6.1.2. Suku Proporsi penderita fraktur yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009 berdasarkan suku dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
51.7
26.7 7.8
5 4.4
4.4 10
20 30
40 50
60
Batak Jawa
Minang Melayu
Aceh Nias
Suku P
ro p
o rs
i
Grafik 6.2 Diagram Bar Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Suku di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Berdasarkan grafik 6.2 dapat dilihat bahwa proporsi penderita fraktur berdasarkan suku, yang paling tinggi adalah suku Batak 51,7 dan yang paling
rendah adalah suku Aceh dan Nias masing – masing 4,4.Hal ini bukan berarti bahwa suku Batak lebih berisiko terkena fraktur, tetapi karena pasien yang datang ke
RSUD Dr. Pirngadi Medan lebih banyak suku Batak. Menurut penelitian Juita di RS St.Elisabeth Medan tahun 2002, proporsi suku
penderita fraktur terbanyak adalah suku Batak 59,8
14
Universitas Sumatera Utara
6.1.3. Agama Proporsi penderita fraktur yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009 berdasarkan agama dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
65.8 34.2
Islam Kristen
Grafik 6.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Agama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Pada grafik 6.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita fraktur berdasarkan
agama, yang paling banyak adalah agama Islam 65,8 dibandingkan Kristen 34,2. Hal ini bukan berarti orang yang menganut agama Islam lebih berisiko terhadap
terjadinya fraktur, tetapi karena pasien yang datang ke RSUD Dr. Pirngadi Medan lebih banyak beragama Islam.
Menurut BPS tahun 2007, jumlah penduduk Sumatera Utara yang menganut agama Islam sebanyak 7.530.839 65,4.
29
Universitas Sumatera Utara
6.1.4. Pendidikan
Proporsi penderita fraktur yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
8.8 9.6
55.3
7.9 5.3
13.1 10
20 30
40 50
60
SD SMP
SMA Diploma
Sarjana Tidak
Tercatat
Pendidikan
P ro
p o
rs i
Grafik 6.4 Diagram Bar Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Berdasarkan grafik 6.4 dapat dilihat bahwa proporsi penderita fraktur berdasarkan pendidikan, yang paling tinggi adalah SMA dengan proporsi 55,3 dan
yang paling rendah adalah Sarjana 5,3 dan terdapat proporsi yang tidak tercatat sebanyak 13,1. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Dr. Pirngadi Medan,
penyebab fraktur paling banyak adalah kecelakaan lalu lintas 78,9. Dapat diasumsikan penderita fraktur dengan pendidikan SMA yang merupakan kelompok
usia muda, lebih bebas bermobilisasi di luar rumah dalam aktivitas atau pergaulan sehari – hari sehingga kemungkinan besar dapat mengalami kecelakaan lalu lintas
yang mengakibatkan fraktur.
Universitas Sumatera Utara
6.1.5 Pekerjaan