Definisi Anak TINJAUAN TEORI

Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir dalam perkembangan, yaitu fase genital. Dalam fase ini anak dihadapkan dengan masalah yang kompleks, dan ia diharapkan mampu bereaksi sebagai orang dewasa. Kesulitan yang sering timbul pada fase ini seringkali disebabkan oleh karena si anak belum dapat menyelesaikan tahap perkembangannya dengan tuntas.

D. Definisi Anak

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, anak adalah manusia yang masih kecil, orang yang berasal dari atau dilahirkan di suatu negeri, daerah dsb, manusia yang lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa, dapat juga dikatakan sebagai keturunan Adam manusia. 11 Anak juga merupakan buah hati kedua orang tuanya yang dapat menyenangkan hati, dan memberikan kebahagiaan serta sebagai perhiasan pada kehidupan rumah tangga kerena sudahlah lengkap kebahagiaan dengan hadirnya buah hati anak. 12 Selanjutnya pengertian anak di dalam Undang-Undang adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun. 13 Dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet. I, h. 30-31. 12 E lfi Yuliani Rochmah, M.Pd.I, “Psikologi Perkemmbangan”, Yogyakarta:Teras,2005, cet.1,h.50 13 UU Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 menyebutkan bahwa : “Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin”. 14 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberikan batasan mengenai pengertian anak atau orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berumur 21 dua puluh satu tahun. Seperti yang telah dikatakan pada Pasal 330 yang berbunyi : ”belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun, dan tidak lebih dahulu kawin”. Selain itu, dapat pengertian lain bahwa anak pada hakekatnya adalah seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa. 15 Anak juga dapat dikatakan sebagai manusia muda yang batasan usianya tidak selalu sama di berbagai negara. Di Indonesia, sering dipakai batasan usia anak dari 0 sampai 12 tahun. Maka dengan demikian, dalam kelompok anak di Indonesia akan termasuk bayi, anak balita, anak usia sekolah. 16 Begitu pula yang dikutip oleh Nur Abdul Hafizh dalam bukunya “Mendidik Anak Bersama Rosulullah SAW, dikatakan juga bahwa menurut al-Ghazali anak adalah amanat yang harus dijaga bagi orang tuanya, hatinya, bersih, suci, polos, dan kosong dari segala ukiran dan gambar. Disini dapat dipahami bahwa anak adalah seseorang yang masih berada dalam tahap perkembangan menuju dewasa. Adanya pentahapan menunjukan anak sebagai sosok manusia dengan kelengkapan- 14 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak 15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Anak Jakarta: Rineka Cipta, 1990, Cet ke-3, h.. 166 16 Ensiklopedi Nasional Indonesia, Bekasi: PT Delta Pamungkas, 2004, cet. IV. H. 4 kelengkapan dasar dalam dirinya baru mencapai kematangan hidup melalui beberapa proses seiring dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu, anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa orang tua dan pendidik pada umumnya. 17 Ada dua fenomena yang mempengaruhi pandangan terhadap anak- anak sebagai fenomena biologis dan psikologis dan anak sebagai fenomena sosial dan legal. a. Anak sebagai fenomena biologis Secara biologis anak adalah orang yang mengalami fase perkembangan masa kanak-kanak yaitu fase antara anak balita dengan dewasa. Anak sebagai fenomena biologis dan psikologis, anak juga di persepsikan sebagai manusia yang masih berada dalam tahap perkembangan yang belum mencapai tingkat yang utuh. Kenyataan itu ditandai dari kondisi fisik, organ reproduktif, kemampuan motorik, kemampuan mental dan psikososialnya yang dianggap masih belum selesai. Dari perspektif biologis dan psikologis, kategori anak biasa diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkat perkembangan seperti masa bayi, balita, kanak-kanak, remaja akhir dan seterusnya. b. Anak sebagai fenomena sosial Sebagai fenomena sosial dan legal, anak karena tingkat perkembangan mental dan psikososialnya dianggap tidak 17 Khasanah Sya’idah, “Pemikiran Pendidikan Anak” dalam“ Abdullah Nashih „Ulwan”, Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1425 H2005 M, h. 32 mempunyai kapasitas untuk melakukan tindak sosial dan legal tertentu. Namun sebagai fenomena sosial dan legal, sub klasifikasi itu tidak dikenal. Dalam perspektif legal, anak merupakan satu fenomena tunggal. Dalam hal ini anak hanya dipertahankan dengan orang dewasa yang dianggap sudah sepenuhnya mampu melakukan tindakan legal tertentu. Perbedaan anak dengan orang dewasa biasanya dipatok dengan batas umur tertentu. Batas umur tersebut bisa berbeda-beda bergantung pada jenis tindakan yang dilakukan. Misalnya, untuk dianggap mempunyai kapasitas melakukan suatu tindak kejahatan ditetapkan suatu batasan umur yang ditetapkan untuk melakukan perkawinan.

E. Pengertian Anak Terlantar