66 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen terhadap
dependen koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari
variabel independent terhadap variabel dependent koefisien regresi signifikan Ghozali, 2009. Hipotesis alternatif yang
hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha3 : Interaksi antara partisipasi anggaran dan kecukupan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Pengujian interaksi inilah yang digunakan untuk menguji hubungan antara partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dimana asimetri
informasi dan kecukupan anggaran digunakan sebagai variabel moderating.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini terdiri atas empat variabel, yaitu partisipasi anggaran sebagai variabel independen,asimetri
informasi dan kecukupan anggaran sebagai variabel moderating, serta senjangan anggaran sebagai variabel dependen. Variabel-variabel yang diteliti
adalah :
1. Partisipasi penganggaran
Variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran, yaitu tingkat partisipasi manajer dalam mempersiapkan anggaran dan
berpengaruh dalam menentukan pencapaian tujuan anggaran di pusat pertanggungjawabannya. Untuk mengukur partisipasi anggaran digunakan
67 instrumen yang dikembangan oleh Milani 1975 yang dikutip dari J.
Sumarno 2005 dengan enam pertanyaan yang berskala 1 sampai 5 menggunakan skala Interval.
2. Informasi asimetri
Asimetri informasi dalam penelitian ini merupakan variabel moderating. Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila pemilik atau
atasan tidak memliki informasi yang cukup mengenai kinerja agenbawahan sehingga atsan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan
terhadap hasil aktual perusahaan Falikhatun 2007:6 Asimetri informasi adalah informasi akurat yang lebih dimiliki oleh bawahannya
dibandingkan atasannya yang dapat mempengaruhi pengukuran kinerja. Variabel asimetri informasi akan diukur dengan pendekatan instrumen
Dunk 1993 dimana terdapat enam item pertanyaan, dengan 5 skala Interval.
3. Kecukupan Anggaran
Kecukupan anggaran merupakan kondisi dimana persepsi individu masing-masing pejabat struktural pusat pertanggungjawaban bahwa
sumber-sumber yang dianggarkan untuk masing-masing unit organisasinya mencukupi untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuannya. Nouri dan Perker, 1998 dalam Sofian Sugioko, 2008.
Kecukupan anggaran akan dapat menunjang keberhasilan organisasi dalam menjalankan operasi perusahaan. Instrumen yang digunakan
68 diambil dari Nouri dan Parker 1998yang dikutip dari Widi Hariyanti
2002 dikembangkan dengan menggunakan enam item pertanyaan. Kecukupan anggaran diukur dengan skala Interval 5 lima point.
4. Senjangan anggaran
Menurut Young 1985 mendefinisikan senjangan anggaran sebagai besaran dimana para manajer dengan sengaja memasukkan sumber daya
yang berlebihan ke dalam anggaran, atau dengan sadar tidak menyatakan kemampuan produktif yang sesungguhnya.Senjangan anggaran merupakan
variabel dependen dalam penlitian ini. Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang
mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya Young, 1985. Item-item yang dipakai
dalam pengukuran senjangan anggaran mengacu pada daftar pertanyaan yang telah digunakan Dunk 1993 yang terdiri atas enam pertanyaan.
Untuk mengukur variabel budgetary slack digunakan kuesioner yang merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh Dunk 1993 yang terdiri
dari 6 enam item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala interval 1-5.
69
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator
No. Butir Pernyatan
Pengukuran Partisipasi
Anggaran X
1
Sumber: Milani 1975
dalam Sumarno,
2005
1. Pengaruh yang besar dalam
partisipasi pengukuran anggaran
2. Pengaruh dalam revisi penyusunan anggaran
3. Pengaruh mengenai
pendapatusulan dalam penetapan anggaran
4. Keyakinan dalam
memutuskan suatu
anggaran 5. Pentingnya
kontribusi usulan atau pemikiran
dalam penyusunan
anggaran 6. Keikutsertaan
dalam kegiatan
penyusunan anggaran
1
2
3
4
5
6
Skala Interval 1-5
Asimetri Informasi X
2
Sumber: Dunk 1993
g. Informasi yang dimiliki bawahan dibandingkan
dengan atasan h. Hubungan input-output
yang ada dalam operasi internal
i. Kinerja potensial j. Teknis pekerjaan
k. Mampu menilai dampak potensial
l. Pencapaian bidang
kegiatan 1
2
3 4
5
6
Skala Interval 1-5
Kecukupan Anggaran X
3
Sumber: Nouri dan
Parker 1998 dalam Widi
Hariyanti 2002
1. Pengaruh anggaran
dalam penyelesaian
pekerjaan 2. Ketercapaian
tujuan dengan anggaran yang
tersedia 3. Keyakinan penyelesaian
tugas dengan anggaran yang tersedia
1, 2
3,4
5,6
Skala Interval 1-5
Bersambung ke halaman berikutnya
70
Tabel 3.1 Lanjutan
Sumber : Diolah dari berbagai referensi 2013
Senjangan AnggaranY
Sumber: Dunk 1993
1. Pengaruh anggaran dalam
motivasi produktivitas
2. Pencapaian anggaran dalam
pelaksanaan kerja
3. Pengawasan dalam
penggunaan anggaran
4. Tanggungjawab anggaran
5. Pencapaian target
6. Realisasi anggaran
1
2 3
4 5
6
Skala Interval 1-5
71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
Paradigma Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, bertumpu padademokratisasi, pemberdayaan aparatur dan masyarakat serta
peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat, menempatkan posisi penting dan strategis daerah sebagai basis otonomi dan unsur terdepan
bagi masyarakat. Hal ini menuntut perubahan mendasar terhadap struktur pemerintahan dan kultur aparatur di semua tatanan.
Sebagai penyelenggara otonomi daerah, kota Sukabumi adalah salah satu wilayah berstatus Kotamadya dari sembilan Kotamadya di
Propinsi Jawa Barat. Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung-jawab sebagaimana Undang-Undang dimaksud,
menempatkan Daerah KabupatenKota sebagai pelaksana Otonomi yang utuh dan luas, dengan demikian kewenangan yang semula
berakumulasi pada Pemerintah Pusat lebih bergeser kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota sehingga berdampak secara signifikan
terhadap fungsi unsur staf pemerintah daerah.
72 Pelaksaan kerja aparatur daerah kota Sukabumi juga mengacu
pada visi dan misi kota Sukabumi. Dimana Visi Kota Sukabumi adalah “Terwujudnya kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan berkualitas
bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan di Jawa Barat berlandaskan iman dan taqwa”. Sejalan dengan visi kota terdapat misi
Kota Sukabumi, yaitu : a. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan
berbudaya b. Mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas
c. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas d. Mewujudkan pengembangan perdagangan dan sektor lapangan
usaha lainnya yang berdaya saing tinggi e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur
pemerintahan daerah yang profesional dan amanah f. Mewujudkan Kota Sukabumi yang nyaman dan indah
Berdasarkan peraturan daerah kota Sukabumi Nomor. 6 tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kota
Sukabumi, Gambar 4.1 berikut merupakan struktur organisasi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi :
73
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
2. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Sukabumi