Perspektif Teori Sumber Daya Mobilisasi Resourse Mobilization Theory

24

2. Perspektif Teori Sumber Daya Mobilisasi Resourse Mobilization Theory

Smelser, seperti dikutip Sanderson, menjelaskan beragam tindakan dalam gerakan sosial terjadi karena adanya mobilisasi atas dasar sistem keyakinan yang mengalami proses generalisasi yang terdiri dari hal-hal yang bersifat histeria, keinginan, norma, dan nilai. 26 Perspektif sumber daya mobilisasi menunjukan beragam tindakan partisipan dalam gerakan sosial menjadi efektif ketika dijalankan oleh suatu organisasi gerakan sosial. McCarthy menjelaskan sumber daya mobilisasi sebagai sejumlah cara kelompok gerakan sosial melebur dalam aksi kolektif, termasuk didalamnya taktik gerakan dan bentuk organisasi gerakan sosial. 27 Tilly, dikutip Muhtadi, menyatakan bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah jaringan informal dan formal yang menghubungkan individu-individu dengan organisasi gerakan sosial. 28 Jaringan seperti dijelaskan Klandermans, juga dikutip Muhtadi, sebagai struktur sosial, yaitu serangkaian hubungan sosial yang mendorong atau menghambat perilaku, sikap, dan kemungkinan partisipan untuk terlibat dalam suatu gerakan sosial. Klandermans kemudian menjelaskan pentingnya kepemimpinan untuk menetapkan sumber daya bagi para partisipan suatu gerakan sosial sedangkan Maguire membagi sumber daya ke dalam dua kategori, yaitu yang tangible yang mencakup uang, ruang, 26 Stephen K. Sanderson, Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, terjemahan Jakarta: Rajawali Press, 1995, hal. 60. 27 John D McCarthy, “Constrain and Opportunities in Adopting, Adapting, and Inventing” dalam Comparative Perspective on Social Movements Political Opportunities, Mobilizing Structure, and cultural Framming, Doug McAdam, John Mc Carthy dan Mayer N Zald, ed Cambridge: Cambridge University Press, 1996, h. 141. 28 Burhanuddin Muhtadi, Diskusi Agama dan Sekularisme di Ruang Publik; Pengalaman Indonesia: Demokrasi Zonder Toleransi: Potret Islam Pasca Orde Baru, h. 9. 25 perlengkapan, dan seterusnya dan intangible yang mencakup kapasitas kepemimpinan, manajerial dan pengalaman organisasi, justifikasi ideologis, taktik dan semacamnya. 29 McCarthy menjelaskan dua kategori yang membangun struktur mobilisasi, yaitu, struktur formal dan informal. Dalam struktur mobilisasi informal yang identik dengan gerakan lokal, jaringan kekerabatan dan persaudaraan menjadi dasar bagi rekrutmen gerakan. 30 Konsep struktur informal, kemudian berkembang menjadi lebih luas ketika dihubungkan dengan mobilisasi gerakan. Situmorang mengutip Woliver yang menekankan pentingnya faktor ingatan komunitas sedangkan Gamson dan Schmeidler mengidentifikasi beberapa faktor jaringan struktur informal seperti, perbedaan dalam sub-kultur dan infrastruktur protes serta McAdam menjelaskan hubungan formal dan informal di antara masyarakat dapat menjadi sumber solidaritas dan memfasilitasi struktur komunikasi. 31 Tetapi McCarthy melihat gerakan sosial yang mempergunakan struktur informal sebagai dasar analisis, belum mampu memetakan struktur informal secara mendalam. Struktur sumber daya mobilisasi memasukan serangkaian posisi sosial dan lokasi dalam masyarakat untuk dapat dimobilisasi dalam suatu gerakan sosial. Kelompok atau organisasi formal memainkan peranan penting dalam 29 Ibid., h. 9. 30 John D McCarthy, “Constrain and Opportunities in Adopting, Adapting, and Inventing”, h. 141. 31 Ahmad Wahib Situmorang, Gerakan Sosial: Studi Kasus Beberapa Perlawanan Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 8. 26 membentuk struktur mobilisasi yang kemudian disebut organisasi gerakan sosial. 32

3. Perspektif Pembingkaian Aksi Kolektif Collective Action Frames