BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis pada tanggal 11 Agustus 1928 dan
diresmikan pada tahun 1930. Pada tahun 1942, penjajahan Jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih rumah sakit ini. Rumah Sakit ini berganti nama
menjadi Syuritno Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.
Pada tahun 1947, rumah sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit Kota Medan. Dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17
Agustus1950, maka Rumah Sakit Kota Medan diambil alih oleh Pemerintah Pusat di Jakarta dan namanya menjadi Rumah Sakit Umum Pusat. Pada tahun 1971, Rumah
Sakit ini diserahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi Medan, kemudian
pada tahun 1979 nama Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi Medan ditabalkan menjadi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pada tanggal 27 Desember 2001 RSU Dr. Pirngadi diserahkan kepemilikannya dari pemerintah propinsi Sumatera
Utara kepada pemerintah kota Medan dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Dr. Pirngadi Medan. Pada tanggal 6 September 2002, status
kelembagaan RSUD Dr. Pirngadi Medan ditetapkan menjadi Badan Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Organisasi dipimpin oleh seorang kepala badan yang membawahi 5 bidang yaitu : Bidang Perencanaan dan Rekam Medik,
Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis, Bidang Keperawatan, Bidang Pendidikan dan Penelitian, serta Bidang Pemeliharaan.
5.2. Sosiodemografi 5.2.1. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009 Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita fraktur berdasarkan Sosiodemografi di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 Berdasarkan Sosiodemografi
Karakteristik Jumlah
f 1. Umur Tahun
5 – 15 16 – 26
27 – 37 38 – 48
49 – 59 60 – 70
71 – 81 11
46 24
9 13
7 4
9,7 40,4
21,0 7,9
11,4 6,0
3,6
Total 114
100
2. Jenis Kelamin Laki – Laki
Perempuan 79
35 69,3
30,7
Total 114
100
3. Suku Batak
Jawa Minang
Melayu Aceh
Nias 59
30 9
6 5
5 51,7
26,7 7,8
5,0 4,4
4,4
Universitas Sumatera Utara
Total 114
100
4. Agama Islam
Kristen 75
39 65,8
34,2
Total 114
100
5. Pendidikan SD
SMP SMA
Diploma Sarjana
Tidak tercatat 10
11 63
9 6
15 8,8
9,6 55,3
7,9 5,3
13,1
Total 114
100
6. Pekerjaan PelajarMahasiswa
PNS Pegawai Swasta
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Lain – Lain Tidak Bekerja
Tidak Tercatat 30
17 6
31 8
5 5
12 26,3
14,9 5,3
27,2 7,0
4,4 4,4
10,5
Total 114
100
7. Status Perkawinan Kawin
Tidak Kawin 57
57 50
50
Total 114
100
8. Sumber Biaya Umum
Program Pemerintah Askes
Medan Sehat JPKM
Kartu Sehat 48
66 44
16 4
2 42,1
57,9 38,6
14,0 3,5
1,8
Total 114
100
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita fraktur rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 berdasarkan sosiodemografi:
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan umur, proporsi tertinggi adalah kelompok umur 16 – 26 tahun sebesar 40,4 dan yang terendah pada kelompok umur 71 – 81 tahun sebesar 3,6.
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi tertinggi adalah laki – laki 69,3 dibandingkan perempuan 30,7.
Berdasarkan suku, proporsi tertinggi adalah suku Batak sebesar 51,7 59 orang, yang terendah yaitu suku Aceh dan Nias masing – masing sebesar 4,4 5
orang. Berdasarkan agama, proporsi tertinggi pada agama Islam yaitu 65,8 75
orang,dibandingkan agama Kristen sebesar 34,2 39 orang. Berdasarkan pendidikan, proporsi tertinggi adalah SMA 55,3 69 orang,
terendah yaitu Sarjana 5,3 6 orang, dan yang tidak tercatat sebesar 13,1 15 orang.
Berdasarkan pekerjaan, proporsi tertinggi adalah wiraswasta yaitu 27,2 31 orang, yang tidak bekerja sebesar 4,4 5 orang, lain – lain sebesar 4,4 5 orang,
dan yang tidak tercatat 10,5 12 orang. Berdasarkan status perkawinan, proporsi penderita fraktur sama besar antara
kawin dan tidak kawin, masing – masing 50 57 orang. Berdasarkan sumber biaya, proporsi tertinggi adalah sumber biaya program
pemerintah 57,9 66 orang dibandingkan biaya umum 42,1 48 orang.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi penderita fraktur berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut :
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Umur Tahun Jenis Kelamin
Total Laki-laki
Perempuan f
f f
5 – 15 16 – 26
27 – 37 38 – 48
49 – 59 60 – 70
71 – 81 6
31 20
7 10
2 3
5,3 27,2
17,5 6,1
8,8 1,8
2,6 5
15 4
2 3
5 1
4,4 13,1
3,5 1,8
2,6 4,4
0,9 11
46 24
9 13
7 4
9,7 40,3
21,0 7,9
11,4 6,2
3,5
Total
79 69,3
35 30,7
114 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui proporsi umur tertinggi adalah kelompok umur 16 – 26 tahun 40,3, proporsi penderita laki-laki 27,2 sedangkan
perempuan 13,1. Proporsi umur terendah pada kelompok umur 71 – 81 tahun 3,5, dengan proporsi jenis kelamin laki-laki 2,6 dan perempuan 0,9.
Diperoleh Seks ratio 79:35 = 2,25 : 1 yang berarti bahwa penderita fraktur lebih banyak terjadi pada laki – laki.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Berdasarkan Penyebab Fraktur Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009 Berdasarkan Penyebab Fraktur Penyebab Fraktur
Jumlah
f Kecelakaan lalu lintas
Terjatuh Trauma benda tajamtumpul
90 19
5 78,9
16,7 4,4
Total 114
100
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita fraktur rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009 berdasarkan penyebab fraktur
yang paling tinggi adalah kecelakaan lalu lintas 78,9 90 orang, dan paling rendah karena trauma benda tajamtumpul yaitu sebesar 4,4 5 orang.
5.4. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Berdasarkan Jenis Fraktur Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009 Berdasarkan Jenis Fraktur Jenis Fraktur
Jumlah
f Tertutup
Terbuka 84
30 73,7
26,3
Total 114
100 Pada tabel 5.4. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita fraktur rawat
inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009 berdasarkan jenis fraktur yang tertinggi adalah jenis tertutup 73,7 84 orang, sedangkan jenis terbuka sebesar
26,3 30 orang.
Universitas Sumatera Utara
5.5. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Berdasarkan Letak Fraktur Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009 Berdasarkan Letak fraktur Letak Fraktur
Jumlah
f Kepala
Ekstremitas Atas Badan
Panggul Ekstremitas Bawah
31 11
6 3
63 27,2
9,6 5,3
2,6
55,3
Total 114
100
Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita fraktur rawat
inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009 berdasarkan letak fraktur, yang paling tinggi adalah ekstremitas bawah yaitu sebesar 55,3 63 orang, dan yang paling
rendah pada bagian panggul yaitu sebesar 2,6 3 orang.
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Berdasarkan PenatalaksanaanMedis Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009 Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan Medis
Jumlah
f Operasi
Tanpa Operasi 63
51 55,3
44,7
Total 114
100 Pada tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita fraktur
rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009 berdasarkan penatalaksanaan medis, tertinggi adalah dengan operasi 55,3 63 orang, sedangkan tanpa operasi
adalah 44,7 51 orang.
Universitas Sumatera Utara
5.7. Distribusi Proporsi Penderita Fraktur Berdasarkan Lama Rawatan