga partispasi yang diharapkan tidak tercapai.
4. Asimetri Informasi